[Typos bertebaran!]
Jungkook benar-benar pergi untuk beberapa hari ke luar negeri setelah pertemuannya dengan Yeonjun. Urusan bisnis dengan koleganya di Eropa tidak bisa ia tunda begitu saja, sebab koleganya itu bukan orang sembarangan. Jika perusahaan gamenya mampu bekerja sama dengan kolega itu perusahaannya akan lebih maju dan terkenal.
Pesan dari keluarga maupun dari Yeonjun dan Taehyung beberapa kali ia abaikan begitu saja dan hanya fokus pada pertemuan dan kesepakatan bisnisnya. Jungkook adalah tipikal orang yang akan sangat fokus pada satu hal jika itu menarik perhatiannya.
Sebelum ia ingin menelpon kepada seseorang yang berada di negara tempat tinggalnya, ia menyempatkan dirinya untuk bersantai sebentar dan meminum minumannya dimaksudkan agar ia bisa berpikir dengan kepala dingin atas tindakan dari seseorang yang ingin dia dapatkan.
"Tuan Jungkook?"
Suara seseorang memanggilnya dari samping mejanya. Seorang wanita dewasa dengan gaya fashion yang elegannya.
"Siapa"
Wanita itu mengulurkan tangannya, "Jiwoo, mantan istri dari Kim Taehyung"
Jungkook terkejut dengan siapa orang disampingnya. Menjawab uluran tangan dari wanita itu. Mempersilahkan duduk di hadapannya.
Kebetulan apa ini?
Keheningan terjadi beberapa saat sebelum wanita itu mengeluarkan handphonenya memperlihatkan artikel online dari dalam tasnya.
"Kau pasti bertanya kenapa aku mengenalimu"
Tentu saja, siapa juga yang tidak terkejut.
"Aku melihat beberapa artikel yang mengatakan bahwa kau berhubungan dengan Taehyung. Jelas aku terkejut, pasalnya setahuku Taehyung berpacaran dengan Hana"
"Kau tahu Hana?" Pertanyaan retorik.
Wanita itu tersenyum remeh, "Tentu siapa yang tidak kenal dengan perempuan rendahan yang merusak hubungan rumah tangga orang"
Jungkook terkejut dengan apa yang dikatakannya. Walau memang raut Jungkook tidak ada perubahan malah semakin memanerkan raut campah tetap saja dia terkejut.
Taehyung pacaran dengan seorang perusak hubungan orang? Dan istri yang menurutnya cantik ini dia sia-siakan? Apakah Taehyung dimantrai atau apa?
"Wow aku terkejut dengan fakta itu"
"Wajahmu terlihat biasa saja Tuan Jeon. Sudah mengetahuinya?"
Laki-laki berparas manis itu menggeleng, "Aku tidak mencampuri urusan internal selagi itu tidak diperlukan"
Wanita itu hanya berdeham dan menatap Jungkook. Lebih kearah menilai Jungkook. Dan dia sebagai objek yang dinilai memancarkan aura angkuhnya dengan segera. Menaikkan dagunya bermaksud untuk menundukkan lawan.
"Rebutlah Taehyung. Aku tidak ingin anak-anakku bersama orang yang tidak pantas. Menurutmu kenapa aku masih memantau Taehyung?"
Jungkook menebak, "Kau masih cinta"
"Tentu tidak" Jiwoo meralat jawabannya. "Karena anak-anakku. Taehyung tipikal orang yang mencintai keluarganya, dan benar aku merasakannya. Akan tetapi, Taehyung juga tipikal orang yang tidak bisa menolak permintaan orang lain"
Wanita itu mengepalkan tangannya. "Karena itulah perempuan hina itu bisa masuk dengan mudah ke kehidupan kami. Memasang wajah polos tapi memiliki rencana licik di belakangnya. Dan muaknya lagi Taehyung tidak bisa menolaknya"
"Mengapa begitu?" Jungkook menyelipkan pertanyaan yang ditahan sedari tadi di mulutnya.
"Orang tuanya. Itu akibat didikan mereka. Memaksa Taehyung harus menerima apa yang mereka inginkan tanpa boleh di tolak...", Jiwoo menatap Jungkook dengan penuh emosi yang membara. "Karena itulah Jungkook, aku percaya padamu. Rebut dia kembali dari tangan Hana. Jangan biarkan dia dimanipulasi dengan mudahnya. Cepatlah bergerak! Tahun depan aku dengar mereka akan menikah. Jadilah karma bagi mereka"
Jiwoo menangkup tangannya yang sejak tadi dimeja. Meremasnya dengan penuh harapan dan berkata, "Lindungi anakku dan Taehyung bodoh itu"
Jiwoo berdiri segera setelahnya dan mengatakan bahwa kekasih barunya sudah menunggu di mobil. Tak lupa ditengah keheranan Jungkook, wanita itu memberikan pesan.
"Aku tahu kau cocok berdebat dengan mereka"
Mereka?
Jungkook menoleh kearah samping kaca. Dimana Jiwoo masuk kedalam sebuag mobil hitam dengan senyum cerahnya. Jungkook tentu bisa melawan siapa saja, dia tak kenal takut. Jika apa yang rasa ia benar tentu ia akan ungkapkan walau dengan fakta yang membuat geram hati.
Tapi apakah hanya untuk bersama Taehyung hal menyeramkan seperti perkataan Jiwoo akan terjadi?
Ting!
Handphone Jungkook berbunyi, jelas ia hampir melupakan niat awal setelah bersantai sebab kedatangan Jiwoo merusaknya. Jungkook mengecek handphonenya, ia diberikan kabar bocah kecil Kim menangis sembari berlari bergandengan di sebuah mall. Pesan itu dari noonanya omong-omong.
Membalasnya dengan segera dan meminta kedua bocah itu menjelaskan apa yang terjadi. Betapa emosinya dia kali ini, bisa-bisanya wanita berdosa itu berlaku kasar pada anak kecil. Sekasar-kasarnya seorang Jungkook, ia akan menjaga sikapnya dihadapan anak-anak.
Mendengar hal yang diutarakan sang bocah Kim setelah mendengar fakta dari Jiwoo membuatnya makin kesal dengan Hana.
Kemudian ia meminta Irene untuk membawa kedua bocah pergi ke rumah noonanya itu dengan iming-iming sogokan sebuah tas branded. Jika tidak disogok Irene jelas akan menolaknya.
Jungkook segera mencari kontak Taehyung yang ia simpan setelah Taehyung menelponnya pada hari dimana ini semua bermula.
Suara itu berasal dari seseorang yang beberapa hari ini tidak terlihat dari pandangannya.
"Dengar ya. Aku memang tidak disana tapi mataku mengawasi kalian semua. Dasar wanita jahat itu seharusnya kau buang saja, beraninya dia menyakiti anakku" ujaran itu masuk tanpa henti di telinganya.
Menatap sekretaris Bae yang memasang wajah datarnya dan mengangkat bahu bahwa ia tidak tahu apa. Bagaimanapun satu-satunya orang yang berpotensi memberitahukan hal ini pada orang di seberang telpon hanya dia.
"Apa yang kau maksud--"
"Berhenti berpura-pura bodoh. Urusi kekasihmu itu dulu, biarkan Taeguk dan Taera di rumah Irene noona. Aku akan menelpon Yeonjun jika mereka ingin pulang.. "
"Dasar kau beritahu penyihir itu, katakan padanya jika ingin membalas dendam balas padaku saja jangan anak kecil seperti mereka. Mengerti?"
"Aku mengerti"
"Bagus. Selama aku tidak ada di sampingmu jangan coba-coba menipuku. Mataku ada dimana-mana! Dan ingat, aku belum menyerah sedikitpun untuk mendapatkanmu"
Bip
Panggilan itu terputus secara sepihak. Taehyung menatap wanita di depannya dengan pandangan yang sulit dijelaskan. Ia memberitahukan pada wanita itu jika ia memberikan izin untuk membawa anaknya pergi ke rumahnya jika memang itu pilihan yang lebih baik.
Mereka pergi meninggalkan Taehyung sendiri. Taera dan Taeguk juga tidak melihat kearahnya saat pergi tadi.
Menghela nafas panjang, apakah ini yang dinamakan efek Jungkook?
Bersambung...
Note:
Halo dear. Tetap dukung BOSS ya sebab dukungan kalian bisa membuat aku semangat. Dan tetap jaga kesehatan karena akhir-akhir ini cuaca tidak menentu serta bencana dimana-mana.
Terakhir. Jangan sedih ditinggal Bangtan wamil. Kita bakal ketemu mereka full members 2025. Jadi tetap dukung mereka ya💜
Terimakasih telah mendukung BOSS dan Bangtan💜.
KAMU SEDANG MEMBACA
BOSS +taekook
Fanfiction[Slow-Up] Kim Taehyung, CEO terkenal dengan berkecimpung di dunia perindustrian musik harus bisa menghadapi bagaimana anak tengah dan bungsunya yang lebih memilih bersama CEO Jeon pemilik Golden Games Studio yang notabenenya orang asing baru dikenal...