Ting tong...
Terdengar suara bel depan rumah gue. Gue terkejut masih terlalu pagi untuk gue menerima tamu jam segini, tepat pukul 05.20 gue sedang bersiap-siap berangkat menuju ke kantor. Sebelum buka pintu, gue memastikan siapa yang datang dan melihat dari jendela kearah luar. Betapa terkejutnya gue, Nara tiba di depan rumah gue sepagi ini. Gue langsung segera buka pintu."Nara" sapa gue
"Indi, gue kepagian ya jemput?" Nara tiba-tiba sudah di depan rumah gue
"jemput?" gue kaget
"maaf ya, aku engga bilang. Jangan ya marah ya. aku cuma mau jemput aja. tidak apa-apa kan?" Nara langsung minta maaf dan dia minta izin untuk jemput gue agar kita bisa berangkat bareng ke kantor.
"harusnya aku sih yang nanya, emangnya engga apa-apa kamu jemput aku?" tanya gue
"aku malah seneng banget sih bisa jemput kamu di rumah. kita bisa berangkat dan ngobrol banyak di jalan" Nara menjawab dengan senang.
Gue cuma bisa tersenyum
"silahkan masuk." gue mempersilahkan Nara untuk masuk ke ruang tamu.
Nara masuk dan duduk di sofa.
"minum kopinya di kantor aja gimana? soalnya mau berangkat kan" gue menawari Nara
"oh, lebih baik begitu sih. soalnya biar engga terlambat juga kan masuk ke kantor" Nara setuju dengan ajakan gue.
Gue langsung ke kamar ambil tas dan perlengkapan lainnya untuk berangkat ke kantor bersama Nara. Sepanjang perjalanan, gue hanya terdiam menikmati perjalanan ke kantor.
"Indi, kenapa kamu diam?" tanya Nara
"ya masa ngobrol di motor" sahut gue sedikit berteriak
"ya emang kenapa? Sini lebih dekat posisinya" Nara meraih tangan gue untuk memeluknya diatas motor, dia mengusap tangan gue dengan lembut.
"biar engga marah, biar engga bete, biar selalu tersenyum...aku pegang ya Ndi" sambung Nara sambil memegang tangan gue dengan lembut.
Gue masih terdiam membisu atas semua yang dia perbuat, dia sangat mesra dan memperlakukan gue dengan manja. Dia juga memastikan gue masih tetap memeluknya dengan erat.
"Nara, engga enak nanti lihat sama orang kantor. kalau ketemu di jalan gimana? engga enak kan" Gue menjelaskan ke Nara dengan baik-baik
"kenapa engga enak sih?" tanya Nara
"ya engga enak." gue melepas pelukan Nara di motor secara perlahan, terdengar Nara menghela nafas panjang karena gue menolak memeluknya dari belakang.Tidak terasa sudah tiba di kantor lebih cepat. Gue menemani Nara di parkiran, gue menunggunya merapihkan semuanya sebelum masuk ke kantor.
"Nara. terima kasih ya sudah jemput" gue langsung mengucapkan terima kasih
"biasa aja Indi. santai aja" Nara tersenyum sangat manis.
Kita berdua jalan bersama menuju kantor. Karena kita beda lantai, Nara sampai duluan kemudian aku yang sampai kantor.
"Aku duluan ya, nanti aku kirim pesan deh." sapa dan izin Nara karena sampai duluan di ruangan
"iya. aku tunggu" jawab gue
Pintu lift tertutup, hanya gue sendirian dalamnya, gue masih belum tenang, gue masih bertanya-tanya tentang status gue dengan Nara itu apa. Jika memang ada perasaan, kenapa tidak diungkapkan ke gue, trus hubungan dia dengan Cantika juga tidak jelas. Terlihat sekali mereka sangat mesra satu sama lain. Gue juga tau itu Nara, masih terbayang kemesraan mereka berdua di media sosial. Banyak banget pertanyaan diotak gue tentang hubungan mereka. Lagi lagi, gue masih berfikir bagaimana caranya gue bertanya langsung atau bikin Nara cerita sama gue tentang hubungan mereka. Gue harus cari cara yang bener.***
"Indi, istirahat mau ke bawah kah?" tanya kak Lala.
"tadi gue udah nitip ke OB kak. lo mau ke bawah kah?" jawab gue
"oh gitu ya. gue ke bawah ya Ndi beli makanannya. engga kenapa-kenapa ya kalau gue tinggal" pamit kak Lala
"santai kak, ke bawah aja. nanti gue ke pantry buat ambil makanan gue"
"oke deh. duluan ya"
Kak Lala pergi dan memutuskan istirahat di luar kantor. Gue masih beres-beresin dokumen kemudian gue langsung ke pantry untuk makan siang. Ketika gue buka pintu, gue kaget, tiba-tiba Nara sudah ada di depan pintu ruangan gue
"Nara" gue kaget
"kebiasaan deh kamu tuh selalu saja kaget kalau liat aku tiba-tiba" sahut Nara
"iyalah. kamu tiba-tiba di depan ruangan. kamu juga engga kirim pesan apa-apa ke aku, engga ada kabar apapun" gue menjelaskan kenapa bisa sekaget itu
"jangan ngambek Indi cantik. aku minta maaf ya engga berkabar hari ini. Aku tadi mendadak dapet tugas dari leader, makanya pas jadwal istirahat aku langsung buru-buru kesini." Nara langsung minta maaf dan menjelaskan panjanh lebar kenapa dia tidak memberi kabar sama sekali.
"aku mau istirahat di pantry. mau ikut?" gue langsung to the point mau istirahat di luar ruangan dan mengajak Nara.
"aku mau ikut. aku tadi sudah pesan lewat OB, aku langsung bawa makanannya" Nara mengiyakan dan menujukkan makan siangnya
"yaudah yuk kita langsung aja" ajak gue
"kamu maafin aku kan?" tanya Nara
Gue melemparkan senyum tipis ke Nara sesaat menatap wajahnya sambil berjalan menuju ke arah pantry. Dia mengikuti gue dari belakang sampai gue selesai menyiapkan makan siang sampai duduk di kursi dekat jendela. Dia terlihat begitu kebingungan karena tidak ada jawaban atau pembicaraan sepatah dia patah sedikit pun. Gue menikmati hidangan makan makanan siang sesekali melihat ke arah Nara sambil tersenyum dan geleng-geleng kepala.
"Indi. Masih marah ya?" tanya Nara berbisik
"makan dulu Nara. habiskan. biar kamu sehat" jawab gue
"yah kan marah lagi" Nara kembali menjawab
"apa?" tanya gue berbisik
"Jangan marah dong. aku minta maaf ya Indi. beneran deh tadi ada kerjaan dari atasan ku. Kamu mau lihat ga? biar kamu percaya sama aku" Nara kembali memohon minta maaf dan menjelaskan secara detail kerjaannya barusan
"aku percaya kamu kok. lagian kan yang penting kita ketemu kan disini?" gue menjelaskan ke Nara kalau gue itu mengerti dengan kesibukannya
"makasih ya Indi, iya kamu benar. kita masih ketemu disini dan makan bareng" mata Nara berkaca-kaca
"Iya Nara." gue menjawab sambil tersenyum lebar.
"Oh iya, besok kan libur. kamu mau kemana?" tanya Nara
"kelihatannya sih mau di rumah aja deh, tapi engga tau juga sih, kalau sempat aku mau olahraga di taman. kamu?" jawab Indi sambil berfikir
"aku boleh ikut?" tanya Nara
"apa engga kejauhan ya dari rumah kamu ke rumah ku?" gue memastikan kembali
"engga kok. kan mau hidup sehat. Apalagi sama kamu Indi." jawab Nara dengan sumringah.
"apaan sih kamu Nara. ada-ada aja deh. yaudah. besok ke rumah ya" gue jawab sambil geleng-geleng, gue merasa ada-ada saja kelakuan Nara.
KAMU SEDANG MEMBACA
Cinta Semu
General FictionSebuah kisah cinta yang cukup rumit, ya, awal kedekatan Indi dengan Nara. Cowok manis yang tiba-tiba datang ke kehidupannya. Mereka saling mengenal lebih dalam dan berlanjut sampai sekarang. Dia salah satu pria idaman banyak wanita, rasanya Indi san...