Restoran dengan konsep terbaru ala Eropa ditambah sentuhan modern itu tidak terlalu penuh pengunjung.
Interiornya terkesan berkelas dengan paduan industrial di beberapa sudutnya. cocok sekali untuk menjadi tempat pertemuan resmi dengan klien atau sekedar mencicipi menu-menunya yang lezat.
Soal kelas, tidak diragukan lagi. Harga sajian makanan dan minuman hanya cocok untuk para manusia berkantong tebal. Termasuk Sana. Putri kedua Marcel Tjahyadi pemilik salah satu perusahaan besar swasta yang bergerak di bidang industri makanan ringan hingga makanan instan.
Wanita cantik dengan kulit putih bersih hasil turunan dari kedua orangtuanya itu sudah duduk lebih dari lima menit di meja sudut restoran. Menunggu seseorang yang ia yakini akan datang sebentar lagi.
Matanya tak sengaja bertubrukan dengan sepasang mata bulat yang begitu cerah milik balita perempuan yang kiranya memiliki usia dua tahun. Karena terus ditatal balik maka Sana tersenyum dan melambaikan tangan. Balita tersebut merespon dengan seringai lebar menunjukkan deretan gigi mungilnya yang sepertinya sudah tumbuh semua. Dalam hati Sana mengaduh gemas dengan bocah perempuan yang duduk bersama kedua orang tuanya itu.
"Maaf aku terlambat."
Fokus Sana teralih lalu ia tersenyum, "aku juga belum terlalu lama sampai. Mau pesan apa?" Sana lalu memanggil pelayan.
"Macchiato."
"Oke, Macchiato satu, Matcha latte satu."
Pelayan mencatat pesanan Sana lalu pergi setelah meminta konsumennya menunggu.
Hening menyelimuti sampai pelayan mengantar pesanan mereka."Tjahyadi Group setuju untuk berinvestasi di perusahaanmu." Mulai Sana. Wanita itu lalu menyodorkan map berisi penawaran pembelian untuk saham dan berkas kesepakatan pada lawan biacaranya.
"Kamu serius?" Tanya Adam sangsi. Terkejut juga. Pasalnya perusahaan Rahadi Jaya bukanlah perusahaan yang bisa disandingkan dengan Tjahyadi Group. Belum lagi masalah kebakaran gudang penyimpanan stok minuman lama dan produk terbaru mereka yang otomatis membuat gagalnya penjualan mengancam keberlangsungan perusahaan milik keluarga yang kini berada di bawah kendalinya.
Tersenyum lagi, Sana tertawa kecil, "buat apa aku bohong?" Ia menyelipkan rambut coklatnya ke balik telinga.
Adam lalu membuka map yang ada di tangan dan membaca poin tiap poin secara teliti.
Pria yang menggunakan kemeja biru abh dengan dasi navy polos itu menahan nafas saat tahu harga yang akan ditawarkan Tjahyadi Group pada saham perusahaannya. Sungguh nilai yang fantastis dan amat sangat menggiurkan.
Dua kali lipat lebih tinggi dari penawaran yang ia ajukan pada beberapa investor lain tetapi langsung ditolak. Tentu saja. Siapa yang mau membeli saham perusahaam kecil dan hampir bangkrut seperti Rahadi Jaya.
Semua kesepakatan kerjasama tidak beda jauh dengan kesepakatan yang biasanya ia baca ketika bekerja sama dengan beberapa pihak. Namun, untuk perusahaan sekelas Tjahyadi Group, perlu dipertanyakan motivasinya berinvestasi pada perusahaan yang bahkan bisa diakuisisi dengan mudah oleh mereka.
Menutup map, Adam lalu mendongak untuk bertatapan langsung dengan kedua mata Sana.
"Apa syarat sebenarnya dari investasi ini?"
Sana mengangkat gelas minumannya dan menyesap rasa matcha sebelum menjawab, "pernikahan."
Alis Adam terangkat sebelah. Tidak yakin dengan kata yang ia dengar.
"Aku mau kamu, menikah denganku. Dengan begitu, Tjahyadi Group tidak akan sulit untuk menanamkan investasi pada perusahaanmu." Sana mengangkat tangan ketika Adam hendak menyela, "Dari 50% saham perusahaan Rahadi Jaya yang kamu jual, tersisa 50% saham yang dibagi menjadi milikmu dan para investor lain. Jika kita menikah, bisa dibilang kamu tidak perlu khawatir atas 50% saham yang telah kamu jual pada Tjahyadi Group, karena 70% saham Tjahyadi Group adalah milik keluargaku.
"Perusahaanmu akan aman karena sebagai pemilik saham terbesar, Tjahyadi Group tetap tidak akan mengusik atau merubah banyak kebijakan dalam menjalankan opersional perusahaan keluargamu tanpa persetujuanku."
Adam mendengkus, tepat sekali. Wanita di depannya ini amat sangat cermat melihat peluang yang ada. Pantaslah, Tjahyadi Group bisa sebesar saat ini. Penawaran mereka sangat sulit ditolak. Namun dengan imbalan pernikahan?
Yang benar saja. Ia memiliki wanita yang ia cintai dan akan ia nikahi jika saja, perusahaannya tak mendapat masalah besar.
"Harus kuakui. Tawaranmu amat sangat menarik. Terlebih untuk perusahaan kecil milik keluargaku. Tapi harus aku katakan bahwa aku tidak bisa menerima bantuan dari perusahaanmu jika harus menumbalkan diriku sendiri."
"Pikirkan lagi, dengan Tjahyadi Group sebagai penyokong, maka kemungkinan besar akan banyak perusahaan besar lain yang melirik Rahadi Jaya untuk bekerja sama. Perusahaanmu akan semakin berkembang."
"Aku rasa, kamu yang harus memikirkannya lagi." Adam tatap mata Sana lekat, "pernikahan tidak semudah kamu menyukai seseorang maka kamu bisa memaksanya menikahimu." Adam menggeleng pelan, "pernikahan adalah kesepakatan dari dua orang untuk hidup bersama, saling mencintai dan menyayangi."
"Aku mencintaimu."
"Kamu terobsesi. Dan itu bukan cinta." Sangkal Adam telak.
Dikembalikannya map yang ia pegang pada Sana. Menyesap macchiato yang mulai dingin, Adam lalu mengeluarkan beberapa lembar uang pecahan seratus ribu dari dalam dompet dan meletakkan di atas meja.
Sana hanya diam memperhatikan gerak-gerik dari lelaki di hadapannya. Sampai lelaki itu hendak berdiri namun duduk kembali hanya untuk berucap, "terima kasih atas penawarannya. Tapi maaf aku tidak bisa menerimanya. Permisi."
"Ayahmu sudah mendengar penawaran ini." Gerakan Adam terhenti mendengar kata-kata Sana. "Pasti ... harapannya semakin besar padamu." Pancing Sana lagi.
Sempat terdiam, Adam kemudian melangkah pergi, begitu saja. Seringai tipis tersungging di bibir Sana sembari memandang punggung Adam yang kian menjauh.
Oh, Sana Marcellina Tjahyadi baru saja ditolak oleh seorang pria yang ia lamar untuk menjadi suami. Padahal di luar sana ada banyak lelaki mengantri hanya untuk mendapat kesempatan berkenalan.
Sayang sekali.
Tapi kita lihat saja nanti, berapa lama seorang Adam Rahadiansyah mampu menggaungkan penolakan pada wanita seperti Sana.
Sana yakin tak akan lama.
.
.
.
.Senin, 30 agustus 2021
Duh, apa yang bakal Sana lakuin?
Karakter Sana kenapa malah kerasa serem ya buat saya?😅
![](https://img.wattpad.com/cover/282886558-288-k136122.jpg)
KAMU SEDANG MEMBACA
Forced To Love (Tamat)
General FictionBagi Sana Marcellina Tjahyadi, putri seorang pengusaha sukses yang hidup bergelimang harta, segalanya bisa didapatkan dengan uang. Termasuk membuat seorang Adam Rahadiansyah bertekuk lutut menerima lamarannya meski lelaki itu sudah mempunyai tunanga...