7

1.5K 241 3
                                    

Sabtu pagi terasa cukup dingin di daerah puncak yang nampak masih sedikit berkabut. Sesuai dengan rencana semalam di mana Jevandra mengajak istri serta anaknya untuk pergi ke kebun buah atau tepatnya pada kebun strawberry untuk memetik buah merah itu, kini mereka tengah duduk melingkar di meja makan villa dengan Yuno yang berada di pangkuan Ale dan tengah mengunyah roti tawar. Sarapan hari ini memang cukup sederhana, hanya berupa roti bakar yang memang bahannya sengaja Ale bawa dari rumah.

Jihan pun juga turut hadir di meja makan ini, hanya saja lebih memilih untuk diam dan memperhatikan anaknya yang sekarang sudah bisa memakan makanan lain.

"Adek belum bisa makan roti yang ini nak, keras." ujar Ale ketika Yuno hendak meraih roti bakar miliknya.

"Sini rotinya Ayah kasih coklat biar ada rasanya." kata Jevandra yang kemudian mengambilkan selai coklat.

"Mau ke kebun jam berapa?" tanya Ale sambil menunggu suaminya selesai mengoles coklat pada roti milik Yuno.

"Habis sarapan ini."

"Emang udah buka?"

"Udah lah, kebun kebun kaya gitu dari subuh juga udah buka." kata Jevandra.

"Jihan mau ikut?" tanya Ale yang sekarang sudah menolehkan kepalanya pada Jihan yang ada di depannya.

"Ke mana?"

"Kebun buah."

Jihan nampak melirik Jevandra yang nampak acuh, entah memang mengacuhkan atau karena sibuk menyuapi Yuno.

"Gak usah deh." tolak Jihan.

"Eh ikut aja, kan ini ceritanya liburan, masa diam aja di rumah." kata Ale.

Jihan terus menggeleng.

"Boleh ya Yah Jihan ikut?" izin Ale.

"Hm." gumam Jevandra dan masih memilih untuk fokus menyuapi Yuno.

"Tuh boleh, ikut aja." kata Ale.

Jihan pun mengangguk mengiyakan.

Selang 5 menit akhirnya mereka berempat mulai keluar dari villa, karena letak kebun yang tak terlalu jauh jadi mereka memutuskan untuk berjalan kaki saja, menghemat bensin dan sekaligus olahraga ringan.

Karena masih sangat pagi sudah jelas jika udaranya cukup dingin, bahkan pipi Yuno sudah mulai memerah karena menahan hawa dingin yang menerpa tubuh mungilnya. Saat suhu normal pun pipi Yuno juga terlihat memerah apa lagi jika terkena hawa dingin seperti ini, sudah jelas semakin merah.

"Utututuu lucunya anak Bunda ini merah merah pipinya." gemas Ale sambil menciumi pipi Yuno

Bayi itu pun segera mencari tempat yang nyaman di tubuh Bundanya untuk menghangatkan diri, dan berakhir ia dimasukkan ke dalam jaket tebal yang sedang digunakan oleh Ale, visualisasinya seperti ibu kanguru yang menyemBunyikan anaknya dalam kantung.

"Sampai." ujar Jevandra yang memang berjalan di depan.

"Nanti beli strawberrynya jangan banyak-banyak loh Yah, aku gak suka strawberry." peringat Ale.

"Iya, nanti beli buat Yuno aja." jawab Jevandra.

Mereka pun memasuki perkebunan dan langsung disambut baik oleh pemilik kebun, masing-masing dari mereka diberi keranjang kecil dan dibebaskan untuk memetik strawberry ataupun buah yang lainnya.

"Aku sama Jihan ya." izin Ale.

"Ya." jawab Jevandra singkat dan langsung pergi menuju tengah kebun.

Ale hanya mengangkat kedua bahunya pertanda ia sendiri juga bingung kenapa Jevandra sampai sebegitunya jika Ale hendak mendekatkan Yuno pada Jihan.

Beautiful Scars -JJH- ✔️Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang