Ep 08

1.7K 200 19
                                    

Welcome greenies, before you're reading this chapter,

please support me by pressing the star and comment button^^

.

.

﹌﹌﹌༊*·˚﹌﹌﹌

Jungkook dan Hana semakin gencar mendatangi rumah Taehyung semenjak insiden tarik menarik rambut itu terjadi. Dengan datangnya Hana dan Jungkook ke rumah Taehyung tak semata-mata mereka akan bersaing dengan damai, mereka berdua kadang sesekali adu mulut dengan mengeluarkan kata-kata yang sepatutnya tak didengar anak di bawah umur dan juga mereka terlihat layaknya anak kecil.

Bagi Hana atensi Taehyunglah yang utama, tidak dengan pandangan Jungkook. Jungkook berpikir jika ingin memenangi hati Taehyung maka ia harus memenangi hati anak maupun keluarganya. Pemuda Jeon ini sangat amat yakin bahwa Taehyung merupakan tipe laki-laki yang lebih mementingkan keluarga diatas dirinya. 

Lalu taehyung? Apa reaksi taehyung dari semua ini? Tentu saja kepalanya pening memikirkan keduanya.

Duduk di ruang kerja yang menyatu dengan kamarnya langsung. Memikirkan segala hal yang terjadi belakangan ini dan memutar ulang kejadian-kejadian saat ia bersama mantan istrinya. Mengehela nafas berat, ia berpikir apakah kembali di masa itu akan menyenangkan lagi?

Pintu terbuka dengan perlahan memperlihatkan kepala yang menyembul dari sosok anak sulungnya yang sudah beranjak dewasa. Apakah ia tidak memerhatikan anaknya selama ini?

"Hai" sapa Taehyung dengan senyuman lembut yang hanya diberikan pada anak-anaknya. Yeonjun hanya membalas sapaan ayahnya itu dengan senyuman yang tertahankan.

Tadi ia sempat melihat bahwa ayahnya merenung sepertinya ia sedang banyak pikiran.

"Sedang apa? Mau bermain ya?"

Yeonjun menggeleng, "ingin bicara dengan daddy sebentar"

"Tentang apa? Sepertinya terlihat serius"

Yeonjun kembali menganggukkan kepalanya, duduk di tempat tidur milik ayahnya yang agak jauh dari meja kerja ayahnya.

Mulutnya menganga tapi belum ada sepatah katapun yang keluar membuat Taehyung harus mendekat dan duduk disisi Yeonjun yang menjadi terkejut.

"Ada apa? Beritahu daddy, jika ada yang mengganggumu"

Yeonjun berdehem sebentar untuk membasahi tenggorokannya, "Sebenarnya iya ada yang menggangguku"

"Di sekolah? Siapa? Kenapa kau bisa diganggu?"

"Di sekolah. Mereka bukan menggangguku karena aku culun, bodoh atau yang lainnya. Tapi mereka menggangguku karena daddy!"

"Daddy tahu? Setelah berita tentang rumor daddy yang berpacaran dengan seorang mahasiswi saja sudah membuatku terganggu apalagi sekarang daddy dikabarkan dekat dengan seorang pemimpin perusahaan yang terkenal itu semakin membuatku terganggu. Teman-temanku selalu bertanya siapa yang benar menjadi pacar daddy, mahasiswi itu atau CEO Jungkook? Aku tidak masalah daddy mau bersama siapa selama ini, tapi tolong daddy untuk kali pilihlah salah satu yang bisa membuat kita nyaman. Pilihlah yang daddy cintai, sukai, sayangi. Jangan seperti ini daddy! Setiap hari mereka berdua selalu berebut datang ke sini hanya untuk mengusik saja. Masih untung CEO Jeon Jungkook yang jika tidak dapat atensi dari daddy dia akan bersenang-senang dengan si kembar tapi tidak dengan mahasiswi itu! Dia selalu mencampuri urusanku. Aku benci"

Yeonjun menghirup nafas yang tersengal-sengal, "Pokoknya daddy harus memilih! Hana si mahasiswi itu atau CEO Jeon Jungkook! Besok harus di pastikan dan berikan ultimatum ke siapun yang ayah tidak pilih untuk tidak mengganggu lagi"

Yeonjun pergi dengan wajah kesalnya meninggalkan sang ayah yang harus menelan pil pahit akibat fakta bahwa anaknya selama ini merasa terusik dengan tingkah yang dilakukannya.

"Astaga apa yang harus aku lakukan"

Yeonjun menuruni tangga, ia hendak mengambil segelas air sebab tenggorokannya kering karena berbicara panjang lebar dengan emosi yang meluap-luap.

Ia melihat sesuatu yang amat menjengkelkan. Senyuman dari seorang pria dewasa yang menatapnya dari saat ia menuruni tangga hingga berdiri dihadapannya.

"Apa?"

"Cih, bersikap baiklah sulung Kim. Kali ini aku ingin berdamai denganmu"

"Lalu apa? Apa yang kau lakukan disini?"

"Bersantai" Jungkook melipatkan tangannya di bantalan sofa, menjulurkan kakinya terlihat seperti berada di rumah sendiri.

"Aku serius. Aku sudah memberitahu daddy untuk memilih antara kau atau hana-hana itu. Aku tidak ingin diusik oleh teman-temanku lagi"

Jungkook mengernyitkan dahinya, sial apa yang bocah ini katakan.

"Hei apa kau bodoh? Walaupun daddymu itu sudah memilih tetap saja salah satu dari kami tidak akan mengalah walau tidak dipilih. Tidakkah kau lihat sifat dari mahasiswi itu yang benar-benar egois? Lalu tidakkah kau lihat bahwa aku ini orang yang keras kepala? Kau bodoh atau apa?-"

"Walaupun kau diganggu oleh teman-temanmu karena tingkah laku daddymu seharusnya kau lawan mereka. Jangan diam saja seperti anak culun. Oh! Apa kau tidak ingin membuat masalah? Cih, cupu juga kau"

Yeonjun kesal, benar-benar kesal kali ini. Tidakah orang yang ada di depannya ini tahu kalau ia tidak ingin melawan dan memiliki musuh tapi apa yang dia katakan? Melawan mereka gitu?

"Kau! Pergi dari sini. Aku tidak ingin melihatmu. Kesepakatan kita batal"

Yeonjun menarik tangan Jungkook dengan tenaganya. "Hei hei apa yang kau maksud? Batal?! Kau dan aku sudah deal! Tidak ada batal-batalan. Dan aku kesini untuk memberikanmu sesuatu bukan mengajakmu perang dasar"

Yeonjun menghentikan aktivitiasnya dan menoleh kearah Jungkook yang merogoh saku jaketnya. Memberikan satu flashdisk hitam.
"Buka itu dulu dan berikan tanggapanmu mengenai hal yang ada di dalamnya. Jika sudah beritahu padaku. Besok aku pergi, tidak bisa bertemu dengan si kembar jadi bilang bahwa yang ada di dalam flashdisk itu hadiah dariku"


Yeonjun terdiam, "Kau... ingin pergi?"

"Iya"

"Kemana?"

Jungkook mengangkat alisnya, "Bukankah kau tadi menyuruhku pergi dari sini. Jadi aku akan pergi dan tidak kembali. Jaga ucapanmu seterusnya Kim, jangan pernah bermain-main dengannya"

Jungkook merapikan pakaiannya dan pergi keluar dari rumah itu, "aku pergi. Sampaikan salamku pada kembar"

"Kau menyerah begitu saja??! Tadi kau berkata kalau kau tidak akan mengalah!"

Tidak ada sahutan dari teriakannya. Hanya suara mobil yang keluar dari pekarangan rumahnya dab gerbang yang tertutup.

"Aku salah kali ini?"








Bersambung...

Jadi siapa yang kangen dengan cerita ini? Iya aku juga:")

Teruntuk kalian yang baru-baru ini nanyain upnya kapan dan beri aku semangat untuk up lagi. Hei, kalian aku lope kalian banyak2 <3

Dan alasan aku lama up karena aku ngalamin hal yang semua penulis/pembuat cerita hindari, yaitu Block wrtiter.

Kena itu tuh bener-bener buat kita yang niatnya buat cerita tapi gatau harus lakuin apa, gatau mau nulis apa, bingung, dan putus asa. Jadi, tolong maafkan dan maklumin ya.

Ohiya ini episode selama datang kembali, jadinya pendek.

Pokoknya tunggu aja:)

BOSS +taekookTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang