pulang

4.4K 453 16
                                    

•••

Jeno dan Mark sudah mendapatkan minyak yang mama mereka suruh, satu orang satu minyak, apalagi di jari kelingking keduanya tertanggal tinta ungu yang menjadi penanda kalau mereka sudah membeli minyak tadi.

memangnya lagi pencoblosan, segala di pinta untuk mencelupkan kelingking agar terkena tinta ungu.

"woi tunggu"

Mark berjalan lebih dulu, bukannya kearah motor namun ke trotoar jalan raya, cowok agustus itu ingin pulang naik angkutan umum saja.

Jeno mengejarnya.

lalu menarik pakaian Mark agar berhenti "lo mau kemana sih?"

"mau pulang, lah" balas Mark, menarik lengannya yang tertarik akibat Jeno menarik pakaian yang dia kenakan.

"yaudah sama gua, gua sama lo kan kesininya, masa pulangnya misah, apa kata mama lo nanti".

Mark menatap Jeno dengan wajah judes, sambil memutar bola matanya malas.

"bukannya lo ada janji ketemuan sama Ryujin? ntar lo marah marah lagi sama mama gue gara gara dia ngacauin pertemuan kalian, bisa bisa emak gue di bogem dari belakang, sama lo" Mark tersenyum miring melihat wajah Jeno datar, namun cowok april itu kembali menarik baju Mark.

tapi Mark berdecak "apaansih jangan sentuh sentuh gue!" tegas Mark nyalang, memukul lengan Jeno kesal.

"gue gak nyentuh lo" balas Jeno.

"itu tadi apa?! buta mata lo, apa mati rasa tangannya" sinis Mark.

yang lebih muda menghela nafas baru pertama kali dia melihat lelaki emosian seperti Mark apalagi terlalu percaya diri.

"gua gak nyentuh lo, gue nyentuh baju lo" tukas Jeno.

mendengar jawaban Jeno, Mark mendadak salah tingkah, tapi dia harus tetep cool dan ngerasa kalau dia harus menang jika debat dengan Jeno.

"pokoknya gua mau pulang naik angkot, siniin minyak lo gue bawa, sekarang lo pergi sana hush hush ketemu sama Ryujin"

"takut cewek lo ngamuk, terus lo dijadiin samsak sama dia" Mark merebut kantong plastik di tangan Jeno untuk dia bawa pulang, Jeno hanya diam berdiri memperhatikan yang lebih tua mengomel ngomel tidak jelas.

bahkan sampai memasang mimik muka menyebalkan, menyindir Jeno ini itu.

Mark menghela nafas, oke dia harus pergi sekarang, emang nyusahin aja si Jeno.

mata sipit Jeno masih setia memperhatikan Mark yang membenarkan pegangan pada plastiknya, namun cowok itu menurukan terlebih dahulu satu plastik ke bawah dan merogoh kantung celananya mengambil uang sisa ber nominal 5000.

Mark meraung dalam hati, bersyukur masih ada duit untuk dia pulang, kalau tidak ada sisa, Mark gengsi pulang dengan Jeno padahal dia sok sokan ingin pulang naik angkutan umum.

cowok itu kembali mengangkat plastiknya setelah menyiapkan uang.

"beneran gak mau sama gue pulangnya?" tanya Jeno.

"gak!"

"keliatannya lo keberatan bawa dua minyak, mau gua bantuin?"

"gue kuat sorry aja, ngangkat dua minyak isi 2 liter gampang" ketus Mark.

Jeno tersenyum.

"tadinya gua mau ngajak lo jajan boba, tapi lo nya gamau ikut gue, yaudah gak jadi".

Jeno berbalik badan, sesekali melirik kebelakang melihat Mark yang terdiam, cowok itu menyeringai.

pasti Mark tidak tahan untuk tak menerima tawarannya, alis Jeno menyatu, cowok agustus malah melenggang begitu saja dengan santainya.

"eh lo gak mau?" Jeno berbalik badan.

"enggak!" sahut Mark keras.

"oke"

cowok april itu berlari "AAHHH BANGSAT!!!!!!" Mark berteriak sambil memegang erat plastik minyaknya, duit 5000 yang dia pegang jadi terbang jatuh, karna Jeno.

Jeno mengangkatnya seperti karung beras dan membawa Mark duduk diatas jok motor, orang orang disana bukannya mengantri minyak dengan benar malah menatap kedua manusia itu, Mark marah tentu saja sementara Jeno seger naik keatas motor susah payah, karna Mark sudah duduk di jok duluan, cowok itu menyalakan mesin motornya dan memakai helm, tanpa babibu cowok tersebut mengas motornya.

"JENO BAJINGAN!" Mark menjerit kesal, meletakkan dua plastik minyak di tengah tengan jok, lalu memukuli pundak Jeno brutal.

mereka sedang dijalan tapi Mark masih saja menggebuki Jeno, intinya Jeno bajingan.

•••

sesampainya di rumah, Mark segera turun dari motor dan masuk kedalam, menggeletakan plastik minyaknya diatas meja ruang tamu lalu berlalu ke kamar.

Mark mengunci pintu kamar dia tidak mau Jeno masuk kedalam sini, karna Mark sedang marah dengan Jeno ralat semakin marah karna cowok itu benar benar menyebalkan.

Jeno menatap sendal Mark di depan pintu lantas menggidikan bahu, cowok itu segera memundurkan kembali motornya keluar dari gerbang rumah, Jeno menggendarai motornya melaju, meninggalkan rumah.

cowok itu belum menepati janji pada Ryujin karna merasa ponselnya terus berdering tanpa dia tebak pun, Jeno tau jika Ryujin yang menelphone dan menghubunginya terus menerus, gadis itu pasti menunggunya dengan wajah kesal.

tanpa harus di perjelas kembali, Ryujin akan marah dan mengomel panjang lebar bahkan sampai menampar Jeno, ya itu sudah biasa jika Jeno terlambat

•••

NoMark | MINETempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang