Sore hari ada dua anak kecil perempuan yang usianya sekitar empat tahun sedang bermain rumah-rumahan dari tanah. Mereka adalah Alin dan Hema.
Alin sheilya sheerin dia adalah anak kedua dari dua bersaudara. Alin memiliki sifat yang lebih percaya diri dari Hema.
Yuannika Hema Granada. Seorang anak perempuan terakhir yang memiliki tiga saudara laki-laki. Hema dan Alin sudah berteman sejak kecil karena rumah mereka hanya berjarak beberapa langkah.
Tiba-tiba ada dua anak kecil laki-laki datang menghampiri mereka dengan berlari. Dia adalah Vino dan Revan.
"Aku sama Vino mau ikut main," kata Revan.
"Nggak boleh ini punyaku sama Hema," kata Alin berkacak pinggang menatap marah kearah Revan.
"Kalau mau ikut kalian bikin sendiri aja. Kita lomba, nanti kalau menang aku buatin makanan," kata Hema percaya diri.
"Sini cil," panggil Elzan. Hema menghampiri Elzan dengan berlari. "Emang kamu bisa masak cil?" tanya Elzan, kakak kedua Hema. Elzan memanggil Hema dengan sebutan bocil alias bocah kecil.
"Bisa, kan biasanya buat sama Alin nasinya dari tanah terus nanti dikasih daun-daunan," kata Hema dengan polosnya.
"Adek Lo nih bang, begonya natural banget. Pasti ini bocil nurun Lo, kalau turunan gue mah pasti pintar," ujar Elzan kepada Mahesa kakak pertamanya.
"Namanya juga anak kecil, Lo ladenin jadinya Lo yang bego monyet," kata Mahesa menyalahkan Elzan.
"Monyet ngatain monyet," kata Pangeran kakak kedua Elzan yang tak sengaja mendengar percakapan mereka.
"Nih orang pendiam tapi sekalinya ngomong sakit banget dah," ujar Elzan bingung dengan sifat yang dimiliki kakaknya ini. Anak yang paling dingin diantara saudara-saudara lainnya.
"Kalian pada ngomongin apaan sih kok aku bingung ya," kata Hema menggaruk rambutnya yang tak gatal.
"Kamu enggak akan paham, udah sana lanjut main," ujar Mahesa mengusir lembut adik perempuan satu-satunya.
Hema kembali ke teman-temannya untuk bermain. "Jadi enggak nih lombanya?" tanya Hema kepada yang lainnya.
"Ya jadilah, lihat aja nanti siapa yang paling bagus," kata Vino dengan nada yang meremehkan.
"Jelas kita lah yang menang wlek," kata Alin mengejek sambil mengeluarkan lidahnya.
Mereka selama bermain tidak bertengkar melainkan saling melemparkan candaan. Sampai hampir terdengar suara magrib mereka baru pulang ke rumah.
*****
Minggu pagi merupakan hari yang menyenangkan untuk anak sekolah, mereka terbebas dari tugas-tugas sekolah. Mereka pergi jalan-jalan berenam, disana ada Alin, Hema, Difa, Cahya, Revan dan Vino.
KAMU SEDANG MEMBACA
ABYSATYA - Teman Setia
AdventureKarya gabungan Pingky Kharisma dan Yuana Kurnia☁️✨ Kisah perjalanan dua gadis kecil perempuan yang memiliki begitu banyak impian.Dua gadis kecil yang begitu banyak memiliki sahabat namun, dengan berjalannya waktu satu-persatu dari mereka berpisah ka...