6

24.1K 3.9K 456
                                    

Sudah 3 hari berlalu setelah kejadian Ale yang pagi-pagi meminta izin kepada Jevandra untuk membantu Ayana mengurus si kembar yang deman di rumah sakit, dan juga kejadian di mana Aisha mengatakan jika Jevandra bersama dengan Yuno terlihat berada di food court alun-alun bersama dengan seorang perempuan yang sudah dipastikan jika itu adalah Jihan.

Selama ini Ale hanya diam, bukan karena marah, melainkan ia menunggu untuk Jevandra berkata jujur tentang apa yang Aisha lihat kala itu, namun kenyataannya sudah 3 hari tapi Jevandra sama sekali tidak membicarakan apapun padanya dan malah terkesan biasa saja.

Ale sendiri bingung, ia berada pada posisi yang membingungkan. Di satu sisi Jihan adalah ibu kandung dari Yuno, wanita itu berhak untuk kapan saja bertemu dengan Yuno, tapi tidak dengan membawa Jevandra karena laki-laki itu bukan suaminya. Di sisi lain Jevandra juga Ayah kandung Yuno, Ale tidak bisa melarang Jevandra untuk tidak menemui Jihan, apa lagi jika alasannya demi Yuno.

Memang ia harus kembali bersiap diri karena rencana Tuhan tiada yang mengetahui, menyiapkan jiwa dan raganya untuk kejutan lain yang mungkin akan datang tanpa diduga.

Seperti hari ini yang tepat jatuh pada hari Jumat, memang sudah kebiasaan dari Jevandra untuk pulang pada jam 11.00 setiap hari Jumat karena ia akan bersiap pergi sholat Jumat di masjid dekat rumah kemudian kembali lagi ke kantor pada jam 13.00.

Namun anehnya hari ini laki-laki itu sudah terlihat memasuki rumah pada pukul 10.20 dan mengatakan jika setelah ia selesai sholat Jumat akan pergi ke puncak. Ale pikir akan pergi bersama teman-teman kantor atau dengan bapak-bapak perumahan, tapi ternyata Jevandra sengaja mengajak anak dan istrinya pergi berlibur secara mendadak.

Akhirnya Ale pun mempersiapkan kebutuhan dirinya, Jevandra dan Yuno untuk berlibur ke puncak selama 3 hari 2 malam sambil menunggu suami dan anaknya selesai sholat Jumat. Sudah 2 bulan ini Jevandra selalu membawa Yuno ke masjid, alasannya agar Yubo mengenal suasana masjid, dan selama ini pun tidak ada keluhan dari bapak-bapak lain jadi Ale membiarkan saja untuk Jevandra membawa Yuno ke masjid.

Karena letak masjid yang lumayan dekat, Jevandra pergi menggunakan motor jadi Range Rover miliknya masih terparkir di teras rumah dengan keadaan tak terkunci agar sang istri lebih mudah menata barang-barang.

Sudah ada 1 koper dan 1 container yang siap dimasukkan ke dalam mobil dan sisanya berupa tas yang nantinya bisa dimuat di kursi belakang. Dulu Ale sering meributkan sang tante yang selalu membawa banyak barang ketika akan pergi, namun sekarang Ale merasakan sendiri bagaimana repotnya pergi dengan membawa bayi yang memang kebutuhannya sangat banyak.

"Mau dibantu?"

Hampir saja Ale menjatuhkan container yang ia bawa karena sebuah suara yang mengagetkan.

"Kaget ya, maaf maaf."

Ale pun menoleh ke samping saat ada tangan lain yang membantunya mengangkat container untuk dimasukkan dalam bagasi mobil.

"Jihan?"

"Halo Ale, maaf ya aku langsung masuk soalnya pagar rumah kebuka dan ada kamu di luar jadi langsung aku samperin aja."

"Ohh, gak papa kok." jawab Ale

"Kamu mau kemana kok bawa koper sama container?" tanya Jihan.

"Mau liburan ke puncak." jawab Ale.

"Ah gitu ya." jawab Jihan.

"Kenapa?" tanya Alecya

"Tadinya aku ke sini mau ajak Yuno main, tapi gak papa deh besok-besok aja." kata Jihan.

"Tapi sekarang boleh nggak aku lihat Yuno sebentar?" imbuhnya.

"Yuno diajak Ayahnya sholat Jumat." Jawab Ale dengan jujur.

Beautiful Scars -JJH- ✔️Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang