Menit-menit terakhir sebelum perjuangan yang sebenarnya di mulai, Alecya sudah 24 jam ini berdiam diri di ruang rawat inap VVIP rumah sakit karena tiba-tiba saja ia merasa ada dorongan dari dalam perutnya yang jelas membuat Chandra panik dan langsung membawa adiknya ke rumah sakit.
Benar saja, jalur lahir sudah mulai mengalami pembukaan, baru bukaan dua tapi Chandra dan Yuno sudah panik bukan main, Jeano yang masih disekolah pun langsung pergi meninggalkan sekolahnya untuk menyusul sang Bunda di rumah sakit. Untungnya ujian kenaikan kelas sudah selesai dan sudah memasuki hari bebas jadi Jeano tak akan dikenai sanksi karena pergi meninggalkan sekolahnya tanpa izin.
Dan hari ini merupakan prediksi dari dokter untuk kelahiran anak ketiga Sanjaya. Kali ini Ale hanya ditemani oleh Yuno karena Chandra ada keperluan di kantor, Jevandra sedang mengambil rapor milik Jeano dan tentunya si anak tengah juga ikut bersama Ayahnya, terakhir para orang tua sedang membersihkan rumah Ale untuk menyambut kedatangan cucu barunya.
Sejauh ini Alecya terlihat tenang dan tidak mengeluh apapun, dari segala ekspresi yang ditunjukkan juga tidak ada tanda-tanda bahwa wanita itu tengah kesakitan, benar-benar santai. Makan masih lancar, diajak berjalan kesana-kemari dengan perawat juga biasa saja, masih bisa konsentrasi ketika menonton televisi atau bermain ponsel.
"Baru mampir beli makan siang di McDonald's katanya Bun, titip nggak?" tanya Yuno yang baru mendapatkan pesan dari sang adik.
"McDonald's depan rumah sakit?" Ale balik bertanya.
"Iya, yang dekat katanya." jawab Yuno.
"Mcflurry oreo sama ayam apa aja deh, Bunda mau ayamnya aja." jawab Ale.
"Ok siap." kata Yuno dan langsung mengetik pesanan Bundanya kemudian dikirimkan pada Jeano.
"Udah, tinggal nunggu Ayah yang bayar kata Jean." imbuh Yuno.
Ale mengangguk.
Saat ini posisinya sedang duduk dan di depannya ada meja kecil bekas ia makan buah, di sana ada ponselnya yang digunakan untuk menonton film.
"Bunda gak sakit?" tanya Yuno.
"Nggak Abang, tenang aja." jawab Ale.
"Tapi Bunda pucet." balas Yuno.
"Kalo pucet artinya kesakitan?" tanya Ale.
"Enggak sih." jawab Yuno.
Ale langsung tersenyum simpul, "Bunda gak papa, nanti kalo sakit Bunda langsung bilang Abang kok, tenang aja."
Yuno mau tak mau akhirnya mengangguk mendengar perkataan sang Bunda.
10 menit menunggu akhirnya 2 orang yang ditunggu pun datang, Jeano masuk terlebih dahulu dengan membawa 2 kantong plastik putih yang berisi menu makan siangnya bersama Ayah, Bunda, dang Abangnya, sedangkan Jevandra di belakang datang dengan membawa sebuah map rapor milik Jeano.
"Aku beli mcflurry dua sama ayamnya tiga, buat Bunda." kata Jeano dan dengan semangat meletakkan kotak ayam dan 2 cup ice cream di dekat ponsel Ale.
"Banyaknya." kata Ale.
"Biar Bunda kenyang, Adek juga kenyang." balas Jeano.
"Terima kasih Kakak." ujar Ale.
"Sama-sama." jawab Jeano.
"Seperti biasa masuk lima besar seangkatan." kata Jevandra sambil memperlihatkan rapor Jeano.
"Alhamdulillah." Ucap syukur Ale.
"Mau hadiah apa?" tanya Jevandra yang kini sudah duduk di sebelah Ale, membantu wanita itu membuka kotak makannya.
KAMU SEDANG MEMBACA
Beautiful Scars -JJH- ✔️
FanfictionBOOK I Ketika kebahagiaan palsu terasa menyenangkan, sebuah kisah cinta dan pengkhianatan yang terjadi hingga membuat semuanya harus berakhir.