"Di muka bumi bukan hanya dirimu seorang saja. Untuk itu, mulailah terbuka perihal apapun itu. Sebab, seberat-beratnya beban butuh telinga juga untuk sekadar mendengarkan."
Berlapis sendal jepit hitam, Kaska menuruni anak tangga bersama muka bantalnya. Rambut cepak tampak urakan di atas kepala, si empu menguap lebar saat menapaki lantai dapur setelah indra penciumannya menangkap aroma yang mampu menggunggah selera.
"Wih aromanya sedeeep. Masak apa nih?" seru Kaska.
Ranti menoleh sebentar, lantas fokus lagi ke panci di atas gejolak api biru. "Masak bubur," jawabnya.
Kaska menghampiri Mami. Kepalanya menyembul di atas bahu sang Mami, menengok isi yang padahal sudah ia ketahui. "Mami kenapa masak bubur sih, padahal tahu aku kurang suka makanan lembek?" gerutunya berwajah muram.
"Anak Mami terlalu geer nih. Siapa yang masakin kamu, ini mah khusus Mami bikin buat Tanaya." Dengan bangganya Ranti berujar.
"Oooh ... jadi sekarang ganti Tanaya nih yang diprioritasin? Mentang-mentang calon mantu, anak sendiri dibiarin gitu aja," sembur Kaska berlagak tengah cemburu dengan duduk di kursi makan lengkap kedua lengan melipat persis anak SD hendak pulang sekolah.
Ranti terkekeh seraya merunduk mematikan perapian kompor. "Calon mantu, calon mantu, bukannya kalian udah putus? Kamu tuh halu aja, sekolah juga belum lulus."
Jleb.
Selalu saja ditampar kenyataan, entah itu Tanaya, Rega, Claudy, Yura, dan sekarang Mami pun ikut-ikutan.
"Mi, aku sama Tanaya sebenernya nggak putus, lho. Cuma apa, ya...? Salah paham gitulah, Mi. Intinya mah belum putus dan otomatis Tanaya masih jadi pacar aku dong," bela Kaska mencoba menjelaskan.
Mami melepas apron yang di kenakan, lantas menyimpannya di cantolan baju tepat di samping lemari pendingin. Wanita berusia empat puluh dua tahun namun tampak awet muda itu mulai menyiapkan alat makan berupa piring dan teman-temannya, acuh saja dengan hayalan anak semata wayangnya itu.
"Kamu apa nggak mau mandi dulu? Nggak malu dilihat Tanaya urakan gini?" tegur Mami.
Kaska meraih garpu, berlanjut menarik piring berisi omelette untuk dilahap. "Anak Mami udah ganteng dari orok. Walau nggak mandi dua bulan sekali pun, aura kegantengannya nggak akan pernah pudar," pamer si cepak narsis.
Ranti bergidik bahu ngeri, geleng-geleng kepala tak habis pikir. "Dasar anak bujang."
"Mami," panggil Kaska, tubuhnya ia balikkan untuk menghadap Ranti yang masih saja berurusan dengan pantry.
"Hmmm...."
"Mami nggak pengen tahu kenapa semalam Kaska bawa Tanaya dalam keadaan basah kuyup?"
KAMU SEDANG MEMBACA
Save Me (END)
Teen FictionTanaya mati dalam hidupnya. Dengan kondisi tubuh yang ringkih, jiwanya ikut terganggu tanpa ada yang tahu. Setelah kabur dari sang Kakak, Tanaya harus terjebak dalam neraka yang "dia" ciptakan. Hingga, pria itu datang. Seseorang yang dulu dan sekar...