Sudah sebulan berlalu dengan semua kegiatan yang kembali seperti semula, Yuno dan Jeano pergi ke sekolah dan Jevandra mulai bekerja seperti biasa. Yuno hanya menginap di apartemen Mamanya selama 10 hari dan sekarang sudah pulang ke rumah Sanjaya.
Selama 10 hari itu memang hanya ada Ale dan Jeano di rumah ketika Jevandra bekerja karena Luki, Jeden dan Haikal sudah pulang ke rumah Grandpa dan Grandma Sanjaya, namun saat Yuno pulangpun tetap hanya ada Ale dan Jeano di rumah. Yuno yang memang sudah memasuki hari-hari penting pun semakin sibuk dengan lesnya hingga jam 19.00 malam, Ale tidak meminta Yuno untuk les namun anak itu sendiri yang meminta.
Selain itu Jevandra juga sibuk bekerja, biasanya ia akan berangkat jam 6.00 pagi dan pulang jam 17.00 sore, namun ada kalanya ia pulang larut bahkan sampai jam 21.00 malam. Pergi saat anaknya masih berada di kamar untuk persiapan sekolah dan pulang dalam keadaan anak-anaknya sudah tertidur.
Dan saat ini sudah pukul 11.13 siang namun Jeano sudah ada di rumah, angkatan Jeano dan di bawahnya memang dipulangkan lebih awal karena pada jam 10.00 akan dilakukan uji coba ujian yang memang harus meminjam kelas kelas lainnya, maka dari itu Jeano sudah ada di rumah.
Memang benar pulang lebih awal namun tugasnya malah lebih banyak, bungsu Sanjaya itu langsung mengganti seragamnya dengan baju rumahan dan berlari ke bawah sambil membawa beberapa buku dan alat tulis untuk menghampiri Bundanya.
"Bunda Bunda, bantu aku kerjain tugas fisika." pinta Jeano saat sudah duduk manis di lantai menghadap meja kecil yang memang biasa ia gunakan untuk belajar di ruang tengah.
"Kerjain dulu Dek, nanti tanya sama Bunda kalo ada yang gak paham." ujar Ale.
Jeano mengangguk dan langsung mengerjakan tugas fisikanya sedangkan Ale yang juga duduk di bawah sedang mengupas bawang merah dan bawang putih untuk persediaan.
"Bunda, rumus momen inersia bola pejal?" tanya Jeano.
"Dua per lima dikali m r kuadrat." jawab Ale dengan santai sambil masih mengupas bawang.
"Wow." gumam Jeano sambil menulis rumus yang dikatakan Bundanya.
Saat keduanya sibuk dengan urusan masing-masing tiba-tiba ponsel Ale yang ada di atas meja berdering.
"Dek tolong angkat, tangan Bunda bekas bawang." pinta Ale.
Segera Jeano meletakkan pulpennya dan meraih ponsel sang Bunda.
"Ayah yang telepon Bun." kata Jeano.
"Angkat, loudspeaker." titah Ale.
"Halo?"
"Ini Jean Ayah, Bunda baru ngupas bawang tapi ini diloudspeaker kok."
"Bunda sibuk nggak?"
Jeano mendekatkan ponselnya pada Ale.
"Nggak, kenapa Yah?" jawab Ale.
"Boleh anter makan siang? Aku sibuk banget hari ini."
"Bisa, tunggu ya aku masak dulu sekalian masakin adek." jawab Ale.
"Iya, makasih."
"Sama-sama."
Setelahnya Ale langsung membersihkan peralatannya untuk mengupas bawang sedangkan Jeano kembali dengan tugasnya.
"Adek gak papa Bunda tinggal di rumah? Apa mau main?" tanya Ale.
"Di rumah aja, tugasnya Jean banyak." jawab si bungsu.
"Beneran?" tanya Ale sekali lagi.
"Iya Bundaaaa, Jeano udah besar, gak papa ditinggal sendirian." ujar Jeano meyakinkan.
KAMU SEDANG MEMBACA
Beautiful Scars -JJH- ✔️
FanfictionBOOK I Ketika kebahagiaan palsu terasa menyenangkan, sebuah kisah cinta dan pengkhianatan yang terjadi hingga membuat semuanya harus berakhir.