Siapa Nara sebenarnya?

41 19 3
                                    

Sesampainya di rumah. Rasanye lelah, ya sangat lelah. Bukan karena bertemu dengan Nara, teapi sudah membayangkan betapa lelah hati ini yang belum mampu memutuskan siapa yang akan menjadi suami gue. Nara atau Rizal? Rizal memang pacar gue, kita pacaran lama, kurang lebih 2 tahun. Tiba-tiba Nara masuk ke kehidupan gue, dia beda dari lelaki yang lain. selama gue pacaran sama Rizal, banyak banget yang deketin gue, berbagai macam modus digunakan, gue tetep engga peduli alias engga mempan. Ketika gue bertemu Nara, rasanya dunia ini berubah, hati ini berkata 'Nara, please do not leave me'  mengejutkan bukan? siapa Nara? dia ini laki-laki seperti apa?

'God, give me the best future husband for my life' doa gue setiap hari setelah selesai solat. Gue sangat percaya kalau Tuhan kan memberikan seorang yang terbaik untuk mendampingi hambanya sampai maut memisahkan. Gue pun percaya, kalau setiap manusia diciptakan berdampingan atau memiliki pasangan hidup. salah satu hal yang paling tidak bisa dilupakan dari Nara adalah tatapannya. Ya, 'I love his eyes'. Bagaimana wanita tidak meleleh ketika ditatap olehnya? Gue aja meleleh dan gue sangat suka dengan caranya menatap.

selepas lelah, gue mandi, rebahan diatas kasur untuk persiapan tidur

'udah sampe?' chat masuk  dari Nara
gue kaget, dia nge chat gue, salting? pasti. rasanya berbunga-bunga banget.
'hai Nara, udah nih. lo gimana?'
'udah kok, sama, tinggal mandi aja sama makan'
'bersih-bersih dong, biar wangi' goda gue
'wangi dong gue, ganteng lagi. makanya lo suka kan?' Nara goda balik.

Whaaaaaaaattt...gila..apaan dah ini cowok. kepedean banget. lucu sih dan anehnya ya gue yang kesemsem gitu, apaan deh gue. Masa iya sih gue se suka ini sama dia, gue kan udah ada yang punya. Dia tau hal ini, gue engga tau ya status dia tuh apa. Seneng sekaligus sedih, senengnya gue merasa akan jauh lebih mengenal tentang Nara secara personal, sedihnya gue engga tau hubungan apa yang akan kami jalani. Karena gue udah punya pacar dan gue juga engga tau dia punya pacar atau belum atau mungkn gebetan yang lain. Gue merasa egois, rasanya ingin sekali memiliki ke duanya, tapi gue engga mau salah satu diantara mereka nge dua in gue juga. Dalam hati selalu bertanya-tanya, 'Nara, lo itu siapa sih? kenapa gue harus punya perasaan seperti ini? lo tuh jodoh gue atau cobaan gue atau apa sih?' To be Honest, gue bener-bener langsung kacau. Disisi lain, gue engga mau menyakiti siapapun, disisi lain juga, gue ada rasa perasaan lebih ke Nara. Terlepas, dia ada rasa itu juga ke gue atau engga.

Gue mencoba untuk menenangkan diri, menguatkan diri dan beristirahat. Ketika mata gue udah berat, telepon gue berdering. Gue kaget. ya, Nara telepon gue.

'hai Nara' sapa gue
'hai, udah tidur ya? berat banget suaranya'
'oh engga kok. cuma lagi tiduran aja' gue mencoba bohong. padahal, mata gue udah ngantuk banget. Tapi gue maksain diri untuk menerima telepon dari Nara.
'oh, kirain udah ngantuk. kalo udah ngantuk, ya kamu tidur aja'
'engga kok, ada apa nih? kangen ya?' tanya gue dengan iseng
'iya. kangen, masih mau ngobrol banyak' Nara langsung mengiyakan

Jantung gue langsung berdegup kencang, gue yang tadinya ngantuk, langsung bangun, mata melek, dan gue semangat lagi seperti bangun pagi mau kerja. Gue kaget banget, apa dia juga punya perasaan yang sama kayak gue? Pikiran gue langsung kabut.

'kok diem Ndi?' tanya Nara
'oh hai, engga kok. hmm okey, ayo deh kita ngobrol. gue mau kok ngobrol' gue langsung semangat

Nara tertawa kecil, sepertinya dia sadar kalo gue seneng banget. Gue salah tingkah, ya, gue akui, gue merasa terlihat bodoh sekali.

***

Engga terasa, gue telponan sama Nara sampai pagi. ya, pagi sampai jam 2. Padahal, harus kerja lagi masuk pagi. Kita berdua termasuk karyawan yang sangat nekat. Waktu istirahat terpotong banyak buat ngobrol banyak untuk mengenal satu sama lain. Entah perasaan apa yang muncul di hati. Perasaan yang beda, tapi gundah. Gue takut kalo perasaan ini terlarut dan bisa mengahancurkan gue kapan pun. Sebahagia itu gue bisa kenal Nara. Gue engga tau bagaimana perasaan dia ke gue. Apakah sama? atau dia hanya PHP in gue? atau dia baik ke gue karena hanya menghargai perasaan gue aja?

Perasaan ini rasanya campur aduk. Bahagia, sedih, gundah dan bingung. Kenapa? karena jelas banget gue udah punya pacar, Rizal. Sedangkan gue engga tau perasaan dia, tentang dia atau apapun tentang dia. Apa gue harus menjalani hubungan terlarang dibelakang Rizal? Gue engga mau menyakiti Rizal atau Nara. Mereka laki-laki baik yang gue kenal.

'Ndi, udah malem. tidur ya.' Nara meminta gue untuk tidur.
'hmmm ya deh. aneh banget gue belum ngantuk. tapi gue coba ya buat tidur' gue yang mencoba menahan ngantuk, padahal mata udah 5 watt.
'ok. sampai ketemu di kantor' Nara berbisik

deg.

Jantung berdegup kencang, bibir tak mampu berucap, rasanya diri ini tak berdaya..  I love his voice.

Telepon terputus, gue bergegas solat dan meminta petunjuk kepada Nya. 'Siapa Nara? kenapa dia kau kirim saat di waktu yang salah? Apa dia jodoh gue? Atau siapa ya? Beri aku petunjuk ya Tuhan, tanpa menyakiti siapapun. jika memang harus ada yang sakit, berikan kekuatan kepda kami semua'
Air mata ini mengalir, seakan-akan tak percaya, kenapa hal ini bisa terjadi. Gue sangat pasrah dengan apa yang terjadi sekarang dan nantinya.

***

Cinta SemuTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang