sick

5.8K 532 27
                                    

Mereka sampai di sekolahan, Jeno menyetandarkan motornya di parkiran sekolah, belum juga Jeno menyuruh Mark turun, remaja agustus tersebut sudah lompat turun dari motor dan melepaskan helm dari kepalanya, memberikan helm tersebut pada Jeno buru buru, sembari menatap sekitar masih cukup sepi.

Baguslah tidak akan ada yang curiga, ya kalaupun ketahuan pun pasti mengiranya mereka sahabatan saja.

Jeno melepas helmnya, menatap Mark yang ingin buru buru kabur, beruntungnya Jeno masih sempat untuk menahan tangan Mark.

"Mau kemana?"

"Mau ke kelas".

"Kenapa buru buru, masih banyak waktu"

Mark berdecak "waktu buat apaansih, orang gua mau ketemu Changbin dari tadi dia nge chat".

Wajah Jeno yang semula cerah berubah menjadi masam, Jeno melepaskan genggaman tanganya pada Mark lalu menggidikan bahu, membuat Mark mengerutkan kening bingung, kenapa sifat Jeno berubah rubah secepat itu.

Ah Mark tidak perduli dengan Jeno, dengan secepat kilat anak itu berlari masuk meninggalkan Jeno yang masih stay duduk di atas jok motornya dengan helm di tangan.

Jeno mengusap wajahnya, merapihkan surai legam tebalnya yang cukup berantakan akibat memakai helm, lalu pria itu turun sambil membenarkan tasnya, membuka resleting jaket yang dia pakai. menatap sekitar benar benar masih sepi.

Lengannya di gandeng tiba tiba, siapa lagi jika bukan Ryujin, gadis cantik itu sudah menempel pada Jeno, membuat Jeno tersentak, lalu menoleh melihat senyuman cantik itu di pagi hari yang cukup cerah.

"Ryu, kita jangan deketan dulu ya, kita udah sepakat heum ".

Ryujin menatap Jeno kecewa.

"Jadi kamu beneran mau kita jauhan dulu, sampai kapan? sampai aku lulus terus waktu kamu punya pengganti baru" Ryujin berucap lantang.

Jeno menggelengkan kepalanya spontan, dia takut kekasihnya salah paham "enggak gitu".

Ryujin tersenyum "jadi kita gak jauhan berarti" Jeno hanya memberikan senyuman tipis, dia hanya ingin mengamankan hubungannya dengan Ryujin, Jeno takut jika nanti semua kebejatannya akan kebongkar di depan papa dan mamanya, yang ada Jeno harus pergi ke inggris untuk tinggal di sana.

Atau tidak masuk asrama.










•••







"Aungg . . . lucu bat si lo mork, mau masya allah aja dari tadi gue, liat lo" Changbin memperagakan seekor anak singa, tapi lebih pantas Mark sih sebenarnya.

Mark jika di suruh cosplay menjadi anak singa pasti hidungnya mengerut wajahnya jadi mengecil, bibirnya juga maju.

Dan itu tentu saja menggemaskan.

"Tijel banget heran" ucap Mark, sambil merapihkan helaian poninya yang cukup berantakan.

"Tumben terlambat".

"Gitu lah, tadi gua nyamperin rumah lo tapi kosong, satpam juga gak ada jadi gua kira lo udah berangkat, eh ternyata bener udah berangkat duluan".

Mark menghela nafas tuhkan dia merepotkan Changbin lagi, bahkan Changbin sampai rela mendatangi rumahnya, seharusnya tadi Mark tidak datang dengan Jeno.

Sedikit menyesal karna sudah mengikuti paksaan Jeno.

Changbin mengambil duduk di sebelah Mark, dengan cepat Mark memeluk lengan temannya itu "sorry ya mbin, nyusahin lagi".

Jantung Changbin sedang koplo rasanya, berusaha untuk tenang tidak tersenyum senyum apalagi baper, fuck kagak bisa.

"E-ekhem, ya ga papa sih, gua kan setia kawan gak kek lo" canda Changbin sambil menetralkan degupan jantungnya, membuat Mark malah mengerucutkan bibirnya padahal Changbin hanya bercanda.

"Maaf ih, oh ya sekarang lo mau apa gue traktir deh, mumpung di kantin".

Changbin diam.

"Gua aja deh yang traktir, lagi pula ntar aja istirahat kesini lagi, udah mau bel masuk".

Mark mengangguk, iya sudah hampir bel masuk.

mereka akhirnya pergi dari kantin, meninggalkan banyak atensi murid yang berada disana melihat ke akraban Changbin dan Mark, seperti orang yang memiliki hubungan spesial yang mereka berfikir seperti itu.

Tidak mungkin kan salah satu dari mereka tidak ada yang baper, Changbin yang begitu gentle dan bertanggung jawab, soft juga perhatian, begitu pula, Mark si anak singa yang menggemaskan, Changbin mana mungkin menolak pesona lucu dari si pemilik wajah mungil itu.








•••











"Mbin lo anjir ngeselin, kampret!".

"Mark jangan ngumpat di slepet pak agus mampus!" Peringat Changbin yang kini lari dari kejaran Mark sambil menenteng nenteng sepatunya, Changbin berlari hanya menggunakan kaos kaki dan sialnya kaos kakinya berwarna putih otomatis banyak sekali debu yang menempel.

"Mana mungkin pak agus nyelepet gue, gue kan anak kesayangannya!".

"Eh iya lu kan sugar babynya HAHAHAHA".

"SIALANNN, GUA SUGAR BABYNYA OM DONGHAE!"teriak Mark kesal, enak saja masa dia jadi sugar baby guru ipanya.

Mereka berlari larian karna Changbin yang tak sengaja menumpahkan tinta pulpen ke buki Mark, saat Mark sedang menulis nulis sesuatu, lebih tepatnya menulis cerita, karna sedang istirahat juga, mereka tak jadi ke kantin dan lebih memilih di dalam kelas saja, tapi tetap menitip pada ketua kelas untuk membelikan bakso, sekali kali memperbudak ketua kelas tidak dosa kan.

"Loh jeno, Ryujin, wah kalian sangat romantis".

"AWASSSS!"

BRUKKK!!

tubuh mungil Mark yang di bawa berlari cepat tadi tidak sempat mengerem, sampai menubruk tubuh Changbin keduanya jatuh ke bawah, badan Changbin di timpah oleh Mark, mereka berdua langsung jadi tontonan oleh Ryujin dan Jeno.

"Auwh" ringis Mark, berpindah dari atas tubuh Changbin.

Mark melihat celana seragamnya, kotor dan robek, Changbin terduduk melirik Mark yang duduk sambil mengelus lututnya yang tergores, Changbin menarik tangan Mark mengecek lutut si agustus.

"Sakit gak?" tanyanya, padahal Changbin sendiri juga sakit ditambah tertimpa tubuh Mark yang cukup gempal, lucu seperti anak singa kelebihan muatan, cowo Seo itu meniup lutut Mark dan mengipasinya.

Jeno menatap Changbin dan Mark dengan wajah datar, cowok itu menyelipkan jari jemarinya di sela sela jari mungil Ryujin, menggengam tangan tersebut, lalu mengisyaratkannya untuk pergi dari sana.

"Kantin" ajak Jeno, Ryujin yang tadi fokus melihat perlakuan soft Changbin pada Mark teralih senyumnya menggembang saat Jeno menggandengnya, tentu saja gadis itu mengangguk menerima tawaran Jeno untuk pergi ke kantin "ayo".

Keduanya pergi, dan Changbin masih meniupi luka Mark.

"Nanti ke uks ya".

Mark menggeleng menatap lukanya, ekor matanya melirik Jeno yang pergi ke kantin dengan Ryujin, lalu matanya kembali pada luka di lututnya.

"Enggak usah alay amat, cuma begini".

"Yakin?".

"Iyaaaa mbinn" gemas Mark.

•••

Yoouuu you my life my love my beggining😫

NoMark | MINETempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang