"Halo, Sana. Aku-ada sesuatu yang ingin aku bicarakan denganmu."
Sana menahan diri untuk tidak tertawa mendengar nada gugup dari Adam di sambungan telepon.
"Tentang apa?" Tanya Sana pura-pura tak tertarik.
"Tentang ... penawaran darimu waktu itu."
"Penawaran? Penawaran yang mana?" Tanya Sana pura-pura tak tahu.
Tak ada jawaban, Sana lalu meninggikan sedikit nada siaranya, "Adam, jika yang kamu ingin sampaikan bukan hal penting. Lebih baik kututup teleponnya. Kamu pikir aku tidak sibuk?!"
"Tunggu!" Adam nyaris berteriak. "Jangan tutup teleponnya, tolong." Menarik nafas sejenak. Sana tidak tahu bahwa di tempatnya, Adam harus memejamkan mata sejenak sebelum mengucapkan kata yang begitu berat untuknya. "Aku mau menikah denganmu."
Sudut bibir Sana terangkat tinggi. Kena kau Adam!
"Kamu pikir, tawaran itu masih berlaku? Huh! kamu sudah melewatkan kesempatan itu, jadi untuk apa sekarang kamu membicarakannya lagi?"
Menekan egonya, Adam kembali meminta, "Sana. Aku tahu, tawaran itu masih berlaku, kan? Aku minta maaf akan pertemuan terakhir kita seminggu yang lalu. Nasib perusahaanku di ujung tanduk. Dan hanya kamulah yang bisa membantu."
"Mengemis, heh?"
Adam tidak peduli lagi bagaimana Sana menilai dirinya. Ia lebih peduli akan nasib keluaraga juga para karyawan yang bekerja di perusahaannya.
"Datanglah ke Mirarita Hotel. Bilang pada resepsionis kalau kau ingin bertemu denganku."
"Kenapa harus di hotel? Kita bisa membicarakan kesepakatan ini di tempat lain, kan? Di restoran kemarin juga tidak apa." Bantah Adam tak setuju.
"Maka jangan berharap aku mau membantu perusahaanmu itu." Ucap Sana dingin.
Tak ada pilihan, maka biarkan dirinya menghempaskan harga diri yang masih ia miliki hanya agar wanita itu mengulurkan bantuan.
"Baik, aku akan sampai tiga puluh menit dari sekarang."
Mematikan ponsel, Sana Lalu tertawa puas. Lebih cepat dari yang ia pikirkan.
Menatap interior mewah kamar hotel yang saat ini ia tempati, senyum kemenangan tidak bisa hilang dari wajah cantiknya.
Lihatlah! Hanya orang bodoh yang bilang bahwa uang bukan segalanya. Karena nyatanya, dengan uang kita bisa mendapatkan apa yang kita inginkan.
Beruntung sekali ia terlahir dari keluarga dengan harta berlimpah ruah.
*.*
31 Agustus 2021

KAMU SEDANG MEMBACA
Forced To Love (Tamat)
General FictionBagi Sana Marcellina Tjahyadi, putri seorang pengusaha sukses yang hidup bergelimang harta, segalanya bisa didapatkan dengan uang. Termasuk membuat seorang Adam Rahadiansyah bertekuk lutut menerima lamarannya meski lelaki itu sudah mempunyai tunanga...