20. Malu

17 6 9
                                    

Akhirnya apdet huhuhu
Jangan lupa partisipasinya :)

Maaf agak pendek ya, akhir akhir ini lapak sepi hehe

Mereka berdua harus rela ke supermarket biar ancaman Ibu tadi batal.

Felicia lagi milih telur sama susu, Mark ada di bagian sayur sama buah. Setelah memilih telur dan susu Felicia beranjak ke rak sabun.

Ternyata yang disuruh beli itu kebutuhan rumah bukan dapur aja. Mau kayang rasanya belanja secapek ini.

Dengan segera Felicia mengambil sabun mandi, sabun cuci hingga shampoo yang dibutuhkan oleh orang rumah.

Setelah dari rak sabun Felicia bergeser ke rak khusus wanita dan bayi. Ia memang selalu beli pembalut di supermarket sekalian buat stok.

Ponsel Felicia berdering tertanda Mark yang memanggil.

Lo dimana

Di tempat cewe sama bayi
Lo udah belum?

Dimana sih
Gue udah muterin kenapa ngga ketemu

Gue ada di deket rak sabun
Cepet kesini


Panggilan berhenti, Felicia masih mencari sesuatu yang biasanya ia gunakan. Sepertinya tempatnya berubah.

"Heh buruan udah belum?" Tanya Mark ketika sampai di tempat Felicia.

"Bentar ini dimana sih yang biasanya gue pake, tempatnya diubah." Felicia kesal dari tadi tak kunjung menemukan.

"Nah dapet yang sayap."

"Udah kan, ayo gue malu ini."

"Bentar ini baru yang sayap, gue belum dapet yang size biasa."

"Sayap apa sih gaada ayam potong disini." Mark tampak frustasi oleh tatapan beberapa wanita disana.

Mark membalikan badan yang berarti tertuju pada rak khusus bayi.

"DEJUN?!" Pekik Mark yang menemukan dejun tepat di belakang Felicia yang sedang memilh pembalut.

"Mark suara lo anjing ya, malu nih gue." Dejun segera mendekati Mark

"Sejak kapan lo disitu?" Tanya Felicia.

"Sejak lo ngomong sayap."

Felicia mau minum pil next aja jadinya. Malu banget.

"Lagian lo ngapain disini?" Tanya Mark.

"Lagi cari popok sama makanan bayi buat keponakan gue."

"Oh yang anaknya ci elkie?" Dejun mengangguk dengan pertanyaan Mark.

"Cecilia dong." Celetuk Felicia.

"Kok tau sih lo?" Mark bingung gimana ini adeknya bisa kenal sama ponakan nya Dejun.

"Udah ntar aja ributnya sekarang bantuin gue buat cari makanan bayi nya." Pinta Dejun.

"Suruh si cacak aja, gue mana tau begituan."

Tatapan mereka beralih ke Felicia, "Iya gue bantuin tapi bentar."

Karena Felicia frustasi ngga nemu pembalut size biasa akhirnya dia ambil yang set dan langsung bantuin Dejun milih makanan bayi.

"Cecilia suka yang puff atau biskuit?" Tanya Felicia.

"Ngga tau gue, emang bedanya apa?"

"Kalau ini yang puff yang ini biskuit." Sambil menunjukan beberapa produk makanan bayi.

"Oh ini yang biasanya lu makan kan?!"

Malu nya udah kuadrat banget Felicia sekarang.



Gak kerasa udah setahun aku publish cerita ini, sebelumnya makasih banyak untuk semua yang menyempatkan waktu buat baca cerita ini.

Makasih dan maaf juga buat yang selalu nunggu cerita ku apdet dengan jarak waktu yang cukup lama (kalau ada). Kedepannya aku bakal terus belajar lagi untuk memperbaiki dan memberikan karya yang lebih baik.

Jaga kesehatan selalu bestie 💚

Seems the Same (ft. Xiao Dejun)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang