4

26.4K 3.8K 483
                                    

"Yang, jangan diem aja." kata Jevandra sambil terus mengekori langkah Ale.

Sepanjang perjalanan pulang memang Ale hanya diam saja meskipun Jevandra terus mengajaknya berbicara. Ale akhirnya pulang bersama Jevandra sedangkan mobilnya dibawakan oleh sopir kantor.

Bahkan ketika sampai di rumahpun Ale masih setia menutup mulutnya, tak ingin berkomentar apapun karena memang tak ada yang perlu dikomentari perihal Jevandra dan perempuan yang Ale lihat di ruangan kerjanya.

Sampai pada akhirnya Ale akan membuka pintu kamar, Jevandra dengan cepat menahan tangan istrinya.

"Apa sih?" tanya Ale.

"Jangan diem aja." kata Jevandra, lagi.

"Terus aku harus gimana? Marah-marah?"

"Lebih baik kamu marah-marah sama aku dari pada diem gini." ujar Jevandra.

"Gak jelas kamu tuh." kata Ale dan langsung melepaskan tangan Jevandra dari lengannya kemudian memasuki kamar.

"Aku gak ngapa-ngapain sama dia." ujar Jevandra berusaha menjelaskan.

"Yang nuduh kamu ngapa-ngapain sama Jihan tuh siapa?" tanya Ale yang sekarang sudah duduk di depan meja rias untuk membersihkan wajahnya.

Jevandra langsung terdiam. Memang benar Ale tak menuduhnya macam-macam, namun dengan diamnya perempuan itu membuat Jevandra tak tenang dan malah memikirkan apa yang sebenarnya tak akan dilakukan oleh Ale.

"Apa dari tadi aku nuduh kamu selingkuh? Nuduh kamu berbuat yang nggak-nggak sama Jihan?" tanya Ale.

Jevandra menggeleng.

"Ya udah santai aja, aku kan emang gak banyak ngomong, kenapa harus bingung?" ujar Ale.

Memang ada benarnya karena Ale bukan tipe perempuan yang cerewet, bukan yang suka membicarakan banyak hal, bukan yang suka melampiaskan semuanya melalui mulut dengan nada yang tinggi. Kecuali jika benar-benar ada hal yang sangat fatal dan membuat dirinya benar-benar sakit hati, baru lah Ale akan marah besar bahkan mungkin bisa mengucapkan kata-kata yang tak seharusnya diucapkan.

"Tapi kamu biasa selalu ngomong kalo aku ada salah." kata Jevandra.

"Kamu menganggap tadi itu sebuah kesalahan dan aku harus marah?" tanya Ale.

Jevandra kembali terdiam.

"Dan apa kalo aku diam berarti aku marah?" tanya Ale lagi.

Jevandra menggeleng, "Enggak."

"Ya udah, mending kamu ganti baju, istirahat, tidur siang kalo perlu, nanti habis maghrib kita jemput Yuno." kata Ale yang kemudian mendekati Jevandra untuk dibantu membukakan jasnya.

"Yang." panggil Jevandra

"Hm?" gumam Ale sebagai jawaban.

"I love you."

"I love you too." jawab Ale.

"Udah istirahat biar nanti seger waktu jemput Yuno, aku mau beresin dapur." kata Ale dan segera turun ke lantai bawah.

Menjemput Yuno? Memang bayi itu di mana sekarang?

Dan siapa itu Jihan?

Jihani Xellena, seorang wanita yang seusia dengan Ale dan merupakan ibu kandung dari Yuno Axelle Sanjaya. Wanita ini yang Ale lihat tengah berdua bersama sang suami di ruang kerjanya.

Nama tengah Yuno yaitu Axelle memang diambilkan dari perpaduan nama Ale dan juga Jihan karena 2 orang itu adalah sosok ibu yang teramat penting bagi Yuno, ibu kandung dan ibu sambung.

Beautiful Scars -JJH- ✔️Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang