Kening berkerut dan bibir yang maju beberapa senti tak membuat putri Marcel Tjahyadi tampak jelek. Raut meneliti dan decakan tak puas darinya mampu membuat desainer sekelas Sukma Gunawan canggung. Sudah sejak satu jam yang lalu ia duduk berhadapan dengan Sana, melihat wanita itu mencorat-coret beberapa sketsa gaun yang ia buat.
Dua hari lalu, seorang wanita yang mengaku asisten dari Sana Marcellina Tjhayadi meneleponnya untuk membuat beberapa rancangan gaun pernikahan.
Dan hari ini, ketika Sana datang untuk melihat hasilnya, tak ada yang membuat perempuan itu puas.
"Ubah bagian atas menjadi off shoulder. Dan tambahkan heartline di bagian dadanya." Sana menunjuk bagian sketsa yang sudah dia ubah dengan pulpen.
"Berikan detail berlian di seluruh gaunnya. Tapi dengan ukuran yang kecil. Karena aku tidak mau kalau gaun yang kupakai malah jadi kampungan." Lanjutnya lagi.
"Baik, Nona." Sukma Gunawan tersenyum. Ia mengerti selera dari kliennya ini. Dan ikut menyanjung pemilihan batu mulia berlian yang akan digunakan karena memiliki makna kesetiaan. Tak heran batu itu sering dipakai sebagai hiasan pada baju atau aksesoris pengantin.
"Oh iya, satu lagi. Tolong untuk bagian ekor jangan terlalu panjang. Itu akan sedikit menyusahkan."
Sukma Gunawan mencatat beberapa poin penting permintaan Sana. Sebelum pulang, desainer kondang itu mengukur tubuh Sana.
Sana lalu keluar dari bangunan yang menjadi butik sekaligus kantor milik Sukma Gunawan. Tepat beberapa langkah mendekati mobilnya yang terparkir, ia melihat seorang wanita berdiri mentapa tajam ke arahnya.
"Ada yang bisa kubantu?" Sana tahu perempuan ini. Orang suruhannya sudah memberikan banyak potret foto dari wanita ini ketika Sana memintanya untuk mengawasi Adam beberapa bulan lalu.
"Aku tahu, kamu pasti mengenalku. Tolong batalkan kesepakatan kalian. Aku tahu Adam adalah sosok bertanggung jawab dan mau merelakan dirinya untuk kepentingan banyak orang, tapi tak bisakah kamu membantu dia tanpa mengambil keuntungan darinya?" Pinta Naya serius.
Sana bersedekap santai. "Tidak ada bantuan gratis di dunia ini. Begitu pun dalam bisnis. Harus ada keuntungan dari setiap transaksi yang melibatkan banyak resiko seperti investasi pada perusahaan yang hampir bangkrut seperti milik Adam."
"Iya, aku tahu itu. Tapi tak bisakah hanya keuntungan berupa uang yang kamu ambil? Kamu tahu maksudku. Kamu bisa berinvestasi dan mendapat keuntungan besar, nanti, setelah perusahaan Rahadi Jaya stabil. Kamu tak harus membuat Adam mengikuti keinginanmu agar perusahaannya mendapat bantuan."
"Kalau begitu, kamu bantulah perusahaan itu sendiri! Jangan mengguruiku untuk hal yang tidak akan aku lakukan. Adam sudah setuju, itu artinya tidak ada yang berhak merubah kesepakatan kami." Ucap Sana sombong. Perempuan itu lalu menekan kunci mobil. Ketika sedang membuka pintu tubuhnya terdiam mendengar geraman Naya, ia lalu berbalik dan berucap, "berhentilah untuk bertingkah jahat. Kamu menghalangi usaha Adam untuk menjadi anak berbakti dan pemimpin yang bertanggung jawab bagi karyawannya." Nasehat Sana dengan nada sok bijak.
"Kamu yang jahat! Kamu yang membuat Adam tidak punya pilihan selain menikahimu!" Desis Naya emosi.
Sana berdecih muak dalam hati. Meladeni wanita patah hati hingga kesetanan memang menyebalkan. Ia harus rela waktu berharganya terbuang sia-sia mendengar ocehan tak berhaga dari wanita di depannya.
"Sudah marah-marahnya? Kalau begitu aku harus pergi dulu." Ucap Sana santai sembari bersedekap. Namun sikap itu memancing kemarahan Naya lebih besar.
"Pernikahan kalian tidak akan bahagia. Dan kamu akan menyesal merebut Adam dariku!" Desis Naya saat Sana sudah masuk dan menutup pintu mobilnya. Untuk sepersekian detik tubuh Sana terdiam mendengar kata-kata dari mantan tunangan calon suaminya yang seperti sebuah kutukan, sebelum ia mendengkus tak peduli dan memasang seatbelt. Menyalakan mesin dan menginjak pedal gas agar cepat pergi dari tempat itu.
Dari mana wanita itu tahu ia berada di tempat ini? Mengganggu saja!
*.*
Jum'at 03 September 2021
Sana atau Naya yang nyebelin?
KAMU SEDANG MEMBACA
Forced To Love (Tamat)
Ficción GeneralBagi Sana Marcellina Tjahyadi, putri seorang pengusaha sukses yang hidup bergelimang harta, segalanya bisa didapatkan dengan uang. Termasuk membuat seorang Adam Rahadiansyah bertekuk lutut menerima lamarannya meski lelaki itu sudah mempunyai tunanga...