Hati hati jumpscare!!!Jangan lupa partisipasinya kawan :)
Felicia masuk ke dalam rumah diikuti Dejun dibelakangnya. Terlihat ayah dan Mark tengah menonton televisi dan ibu di dapur, sepertinya sedang membuat minum karena cuaca hari ini cukup panas.
Ibu sinta yang tengah membawa teko dan gelas menyadari bahwa anak gadisnya telah pulang.
"Udah pulang, eh Dejun."
Memang biasalah emak emak, Cipika cipiki dulu
"Siang tante, saya mau numpang dzuhur boleh?" Pinta Dejun.
"Oh boleh banget, dek siapin sajadah sana kamu pasti juga belum sholat kan." Perintah ibu ke Felicia.
"Wudhu nya di kamar mandi sebelah dapur ya." Kata Felicia pada Dejun.
Setelah berwudhu dan melaksanakan shalat Dzuhur, mereka berdua beranjak ke ruang tengah.
Dejun ingin berpamitan untuk pulang.
"Ayahhh." Felicia langsung menubrukan badan ke lengan ayahnya. Biasalah kangen bapak babon.
"Darimana tadi?" Tanya sang ayah.
"Ngumpulin tugas sama jajan."
Lupa bahwa ada Dejun yang masih berdiri sembari melihat interaksi anak dan bapak yang satu ini.
"Udah biasa kayak begitu, gausah kaget." Kata Mark.
"Kamu udah mau pulang Jun?" Tanya ibu.
"Iya tante, udah mau sore juga." Jawab Dejun.
"Tapi ini masih panas loh, engga disini aja dulu ini es sirup nya masih se teko." Sang ayah ikut berucap.
"Enggak om, saya bawa mobil soalnya lagian kasian mami sama adek nunggu di rumah." Sahut Dejun.
Dejun pulang setelah berpamitan, tanpa diketahui Felicia karena ia sudah tertidur dengan posisi melentang di karpet.
-----
Dejun.
Junn...
Udah sampe rumah??
Dari tadi, kenapa emang?Kok ngga bilang
Maaf ketiduran tadiGapapa
Besok ada kelas?Ada
Gw jemput ya?
Engga usah
Besok mau bareng temenOwh, okey
Lo suka apa?Kenapa ini, tiba tiba pertanyaan membuat Felicia merasa grogi.
Cukup lama Felicia membalas ia memutuskan untuk berpikir positif.Maksudnya?
Jajan mau??
YA MAU LAH
delete.
Eh engga, tadi ibu udah masakBeneran?
Iya bener
Kenapa sih emangnya??
Read.Tuh kan cuma di read doang emang membingungkan manusia satu itu.
Cklek
KAMU SEDANG MEMBACA
Seems the Same (ft. Xiao Dejun)
FanficTak dapat dipungkiri mereka tertulis pada tempat yang sama. Lebih dan cukup berdampak dari keduanya. "Kata yuqi kalau udah pacaran harus panggil mas gitu." "Iya dek." "Loh kok gitu, kan aku pacaran bukan adekan." Kernyitan terlihat di atas kening...