Harus vote, lho!
"Tanpa kamu sadari, orang-orang di sekitarmu pandai memakai topeng kepalsuan, menutup keras luka-lukanya agar tidak menjadi bahan iba."
Telapak tangan Tanaya ia tepuk-tepuk untuk menghilangkan debu yang menempel setelah berjongkok melewati pintu rahasia temuan Rega.
Si gadis membenarkan letak cardigan yang merosot dari bahunya, sesekali menaikkan tali ransel yang berat agar tak terlalu membuat pegal. Pandangan Tanaya jelajahi seiring kaki berlapis sepatu hitam itu menapak menyusuri bahu jalan, angkutan umum harus ia naiki secepat mungkin.
Tak banyak angkutan umum yang lewat, atau bisa dibilang jarang melintas dilihat dari sepinya sekitar. Hal itu terjadi karena ternyata sebuah gang yang cukup besar menjadi penyambut Tanaya saat berhasil keluar, pun sepertinya gang ini jauh dari jalan yang biasa ramai para murid lalui. Tanaya dibuat ketar-ketir, gelisah menggerogoti pikiran.
"Harusnya tadi aku pesan ojol aja biar langsung jalan," monolog Tanaya menggerutu kelalaiannya.
Tanaya terus melangkah maju, merapal doa agar cepat dipertemukan dengan angkot atau pangkalan ojek.
Terlalu fokus mencari, sampai tak sadar jika sedari tadi setiap pacuan kakinya mengayun, ada sepasang mata yang tidak pernah lepas mengawasi dari balik kaca mobil di depan gang sana.
"Semoga di depan ada ojek deh," gumamnya mulai berlari kecil.
Lengkungan bibir terangkat miring terkesan seram itu semakin tercetak jelas. Tidak perlu menguras tenaga untuk turun, karena mangsa terlalu baik untuk mendekat sebelum ia pasang jebakan.
Pintu penumpang Sedan putih digeser, menjadikan sosok di dalamnya terekspos jelas. Jarak Tanaya dengan roda empat hanya berkisar tiga meter, kaki yang masih berlari langsung direm secara mendadak begitu saja.
Netra membola lebar, ketakutannya benar-benar terjadi, Deri berhasil menemukannya.
Tanaya cepat balik kanan, hendak melarikan diri, namun suara tegas Deri mengintruksi tubuh untuk beku tanpa hatinya mau.
"Mau ke mana lagi lo?!" tegur Deri. Suaranya begitu menggelegar membuat bulu kuduk Tanaya meremang. "Masuk sendiri sebelum gue seret!" lanjutnya mengancam.
Musnahkan saja Deri dari muka bumi. Tanaya dengan keterpaksaan berbalik lagi, melangkah menghampiri mobil dengan kakinya yang enggan masuk.
"Lama lo, bangsat!" umpat Deri menarik tak sabaran lengan Tanaya sampai masuk dan terduduk keras di kursi penumpang.
Mobil mulai melaju, juga Tanaya yang mulai dirasuki ketakutan. Bahkan tubuh sampai mengeluarkan keringat dingin dan tangan mulai bergetar yang diremas di atas rok.
Deri rupanya menyadari reaksi tubuh Tanaya yang menyebalkan di matanya. Lantas, dengan tidak entengnya menempeleng kepala Tanaya tak berbelas kasih sampai si empu terkejut dengan perlakuan tersebut.
KAMU SEDANG MEMBACA
Save Me (END)
Teen FictionTanaya mati dalam hidupnya. Dengan kondisi tubuh yang ringkih, jiwanya ikut terganggu tanpa ada yang tahu. Setelah kabur dari sang Kakak, Tanaya harus terjebak dalam neraka yang "dia" ciptakan. Hingga, pria itu datang. Seseorang yang dulu dan sekar...