6. kegiatan Pramuka 2

25 7 16
                                    

Setalah jurit malam usai Alin memisahkan diri dari rombongan camping. Ia pergi ke danau tempat yang dikirimkan nomor asing tadi.

Alin sampai di danau tetapai tidak ada orang sama sekali tempat ini gelap dan sepi. "HALO ADA ORANG GAK?" teriak Alin tak ada sahutan.

"Siapa sih orang tadi iseng banget," gerutu Alin.

Saat Alin ingin kembali ke tenda Ia tersesat karena jalan yang ia lewati sangat gelap. Berkali-kali ia berjalan namun tak kunjung sampai malah semakin masuk ke dalam hutan.

"SIAPAPUN TOLONG!" teriak Alin tetap tidak ada sahutan.

"Revan, Vino, Hema ,Difa tolongin gue, gue takut," ucap Alin mulai terisak.

Alin duduk dibawah pohon menekuk lututnya karena ketakutan. Hawa malam hari itu terasa sangat dingin karena tempat ini diwilayah pegunungan.

Sementara dilain tempat Hema mulai kawatir karena tak melihat Alin setelah jurit malam usai. Ia langsung teringat dengan pesan dari nomor yang tidak dikenal tadi.

"Fa, Alin kok belum balik ya?" tanya Hema kepada Difa.

"Mungkin lagi sama anak osis kan bentar lagi api unggun," jawab Difa tenang.

Vino menghampiri Hema yang terlihat sedang khawatir. "Kenapa ma kok kayak khawatir gitu?" tanya Vino duduk di samping Hema.

"Alin belum balik juga Vin gue takut dia kenapa-napa," jawab Hema.

"Lagi sama Revan kali nyiapin permainan sama api unggun," ucap Vino menenangkan.

Dari arah yang berbeda Revan celingukan mencari keberadaan Alin yang sedari tadi tidak kelihatan. Ia sudah bertanya ke teman osis nya tetapi tidak ada yang tahu. Revan mencari Alin ke tenda Hema dan Difa ternyata disana juga ada Vino.

"Kalian lihat Alin gak soalnya api unggun nya udah mau mulai?" tanya Revan.

"Loh bukannya sama Lo ya pan?" tanya Hema berdiri karena kepanikannya bertambah.

"Enggak, abis jurit tadi dia misah gue kira sana kalian," ucap Revan mulai panik.

"Gila bisa di gorok bang Yesa kita kalau Alin sampai ilang," ucap Vino membuat mereka semakin panik.

"Gue bilang pak Rohman dulu kalau Alin gak ada," ucap Difa.

"Emang Alin gak pamit ma sama Lo?" tanya Revan mengacak rambutnya frustasi.

"Enggak, tapi tadi sore gue gak sengaja lihat pesan dari nomor yang gak dikenal chat katanya Alin suruh datang ke danau tapi gue kira cuma orang iseng dan Alin gak bakal datang," jelas Hema.

"Danau, danau mana?" tanya Vino.

"Gue tau, Vin Lo jaga Hema sama Difa biar gue sama anak-anak yang cari," ujar Revan.

Setelah diberi izin oleh pak rohman Revan dan yang lainya mulai mencari keberadaan Alin.

"ALIN LO DIMANA!" teriak Revan saat sampai di danau yang dikatan Hema tadi.

"LIN, JAWAB GUE, JANGAN BIKIN GUE KHAWATIR," teriak Revan lagi karena di sekitar danau tidak ada siapapun.

Pikiran Revan sudah kalut karena hari semakin malam dan ini hutan ia takut kalau Alin kenapa-napa. Yang ia tau Alin takut dengan gelap dan kesunyian pasti dia sangat ketakutan saat ini.

"ARGH LO DIMANA SIH LIN," teriak Revan frustasi.

Revan terus berjalan di sekitar danau namun nihil Alin tidak ada disana. Revan berkali-kali mencoba menghubungi Alin tetapi sinyal sangat tidak mendukung.

"Bang Yesa aku takut," ucap Alin terisak.

Revan yang mendengar suara Alin langsung berlari kearah sumber suara ternyata Alin sedang berada di bawah pohon dengan menekuk lututnya karena ketakutan.

ABYSATYA - Teman SetiaTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang