"Indi. ada tamu tuh" teriak mama dari ruang tengah
"siapa ma?" tanya gue
"kamu keluar dulu sini, dia jemput kamu ke kantor" sahut mama
"ya ma, aku keluar kamar dulu" jawab gue sambil kebingungan siapa yang dimaksud mama.
Saat gue keluar kamar dan ke ruang tengah keluarga betapa terkejutnya gue ternyata Nara datang ke rumah menjemput gue tanpa kabar kalau dia mau datang.
"Nara" gue kaget
"kaget ya?" tanya Nara
"kenapa kamu engga bilang?" tanya gue
"emang harus ya? kan surprise buat kamu Indi" tanya Nara
"ya bukan begitu" jawab gue kebingungan
"harusnya kamu senang aku datang" Nara kepedean
"kamu ngerti engga sih?" tanya gue dengan nada kesal
"kenapa? ngerti apa? kamu kenapa Indi" Nara tanya balik dan dia memperhatikan gerak-gerik gue yang engga karuan
Gue langsung tarik Nara keluar rumah
"Nara, aku minta ya kalau kamu datang ke rumah, kabarin aku. engga kayak gini tiba-tiba banget depan rumah atau malahan udah masuk ke rumahku. aku mohon banget ya Nara" ujar gue dengan perasaan yang masih kacau
"Indi. kamu tenang dong, aku hanya ingin jemput kamu dan membahagiakan kamu" jawab Nara dengan santai
"tunggu sini. aku ambil tas" gue jawab dengan lirih
"iya Indi cantik" Nara tersenyum
Gue langsung ke kamar ambil tas kerja, kemudian, gue pamit ke mama dan mama antar gue sampai depan rumah
"Ma, aku berangkat" gue pamit
"tante, aku sama Indi berangkat ya" Nara pamit dengan ramah
"oh iya. kalian hati-hati ya di jalan" pesan mama ke kita berdua.
Gue dan Nara langsung berangkat kerja berdua naik motor. Perasaan gue kesal karena Nara terlalu nekat untuk datang ke rumah gue pagi-pagi sekali"Nara, kenapa sih nekat banget datang ke rumah aku pagi-pagi sekali? trus engga WA dulu lagi. kenapa sih?" gue langsung ngomel-ngomel di jalan
"Indi, kenapa sih ngomel-ngomel?" tanya Nara dengan mesra
"jawab dulu ih" paksa gue
"apa Indi? jawab apa sih?" tanya Nara dengan manja
"Nara. aku serius" jawab gue
"masih pagi sayang, jangan marah-marah dong. nanti cantiknya luntur" Nara menggoda gue sambil senyum-senyum
Gue diam. gue bener-bener kesel banget sama tanggapan Nara, gue tuh serius banget nanya ke dia. kenapa dia beneran bisa senekat ini ke gue. kalau engga dari pengakuan dia, ya dari mana lagi coba?
"kenapa diam Ndi?" tanya Nara
Gue diam aja
"Indi" panggil Nara
Gue masih diam aja
"Indi, marah ya?" tanya Nara lagi
Gue pun masih terdiam dan mencoba buat pura-pura tidak mendengar suara Nara. Tiba-tiba Nara mencoba mengambil tangan gue agar posisi gue memeluk dari belakang motor, jari-jemarinya mengelus secara perlahan-lahan dan menggenggam tangan gue dengan erat. Gue tersentak kaget, terdiam dan hati gue berdegup kencang.
"Aku minta maaf ya sayang, maaf ya aku bikin kamu engga nyaman" ucap Nara
"aku udah maafin kamu kok Nara" jawab gue
"makasih ya Indi." Nara mencium tangan gue dengan lembut, gue langsung engga karuan, gue salah tingkah dengan kelakuannya.
"hmm... iya" jawab gue terbata-bata
"aku tuh sayang sama kamu, makanya aku jemput kamu. aku tuh niatnya surprise aja. aku mau kamu bahagia sama aku" ujar Nara
"tapi Nara... hmm"
"udah udah, aku tau kok kamu mau bilang apa, udah Indi, biarkan aku menikmati perasaan ini ke kamu" Nara memotong pembicaraan gue dengan cara mengungkapkan isi hatinya
Gue terdiam dan bingung mau jawab apa, gue merasa kalau Nara semakin nekat dengan cara mencoba mendekati gue lebih dekat.Ketika sampai kantor, gue tidak langsung meninggalkan dia, gue menunggu dia rapi-rapi dan dia menggandeng gue menarik tangan lalu mengarahkan ke arah pintu lift kantor.
"Nara. nanti ada yang lihat loh" gue tersentak kaget
"kamu engga nyaman ya?" tanya Nara
"buka gitu, cuma apa engga jadi gosip ya diantara kita, aku khawatir Nara" gue mencoba jelaskan
"yaudah deh, aku lepasin tangan kamu, nanti pulang kerja aku mau ajakin kamu jalan-jalan ya" ajak Nara
"kemana?" tanya gue
"ada deh. kamu pasti seneng. aku udah rencanain ini loh, aku mau bikin kamu senang" Nara tersenyum
"aku penasaran. kasih tau dong klue nya apa sih?" tanya gue dengan penasaran
"kamu kerja dulu ya Indi sayang, aku kerja dulu ya." Nara tiba-tiba pamit dan dia tersenyum sangat manis. ya, gue akui dia sangat manis dan ganteng.
"iya Nara. aku tunggu ya." Jawab Gue dengan melemparkan senyum yang manis.
Nara turun ke arah ruangannya, sementara gue masih harus naik ke arah lantai lain. Gue penasaran sama Nara, dia kira-kira mau ngajak gue kemana. ketika sampai di ruangan, gue langsung merapihkan serta mempersiapkan berkas-berkas yang ada diatas meja. Gue tersenyum sendiri di depan cermin 'Nara mau ajak gue kemana ya? apa benar dia mau membahagiakan gue?' kata gue bergumam dalam hati sambil memperhatikan diri sendiri di depan cermin diatas meja kantor.
KAMU SEDANG MEMBACA
Cinta Semu
General FictionSebuah kisah cinta yang cukup rumit, ya, awal kedekatan Indi dengan Nara. Cowok manis yang tiba-tiba datang ke kehidupannya. Mereka saling mengenal lebih dalam dan berlanjut sampai sekarang. Dia salah satu pria idaman banyak wanita, rasanya Indi san...