Derap langkah menuruni anak tangga kala suara ketukan di tengah malam menyeruak sampai membuat salah satu penghuni rumah yang masih terjaga terpaksa ambil tindakan.
Risiko kamar Asisten Rumah Tangga terletak di belakang, alhasil ketika bising terjadi di depan tidak bisa tertangkap indra pendengaran pembantunya itu. Beruntung nyali si empu tidak ciut, pikiran tak langsung mengarah ke hal-hal mistis.
"Yang bertamu nggak ada kerjaan banget, buset. Mana baru pasang masker lagi," dumel perempuan itu dengan masker topeng putih di wajah.
Suasana rumah tidak terasa suram karena cara pikir gadis itu yang logis dan terbilang positif, ia bahkan mengira jika sosok tamu kurang kerjaan ini adalah tetangga yang setia menempel kapan dan di mana pun dirinya berada. Namun, semua seakan disulap seketika. Tenangnya suasana hati mendadak terserang kecemasan kala mata kepala beradu pandang dengan tamu berkepala tudung hitam.
"Hai, Claudy," sapa si tamu seraya menyeringai lebar.
Gadis itu, Claudy, memundurkan langkah beberapa kali serta saliva yang ditenggak susah payah. "Lo ... lo ngapain ada di rumah gue?" tanyanya dengan suara gemetar.
"Lho, lo takut sama gue? Seriusan? Demi apa?" Tawa renyah pemuda tepat di depan daun pintu yang terbuka setengah pecah. "Biasanya paling ngegas dan sok berani setiap ketemu gue. Kok, sekarang kayak kucing ketemu anjing, sih," lanjutnya mengkritik.
Jika perlu disandingkan dengan hantu, maka makhluk di depannya ini memiliki perawakan paling seram. Karena itu, Claudy berencana menutup pintu secepat mungkin, tapi sial kaki si pemuda lebih dahulu menghalangi celah pintu.
"Singkirin kaki lo, berengsek!" umpat Claudy bersama tubuh yang ketar-ketir.
Blam!
Pintu berhasil terbuka lebar, pria tersebut segera masuk begitu saja tanpa seizin tuan rumah.
"Lo dan temen-temen sialan lo itu yang berengsek, sialan!" ucapnya menatap intens Claudy.
Dalam tubuh diselimuti ketakutan besar, Claudy masih bisa berdecih sambil mengambil satu-dua langkah ke belakang. "Orang bejat kayak lo emang pantes masuk penjara! Kita cuma menuntut keadilan, dan Tanaya berhasil dapatin itu!" tandasnya sarkas.
Grap!
Deri, seorang narapidana yang entah bagaimana bisa menginjakkan kaki di kediaman gadis nyentrik itu meraih leher Claudy meski tak begitu erat. "Karena lo tahu gue bejat, artinya lo juga tahu, 'kan, cara gue bisa sampai kabur dari penjara dan bertamu ke rumah lo untuk tujuannya apa?"
Bahkan bukan hanya perawakan Deri tampak seram di mata Claudy, suaranya yang dingin menerpa wajah pun tak kalah membuat bulu kuduk meremang.
"A--apa? Gue nggak ngerti apa yang lo maksud," tanya Claudy mendadak gagu.
KAMU SEDANG MEMBACA
Save Me (END)
Fiksi RemajaTanaya mati dalam hidupnya. Dengan kondisi tubuh yang ringkih, jiwanya ikut terganggu tanpa ada yang tahu. Setelah kabur dari sang Kakak, Tanaya harus terjebak dalam neraka yang "dia" ciptakan. Hingga, pria itu datang. Seseorang yang dulu dan sekar...