15. Confess

28 8 0
                                    


Senyum Heh! 😊
Jangan lupa partisipasinya yaa!!

Bagaikan petir pelangi gledek awan hitam hujan angin muson jadi satu sekarang.

Kayak perasaannya Felicia.

Felicia masih setengah lola sama ungkapan Dejun barusan. Beneran ini nyata? Apa cuma mimpi?

Itu dipikiran Felicia sekarang.

"Astagfirullah jangan bilang lo mau traktir ini minum terus pake tebusan pdkt an."

"Enggak enggak enggak, gue ngga mau. Ini nih duit tuh." Katanya sambil menyerahkan uang sepuluh ribu.

"Kenapa liat liat? Kurang? Ya nanti deh lagi miskin ini bentar lagi tanggal pelunasan." Sambungnya lagi.

Dejun tertawa sama penuturan Felicia, makin gemes.

Udah keliatan kan Dejun beneran naksir ahay ahay kiwkiw sama Felicia.

"Gue serius, pelan pelan aja kalo emang nanti ga nyaman lo bisa bilang."

"Gue tertarik sama lo."

Mengpusing ini Felicia, harusnya dia udah pulang di rumah terus nontonin konten yang belum ditonton atau debat sama mbak Mimi eh ini malah berhadapan sama Dejun yang terang terangan mau pdkt in dia.

Udah gitu pikiran cetek nya kumat lagi, dia mikir Dejun mau narik tambang sama dia.

"Bentar otak gue proses nya lama." Felicia masih berkutat dalam pikirannya.

Dejun tak bisa menyembunyikan senyumnya.

"Jadi beneran?" Tanya nya sekali lagi.

Dengan anggukan Dejun, lalu ia berdiri ke kasir.

"Kok lo yang bayar?" Tanyanya ketika kembali lagi ke tempat semula

"Dih geer orang gue bayar punya gue sendiri." Ucap Felicia tanpa dosa.

Felicia dengan cepat melangkah kan kaki nya keluar ruko diikuti dengan Dejun dibelakang.

"Ayo ke taman!" Ajak Felicia berbalik menghadap Dejun.

Dejun terdiam.

"Katanya mau pdkt sama gue, udah bagus gue ajak ke taman." Ucap Felicia.

"O- oh ayo."

-----


Sesampainya di taman mereka ga bawa apa apa, jadinya ya cuma duduk duduk aja di kursi bawah pohon.

"Mau sepedaan? Gue denger lo suka naik sepeda?" Tawar Dejun saat melihat beberapa sepeda yang disewakan.

"Tau darimana gue suka naik sepeda?" Felicia mengintimidasi.

"Menurut lo informan gue siapa lagi?"

Felicia berpikir sejenak.

"Camar Kanada sialan"

Pantes dari kemaren sebut sebut Dejun terus. Batinnya

"Huh ayo sepedaan, oh iya kalo mau pdkt maaf gue ngga terlalu minat. Kita bisa temenan dulu, gue nyaman emang sama lo tapi untuk sekarang perasaan gue masih campur aduk." Felicia berucap.

"Engga masalah kan, kalau emang Mark udah kasih tau banyak eh gue yakin sih udah banyak banget yang dia sebut tentang gue. Semoga lo bisa ngerti gimana gue yang lebih dalam."

Dejun tersenyum kemudian mengangguk.

"Gapapa kok, gue paham sama lo."

Mereka mulai bersepeda dari rute pertama hingga sampai di rute kelima. Emang ngga kenal capek Felicia ini.

Seneng banget sama sepeda santuy.

"Capek banget?" Tanya Dejun

"Enggak banget capek aja, cari es krim kuy!" Ajaknya langsung berjalan meninggalkan Dejun.

"Tungguin astaga." Sahut Dejun dari belakang.

"Biasanya mas satu ya eh lo apa?" Tanya Felicia saat memesan.

"Oh gue mint choco."

Dahi Felicia berkerut, kok bisa ada orang suka eskrim kayak gitu.

Mereka duduk di bangku dekat danau, "kok bisa bisanya suka rasa kayak gitu?"

Masih heran dia.

Dejun tertawa kecil, "Enak soalnya, mau coba?"

"Enggak makasih coklat aja ga doyan."

Kaget Dejun, kok bisa ada cewe ngga suka coklat. Ini coklat loh makanan manis yang biasanya dibuat makan malem malem kalo lagi red days.

"Serius ngga suka coklat?" Tanyanya lagi.

Felicia mengangguk masih menikmati es krim miliknya.

"Iya ngga suka, jangan samain gue sama cewe pada umumnya. Nyatanya kata Yuqi gue itu aneh."

Selesai makan es krim mereka memutuskan untuk pulang, Felicia belum mandi pengen rebahan juga. Kasian kasur kesayangannya ditinggal sendirian.




















Hai hai
Gimana kondisi kalian? Semoga sehat sehat teruss
Ini apdet buat selingan PAS aja, lagi butek banget aku tuh.

Oke jangan lupa partisipasinya yaa
See u next chap💚💚

Oh iya nabung nabung yukk bujang bujang udah mau kambek!

Seems the Same (ft. Xiao Dejun)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang