15.

664 112 7
                                    

Cewek maupun cowok fisip sekarang sedang heboh-hebohnya. Tidak semua, sih. Tapi beberapa ada yang histeris lantaran Samudra Tondi baru saja datang bersama kedua sohibnya yaitu Christopher dan Abintara.

Ketiga anak teknik yang merupakan bintangnya kampus itu berjalan di koridor. Melangkah menuju kelas di mana Byanel berada.

Gila, ini gila. Bisa-bisanya Tondi berani datang sementara rumor tentang keduanya masih hangat.

Teriakan maupun bisikan dari mereka terdengar begitu jelas.

"Kak Tondi mau nyamperin Kak Byanel!"

"Jadi rumor itu beneran?!"

"Ayo langsung ke Thailand aja bang!"

"Wah gak nyangka mereka gay."

"Jijik dah, Byanel yang ngegoda duluan nih gue yakin."

Dan bisikan itu terdengar oleh Abintara. "Bangsat." umpatnya. Tapi Chris langsung menahan pergelangan tangan Abin yang akan bergerak gegabah, dari sorotan mata Chris terlihat jelas bahwa ia sedang serius.

"Kita masih ada di gedung fisip, jangan macem-macem."

Dalam diam, Tondi mengepalkan tangannya. Perlahan menoleh kearah sumber suara.

Seorang gadis bersurai panjang itu terkejut. Ia menatap temannya, lalu melihat Tondi lagi dengan raut wajah ketakutan.

Tondi berjalan mendekati gadis tersebut, kemudian melontarkan bisikan kalimat yang membuatnya menutup mulut menggunakan telapak tangan.

"Lu percaya gak, kalau gua having sex sama Byanel? .... " setelah puas mengatakan kalimat yang membuat gadis itu speechless, Tondi menaruh telunjuknya di depan mulut disertai seringaian.

__________

"Laki lo dateng tuh," ucap Felix.

Byanel yang sedang sibuk bermain game online di ponselnya mendadak diam tak bergerak bak patung.

Detik kemudian terdengar suara pintu terbuka. Lantas ia menoleh, dan mendapati Tondi tengah tersenyum begitu menawan, menghampirinya.

"Anjir ... " Byanel beranjak berdiri. "Lo ngapain di sini? Gak usah nyengir!" air mukanya sedikit gelisah.

Kini keduanya sedang berhadapan, beberapa orang di kelas ikut mematung untuk menonton mereka.

"Gua gak boleh nyamperin pacar sendiri gitu?" Kata Tondi.

Byanel langsung melihat sekeliling. pipi gembilnya memerah sampai ke telinga.

"Bercanda, gua cuma mau bayar hutang sama lu," lanjutnya, membuat Byanel dengan refleks memukul bahu Tondi meski terkesan pelan.

"Bercanda lo gak lucu, bajingan. Datang-datang menyebar fitnah. Lagian hutang apaan sih?" Byanel menyoceh membuat Tondi tertawa kecil.

"Aqua botol kemarin, masa lupa?"

Byanel berdecak malas. "Udah sih gapapa, aing ikhlas!"

"Gak bisa gitu."

"Bisa."

"Gak bisa."

Kelas mendadak hening.

"Ya ... Yaudah! Lima ribu! Buruan, abis ini lo pulang, okay bro?! Sip!"

Huge Mood - Minsung ✓Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang