Setelah semalaman beristirahat dengan diiringi alunan deburan ombak, pagi menjelang siang sekitar pukul 8.00 akhirnya sepasang suami istri muda itu terbangun karena rasa lapar yang mulai dirasakan oleh tubuh.
Meskipun bangun terlambat namun selalu Ale yang lebih dulu benar-benar sadar dan kemudian membersihkan diri dan sudah menjadi kebiasaan untuk Jevandra yang akan bangun setelah istrinya.
Keduanya pun baru benar-benar siap keluar kamar pada pukul 9.00 dan Jevandra langsung mengarahkan sang istri menuju pada jajaran restoran yang ada tak jauh dari penginapan. Ada restoran sea food, restoran steak, restoran Jepang, bahkan restoran Korea pun ada di pinggiran pantai Hawaii.
Pilihan Ale pun jatuh pada restoran Korea, jika dipikir memang Ale sudah lama sekali tidak mencicipi hidangan yang selalu ia makan saat remaja. Bukan karena ia meminta dimasakkan makanan Korea setiap hari, tapi karena ia dulu mengenyam pendidikan SMA di Seoul, Korea Selatan, dan tinggal di sana selama 3 tahun karena tuntutan pekerjaan Papanya.
Meskipun yang ada di Hawaii ini rasanya agak berbeda, namun setidaknya bisa sedikit mengobati rasa rindu Ale terhadap masakan Korea yang sudah lama tak menyapa lidahnya.
"Kamu mau makan apa?" tanya Jevandra ketika pelayan memberikan buku menu dan sebuah kertas untuk menuliskan pesanannya.
Mereka saat ini memilih duduk di kursi yang ada di luar agar tetap bisa menikmati keindahan pantai dan laut.
"Mau ramyeon." kata Ale.
"Jauh-jauh ke Hawaii tapi makan ramyeon." ujar Jevandra sambil menuliskan apa yang istrinya mau.
"Mau yangnyeom chicken." ujar Ale lagi.
"Eommuk." Imbuhnya.
"Apa lagi?" tanya Jevandra.
"Udah itu aja dulu." jawab Ale.
"Kamu gak mau sea foodnya?" tanya Jevandra.
Ale menggeleng, "Kamu aja pesen nanti kalo aku pengen tinggal minta aja, hehe."
"Aneh, biasanya seneng kalo ke pantai biar bisa pesen kerang puas-puas." kata Jevandra.
"Lagi gak mau." jawab Ale.
Setelah mencatat semua pesanan, Jevandra kembali memanggil pelayan untuk mengambil buku menu serta catatan pesanan mereka.
"Jadi kita di sini berapa hari Mas?" tanya Ale.
"Enam sebenarnya, Sabtu malam kita terbang pulang." jawab Jevandra.
Ale mengangguk paham.
"Hari ini rencananya ngapain?" tanya Ale lagi.
"Kamu maunya ngapain?"
Ale mengerutkan dahi untuk berpikir.
"Kalo mau belanja, nggak deh nanti aja kalo gak Kamis ya Jumat waktu mepet pulang biar sekalian packing." gumam Ale.
"Main air? Udah terlalu panas, nanti sore aja baru bisa tapi aku males."
"Tumben." Jevandra menyela perkataan istrinya.
"Apanya?" tanya Ale.
"Kamu bisa males? Biasanya kamu yang paling semangat buat ngapa-ngapain." jawab Jevandra.
"Gak tau ih aku bawaannya males aja." kata Ale yang juga merasa aneh.
"Karena gak ada Yuno kali ya, kalo ada Yuno kan aku serba hati-hati, pokoknya aku harus perfect biar Yuno gak kenapa-napa." imbuh Ale.
"Gak harus jadi perfect sayang, setiap manusia juga pasti bisa buat kesalahan, gak ada manusia yang sempurna." kata Jevandra.
"Aku tau, aku gak ada keinginan jadi yang sempurna bagi aku sendiri, aku mau sempurna untuk Yuno, maksudnya aku gak mau gagal dalam mendidik dia, meskipun dia gak lahir dari rahimku setidaknya aku mau dikenal dia sebagai ibu yang baik." balas Ale.
KAMU SEDANG MEMBACA
Beautiful Scars -JJH- ✔️
FanfictionBOOK I Ketika kebahagiaan palsu terasa menyenangkan, sebuah kisah cinta dan pengkhianatan yang terjadi hingga membuat semuanya harus berakhir.