Masihkah ada yang nunggu Adam?
Jangan lupa vote komen dan tambah ke perpustakaan^^
.
.
."Maaf."
Semilir angin dan langit keorenan, tanda perpisahan sang surya pada bumi yang nampak begitu indah untuk dikagumi. Namun, mengapa perpisahan mahkluk di bumi tak dapat dilukiskan seindah itu?
"Aku tidak yakin bisa memaafkan kamu semudah itu." Naya memalingkan muka dari lelaki yang duduk di sampingnya.
"Kamu pantas melakukannya." Adam menunduk sedih. Menghindari tatapan sendu penuh luka dari wanita yang sudah mengisi penuh hati dan pikirannya selama ini.
"Mengapa harus kamu, Dam? Mengapa harus kita?" Lirih Naya pilu. Buliran bening yang sejak tadi berusaha ditahan harus luruh saat hati tak kuat menanggung perihnya kenyataan.
"Maaf Nay, maaf." Adam beringsut mendekat lalu merengkuh tubuh Naya dalam dekapan erat.
Seumur hidupnya, sejak mengenal Naya di enam belas tahun sebagai teman sekolah. Tak pernah Adam bisa menggantikan perasaan nyaman juga sayang yang timbul untuk gadis itu ke perempuan lain.
Jadi, saat dirinya lulus kuliah strata satu, ia beranikan diri menyatakan perasaan kepada wanita mungil itu. Dan mendapat respon yang sama.
Mereka menjalani tahun demi tahun hubungan dengan berbagai macam rintangan, kesalahpahaman, jarak, kesibukan, emosi dan banyak hal. Namun semua itu bisa dilewati oleh keduanya hingga satu tahun yang lalu Adam memutuskan untuk melamar Naya.
"Ada banyak cara yang bisa dilakukan, tapi kenapa harus kamu yang menjadi syarat kesepakatan itu? Kenapa kamu yang harus dia ambil?" Isakan Naya tak terbendung. Bagaimana pun rencana pernikahan mereka sudah dekat. Tapi Tuhan seakan menjatuhkan bom besar tepat di hadapan mereka. Ledakannya amat dahsyat hingga menghancurkan Adam dan Naya tanpa bisa menghindar.
Adam tak dapat menjawab. Karena memang tak memiliki jawaban. Lelaki tersebut masih menggunakan kemeja yang ia pakai untuk bertemu Sana namun Jas dan dasinya sudah ia tinggal di mobil.
"Aku cinta kamu Adam. Kenapa kamu harus melakukan ini, padaku?"
"Kamu tahu, aku juga mencintaimu, Nay. Tapi tak ada yang bisa kulakukan. Ayah dan banyak orang bergantung harapan padaku."
Dan kamu memilih untuk melepaskan aku, melepas jalinan cinta kita. Memejam mata, Naya biarkan air matanya membasahi kemeja Adam.
Menarik diri dengan pelan, Naya menyusut sisa tangis meski tak bisa sepenuhnya hilang, tak menolak ketika telapak tangan Adam yang hangat ikut menghapus basah di pipi.
"Aku paham. Kamu tak mungkin mempertahankan hubungan kita dengan resiko hancurnya perusahaan keluargamu dengan memilih aku yang tak berarti-"
"Nay, kamu tahu bukan itu maksudku! Kamu berarti. Kamu wanita yang aku cintai dan ingin aku nikahi. Tapi-"
"Tapi sekarang bukan lagi. Ada wanita lain yang akan kamu nikahi dan jadikan istri."
"Nay-"
"Cukup, Dam! Apa pun itu, tidak akan ada yang bisa membuat kita bersama lagi. Kamu sudah membuat kesepakatan. Dan aku akan menerima meski sulit."
Naya bangkit diikuti Adam. Berdiri berhadapan, Naya lalu menarik sesuatu di jari manisnya, "selamat. Atas rencana pernikahanmu. Aku harap kamu tidak setega itu untuk mengundangku."
Adam menatap pilu tangan Naya yang terulur memberikan sebuah cincin yang menjadi tanda pertunangan mereka setahun lalu.
Karena Adam tak merespon, Naya lalu mengambil tangan lelaki itu untuk menaruh cincin putih itu dalam kepalan tangan Adam.
"Kita selesai. Terima kasih untuk semua hal yang pernah kita lalui selam-a in-i," tersendat Naya menarik nafas sebelum tersenyum miris. "Selamat tinggal Adam."
Adam tahu, betapa terlukanya hati wanita yang kini sudah berbalik dengan langkah cepat karena ia pun merasakannya. Ia merasakan patahan hatinya sebesar Naya.
Beginikah akhir, kisah cintanya? Tatanan masa depan yang mudah dihancurkan hanya dalam waktu singkat.
Rupanya, pepatah bahwa manusia hanya mampu berencana namun Tuhanlah yang menentukan akhirnya adalah benar. Dan Adam sudah membuktikannya.
Menatap sekali lagi cincin di telapak tangan, Adam lalu memasukkan benda berkilau itu ke saku celana. Tak berniat ia buang satu pun kenangan Naya sampai kapan pun.
*.*
01 September 2021
KAMU SEDANG MEMBACA
Forced To Love (Tamat)
General FictionBagi Sana Marcellina Tjahyadi, putri seorang pengusaha sukses yang hidup bergelimang harta, segalanya bisa didapatkan dengan uang. Termasuk membuat seorang Adam Rahadiansyah bertekuk lutut menerima lamarannya meski lelaki itu sudah mempunyai tunanga...