Karya gabungan Pingky Kharisma dan Yuana Kurnia☁️✨
Kisah perjalanan dua gadis kecil perempuan yang memiliki begitu banyak impian.Dua gadis kecil yang begitu banyak memiliki sahabat namun, dengan berjalannya waktu satu-persatu dari mereka berpisah ka...
Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.
Hari berikutnya setelah pembukaan restoran. Alin, Hema, Yesa dan Elzan sedang berada di teras rumah hema menikmati suasana malam yang sejuk. Mereka saling melempar candaan dan bercerita satu sama lain tentang apa yang mereka temui atau rasakan saat lama tidak bertemu.
"Enaknya selama liburan ngapain ya?" tanya Alin.
"Gimana kalau kita jalan-jalan," usul Hema.
"Boleh, udah lama juga kita nggak pergi berempat. Pergi ke Jogja ya," ucap Alin penuh semangat.
Yesa langsung menggeleng cepat. "Ke Ancol aja lah Deket, gak usah jauh-jauh," ucap Yesa.
"Gak mau, maunya ke Jogja," ucap Alin bersedekap di depan dada.
"Udah sering ke sana." ucap Yesa.
"Mana ada sering aku baru dua kali ke sana," ucap Alin tidak terima.
"Gak gue maunya ke Ancol Al," ucap Yesa ngeyel.
Hema dan Elzan henya memperhatikan perdebatan antara kakak dan adik di depannya itu. Mereka tidak ingin ikut campur jika Alin dan Yesa sudah berdebat maka tidak ada yang bisa melerai kecuali mereka sendiri yang berhenti.
"Gini deh tanya sama Hema sama bang El mau kemana," usul Alin yang akhirnya di angguki oleh Yesa.
"Udah debatnya?" tanya Elzan. "Lo, Yes. jadi Abang gak mau ngalah sama adek sendiri," lanjutnya.
"Mending ke Jogja aja tapi jangan ke tempat yang pernah kita kunjungi," saran Hema.
"Oke gue setuju," ucap Yesa akhirnya ia memilih mengalah.
Malam ini Alin dan Hema sama-sama suntuk dan kebetulan perut mereka juga lapar, akhirnya mereka berdua memutuskan untuk pergi mencari bakso.
Sambil menunggu pesanan datang Alin dan Hema terfokus pada salah satu pelanggan perempuan, lalu Alin dan Hema dan saling menatap.
"Masyaallah, cantik banget apalah daya gue yang begini," ucap Alin sembari memegang pipinya.
"Nggak boleh insecure," ucap Hema.
"Harus bersyukur," saut Alin.
"Tapi sulit," ucap Alin dan Hema bersama dengan mimik sedikit merengek.
"Wajar nggak sih gue insecure gini?" tanya Alin.
"Menurut gue sih wajar aja, karena kebanyakan dari kita lebih bisa menerima orang lain dibandingkan diri sendiri," jawab Hema.
"Iya juga, yang namanya manusia nggak ada yang puas, A dikasih terus minta B, B dikasih minta C, dan seterusnya, intinya kita harus bersyukur apa yang kita punya sekarang," ujar Alin menanggapi.
"Oh iya, Lo ada dihubungi sama Abi atau Cakra?" tanya Alin.
"Oh iya juga ya, terakhir kali kita ketemu waktu pembukaan restoran setelah itu nggak pernah ketemu sama kontak an lagi gue," jawab Hema.
