Ep 18

1.9K 224 29
                                    

Benar saja Jungkook merasakan rangkulan dari tubuh yang tergolong pendek dari belakang

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

Benar saja Jungkook merasakan rangkulan dari tubuh yang tergolong pendek dari belakang. Dia orang yang beberapa waktu terakhir ini jarang bertemu, padahal sebelum orang disampingnya memiliki pasangan mereka kerap kali berjalan-jalan menghabiskan waktu dengan hal-hal yang tidak bermanfaat.

"Pergi sana hush. Aku tahu kau tidak sayang denganku lagi yoongi"

Takk

Suara hasil dari jitakan yang diberikan oleh laki-laki pendek disampingnya. Mendorong Jungkook menjauh dengan kesal, "Sial, kau pikir aku tidak sibuk dengan segala pekerjaanku, Jeon? Kau pikir aku hanya mengurusi Jimin saja?"

Jungkook mengangguk, "Tentu. Siapa lagi yang sering sekali mengirimkan foto bermesraan dengan niat pamer selain tunanganmu"

Yoongi berdecih. Tidak bisa dielak bahwa tunangannya itu sering menyepam kemesraan mereka dan mengirimkannya kepada adik kecilnya ini agar bisa ia ejek. Yoongi menghembuskan nafas jika begini sikap yang ditunjukan Jungkook pastinya adik kecil satu ini sedang cemburu. Dan satu-satunya cara yang bisa yoongi lakukan hanyalah,

"Mau beli es krim?" 



"Jadi apa yang akan kau lakukan?" pertanyaan Yoongi membuat Jungkook tertegun.

Saat ini Jungkook dan Yoongi berada di sebuah kedai es krim langganan mereka dikala masalah datang. Atas ajakan Yoongi, Jungkook yang memang luluh setiap dibujuk rayu menggunakan es krim segera saja masuk ke dalam mobil Yoongi yang memang terparkir dekat mereka tanpa banyak bicara. Omong-omong soal Irene, Jungkook langsung menyuruh Irene untuk pergi sendiri ke kantor. 

Setelahnya mereka sampai, Jungkook langsung memesan es krim dan menyuruh sang kasir untuk meminta tagihannya kepada Yoongi dan mencari tempat untuk mereka tanpa menunggu Yoongi. Dengan tingkah Jungkook yang seperti itu Yoongi hanya bisa memaklumi. 

"Mungkin rencanaku ini tidak akan bisa disetujui oleh kalian, tapi aku akan tetap memakai itu"

"Apa itu?"

Jungkook tersenyum, "Rencanaku adalah tidak ada. Memang terdengar bodoh, maksudku disini adalah aku akan membalas lebih dari yang musuh berikan"

"Jika mereka merendahkanku maka aku akan merendahkan mereka juga berkali lipat. Jika mereka mencelakaiku maka aku akan membalasnya. Terlihat sepele tetapi ini lebih baik daripada kita menyerang terlebih dahulu tanpa persiapan"

"Bukannya itu artinya bahwa kau siap dihancurkan secara mental dan fisik?"

Tidak ada jawaban dari Jungkook. Justru yang dapat Yoongi tangkap indra penglihatannya adalah Jungkook yang mengedarkan pandangannya tidak ingin menatap matanya. Ini yang membuat Yoongi tidak begitu mempercayai rencana Jungkook. Ia merasa bahwa rencana Jungkook tidak matang, ia pikir Jungkook sepertinya benar-benar siap dihancurkan.

"Jungkook─"

"Aku tahu hyung. Ini bodoh tapi aku harus melindungi yang lain juga terutama anak kecil. Jika aku gegabah maka semua kena. Ayah, kakek, noona reputasi mereka juga bisa hancur. Kau pikir aku pulang ke rumah hanya untuk menerima ceramah dari kakek? Tentu aku juga kesana agar bisa sadar dengan siapa aku berperang sekarang"

Jungkook mengehembuskan nafas frustasi. Iya, dia frustasi sebenarnya. Berpikir kembali untuk apa dia melakukan semua ini, apakah ia harus menyerah atau ia biarkan ini berjalan begitu saja dan hanya mengikuti alur saja.

"Sepertinya pasanganmu rindu hyung, bahkan mencarimu hingga kesini dengan taxi?" Jungkook mengarahkan dagunya ke arah luar. Melalui kaca mereka dapat melihat Jimin yang masih menggunakan pakaian kantornya dan melihat-lihat ke arah dalam kedai mencari seseorang.

"Pergilah hyung. Aku sedang tidak ingin melihat kalian romantis di hadapanku"

Dengan begitu Yoongi segera pamit undur diri dan pergi menemui Jimin yang dengan hangatnya memberikan senyuman manis kepada Yoongi yang mendekati. Jungkook melihat itu semua dan Jungkook juga iri. Iri mengapa ia tidak bisa seperti mereka.

Menghabiskan waktu beberapa saat menyendiri di kedai sebelum kembali lagi menuju arah kantornya yang lumayan dekat dengan kedai. Berjalan menikmati hiruk pikuknya kota yang sibuk dan tidak bisa bersantai. 

Lampu hijau lalu lintas terlihat otomatis semua pejalan kaki berdiam diri menunggu giliran di pinggir jalan begitu juga dengan Jungkook yang menunggu dengan santai. Kendaraan melintas mengikuti arahan dan berhenti seketika setelah lampu berubah warna menjadi merah kembali. Dan para pejalan kaki kini kembali mengambil giliran mereka untuk menyebrang.

Jungkook berjalan sesuai aturan disampingnya juga ia perhatikan seorang ibu muda yang sedang menggandeng seorang anak kecil manis dengan baju cantiknya.

Namun tanpa disangka suara klakson ribut berbunyi dari arah lain terlihat mobil sedan dengan kecepatan tinggi melaju kearah pejalan kaki tanpa terlihat hendak menghentikan mobilnya. Mata Jungkook membulat, jantungnya berdebar dan tubuhnya tidak bisa bergerak. Beberapa pejalan kaki sudah berteriak dan hendak menghindari laju mobil. 

Satu-satunya yang mampu menyadarkan keterkejutannya sebelum jarak terhapus antara dirinya dan mobil itu, Jungkook menarik tubuh sang ibu muda tadi dan mendekap tubuh anak kecil itu kedalam pelukannya. 

BUAGH

Satu mobil putih yang menunggu lampu merah beradu dengan mobil sedan yang berkecepatan tinggi tadi. Dan beberapa mobil yang berada di sekitaran mobil putih itu juga terkena dampaknya. Suara pecahan kaca dan klakson terdengar riuh, asap mengepul keluar dari balik kedua mobil itu. 

Jungkook menatap mobil tadi, ya dia beserta dua orang yang ia tarik berhasil selamat walau beberapa terdapat luka terlebih Jungkook sepertinya terkena benturan aspal dengan keras hingga menyebabkan pelipisnya berdarah.

Jungkook mampu melihat orang yang berada di balik mobil sedan terbalik itu. Dia adalah penguntit yang tadi sempat ia kerjai. Wajahnya penuh darah dengan mata yang terbuka sedikit dan menatap kearahnya. 

Mengucapkan beberapa patah kata tanpa suara sebelum menutup matanya dan kehilangan kesadaran. 

Sirine polisi menyadarkan keterdiamannya. Dan suara tangisan di dekapannya mengalihkan pandangannya. Anak kecil yang ia dekap tadi menangis kencang mengulurkan tangan kecilnya kearah sang ibu yang sepertinya tidak sadar karena terbentur aspal dengan keras. 

"Sst jangan menangis ibumu tidak apa-apa" Jungkook menepuk punggu anak itu dengan pelan. Kepalanya mulai terasa pusing, darah akibat benturan keras dengan aspal belum berhenti dari pelipisnya.

Matanya semakin memberat disaat beberapa petugas ambulan datang menghampiri mereka. "Tolong selamatkan dia dulu" ucap Jungkook terakhir sebelum ia kehilangan kesadarannya menunjuk kearah ibu muda disampingnya. 


"Sebuah mobil sedan hitam berkecepatan tinggi melawan arus lalu lintas hingga menabrak sebuah mobil yang sedang menunggu lampu lalu lintas hijau kembali di jalan xx daerah xxx. Dua pengendara mobil tewas di tempat salah satunya adalah pengemudi sedan hitam tersebut. Dan beberapa korban dari pejalan kaki mengalami luka-luka demi menghindari tertabraknya oleh mobil..."

Taehyung menatap siaran berita yang ditampilkan di kantin perusahaannya. Ia hendak kembali menyuapkan makanannya sebelum nama orang yang ia kenal terdengar dari bibir sang pembawa berita.

"Jungkook Jeon seorang CEO dari Golden Games Studio menjadi salah satu korban dari kecelakaan tersebut. Berikut liputannya"

Tangan yang menggenggam sumpit terjatuh begitu saja akibat terkejutnya ia dengan berita yang baru saja di dengar. 

"Jungkook?"




To be continued...

Note:

Aku tahu kalian bakal lupa sama alurnya. Dan aku tahu kalian ga akan mau kepo sama alasan kenapa aku lama tidak update.

yaudah la ya, nikmati saja :)



Kamu telah mencapai bab terakhir yang dipublikasikan.

⏰ Terakhir diperbarui: Feb 15, 2023 ⏰

Tambahkan cerita ini ke Perpustakaan untuk mendapatkan notifikasi saat ada bab baru!

BOSS +taekookTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang