[Slow-Up]
Kim Taehyung, CEO terkenal dengan berkecimpung di dunia perindustrian musik harus bisa menghadapi bagaimana anak tengah dan bungsunya yang lebih memilih bersama CEO Jeon pemilik Golden Games Studio yang notabenenya orang asing baru dikenal...
Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.
Jungkook dan Taehyung kembali menuju anak-anaknya berada. Terlihat Yeonjun dan Beomgyu disana sedikit kewalahan menghadapi pertanyaan-pertanyaan yang diajukan anak-anak. Mereka harus menjawab semua pertanyaan jika tidak ingin menjadi tontonan akibat membuat adiknya menangis.
"Semua baik?" Tanya Taehyung setelah tiba.
Alih-alih memeluknya, Taeguk dan Taera memilih memeluk Jungkook yang sudah siap akan serangan. Menimbulkan kekecewaan dari pihak ayah.
"Apa yang daddy harapkan setelah menjaga dua anak kecil yang aktif mulut dan kaki?" Yeonjun menghela nafas lelah. Setidaknya ia tidak sendirian merasakan lelah ini tapi Beomgyu juga.
Pemuda itu tetap meladeni pertanyaan-pertanyaan dari sang adik dengan suara yang ikut antusias. Ia merasa mengajak tiga orang anak kecil jadinya.
Yeonjun menoleh kearah Jungkook yang masih sibuk dengan aksi adu mengadu dari adiknya.
"Bagaimana kencan kalian? Berjalan lancar?"
Jungkook mengangguk ia malah membubuhi perasa demi membuat Taehyung makin merona.
"Bahkan kita bercumbu panas tadi" sahutnya.
Lain Taehyung, lain juga reaksi Beomgyu dan Yeonjun yang sempat terkaget. Yeonjun tak menyangka bahwa ayahnya benar-benar telah memilih, tidak lagi kebingungan menghadapi drama tiap harinya.
Tak disangka suara dari perut Beomgyu mengalihkan atensi mereka. Dengan inisiatif dan ide dalam mengambil kesempatan, Taehyung mengajak mereka untuk pergi mencari makan.
Mereka berjalan hendak meninggalkan gedung yang dipenuhi hewan laut tersebut sebelum Jungkook meminta izin untuk ke toilet sebentar.
Segera setelah izin diberikan Jungkook tergesa-gesa pergi kearah berlawanan. Menuju toilet terdekat dan memasukinya.
Memang benar ia masuk ke toilet akan tetapi ia memilih untuk bersembunyi di balik pintu masuk toilet. Sejak tadi ia merasa sedang dipantau oleh seseorang mulai dari mereka keluar dari halaman rumah Jungkook hingga ke tempat ini. Dan benar saja, sesaat ia dan Taehyung bercumbu dengan romantis matanya tidak sengaja menangkap siluet seseorang yang berpakaian kasual menatap mereka dari balik akuarium.
Awalnya Jungkook kira orang itu adalah pengunjung biasa yang tidak sengaja sejalan dengan dirinya. Namun pikiran itu berubah disaat mereka sedang asiknya bercumbu dan orang itu ada. Walau ia berpura-pura.
Tak lama terdengar langkah kaki yang memasuki toilet. Jungkook masih bersembunyi di belakang pintu. Saat orang itu menyadari bahwa bilik toilet terasa kosong, disitulah Jungkook menendang. Membawa tubuh itu agar terhimpit tembok dan tidak bisa bergerak.
"Siapa yang menyuruhmu?"
"Lephass!"
Jungkook mengeratkan himpitan di leher orang itu agar makin tidak bida bergerak. Walaupun Jungkook berkecimpung di dunia per-game-an tetap saja ia memiliki jadwal rutin untuk berlatih boxing. Berjaga-jaga agar kejadian seperti ini bisa teratasi.
"Jangan sampai aku membuatmu pingsan. Katakan yang sebenarnya maka kau akan bebas" tawar Jungkook dengan nada yang mengintimidasi.
Jungkook yakin orang ini pastinya tidak bisa memilih. Jika orang ini memilihnya maka ia akan diberikan hukuman oleh pesuruhnya. Sedangkan jika ia memilih orang yang menyuruhnya untuk mematai mereka, maka orang ini akan pingsan di tempat serta dilaporkan ke pihak keamanan. Opsi paling parah adalah orang ini akan dibuat babak belur terlebih dahulu.
Karena nafasnya yang pendek dan kesadarannya hampir hilang maka ia mengangguk dan terbata-bata menjawab bahwa ia akan memberitahukan siapa orang.
Tidak ada alasan lagi Jungkook menahannya dengan berat hati ia melepaskan orang itu. Mengecek jam tangannya menunjukkan bahwa ia telah menghabiskan 6 menit lebih untuk ke toilet.
Jungkook mencengkram dagu orang itu. Mengatakan alasan untuk tidak membuang-buang waktu.
"Cepat katakan. Aku tidak punya waktu, kekasihku menunggu di mobil"
Orang itu mengerti, "Orang yang menyuruhku melakukan ini adalah Kim Jinhyuk, ayah dari orang yang kau cium tadi" jawabnya takut-takut.
"Dengan alasan apa menyuruhmu mengikutiku?"
Orang itu menggeleng tidak tahu, "Dia tidak memberikanku alasannya walaupun sudah kutanyakan. Aku bersumpah aku hanya seorang pelayan rumah. Aku hanya diperintahkan untuk memata-matai orang itu dan melaporkannya jika sudah sampai dirumah"
Jungkook tahu pasti akan seperti ini, tapi ia tidak menyangka bahwa orang yang melakukan ini terlebih dahulu adalah dari pihak Taehyung bukan Hana. Dengan segera Jungkook memberitahu,
"Laporkan apa yang kau lihat. Jangan laporkan kejadian ini atau kau benar-benar akan dihabisi jika berbicara tentang hal ini. Kau boleh mengikuti untuk menyelesaikan tugasmu. Tapi kau tidak diizinkan berada di jarak dekat dengan orang-orangku dan selesai menjalankan tugas langsung pergi. Aku tidak ingin anak-anakku terganggu. Mengerti?" Dengan titah Jungkook seperti itu maka disetujuilah.
Jungkook pergi dari toilet itu dan segera memasuki mobilnya. Seolah tidaj terjadi apa-apa, Jungkook tersenyum manis dan meminta maaf telah menunggu lama. Maka dijalankannya mobil itu dengan diikuti oleh satu motor milik Yeonjun dan satu mobil hitam lagi milik orang tadi yang Jungkook temui.
Sesampainya mereka di tempat makan yang dipilih sang anak, mereka menghabiskan makanan dengan suasana ceria. Riuh layaknya keluarga lama yang saling bersuka cita. Terkecuali Jungkook yang terus mengawasi sekitar dengan matanya yang tersenyum. Mencari-cari dimanakah orang tadi dan benar saja orang itu berada tidak jauh dari mejanya. Hanya saja ia terlihat mengecek handphonenya setelah terlihat mengambil foto mereka diam-diam.
Saat pandangan mereka tersenyum disitulah orang itu menundujk kecil dan pergi membawa mobilnya, mungkin saja sedang melaporkan hasil tugasnya.
"Siapa yang kau perhatikan?" Suara bisikan Yeonjun membuatnya mengalihkan atensi.
Terlihat Yeonjun juga memandang kearah dimana orang itu pergi. Orang berpakaian kasual yang mengikutu mereka sejak tadi.
"Tidak ada" acuh Jungkook
"Aku mengerti. Kau bertemu dengannya ya" kembali bisikan Yeonjun terdengar.
Yeonjun tetap bercanda dengan adik dan temannya. Namun jika tidak ada yang memerhatikannya maka ia kembali membisikkan sesuatu dengan serius.
"Apa dia suruhan kakekku?"
Jungkook menoleh hampir saja membuat lehernya terkilir jika saja otot Jungkook kuat, "Kau tahu?"
Yeonjun mengangguk dengan senyuman yang masih terpatri di wajahnya. Seolah ia tidak sedang membicarakan hal serius dengan orang yang duduk di sampingnya ini.
"Dia pelayan rumah kakek. Aku sering bersama dengannya saat pulang ke rumah kakek. Aku tidak menyangka dia diperintahkan untuk mengikuti kita"
Kembali menambahkan, "Sepertinya kakek benar-benar mencurigaimu atau bahkan tidak menyukaimu. Mungkin saja wanita itu telah mengadu pada kakek dan nenek"
Jungkook memberikan mimik wajah ketidaksukaan. Sepertinya ia harus mengenal lebih jauh karakteristik orang tua Taehyung sebelum mrmberikan balasan serangan pada mereka.
"Sepertinya kita perlu bicara empat mata"
"Ya sepertinya harus. Sebagai persiapanmu melawan kakek dan nenek"
Jungkook mengangguk. Dia harus meluangkan waktu di sela-sela jadwal kerjanya nanti. Sepertinya ia harus memberitahukan Irene segera.
"Yah aku harap kau baik-baik saja.... mommy?"
To Be Continued...
Note: Di daerahku cucanya beneran ekstrim. Tiba2 hujan petir badai. Kemarin2 sempet ada gempa. Buat kalian jaga kesehatan yah^^