34-Apologize

191 26 0
                                    




Happy Reading 💗

»»——⍟——««





"Terkadang kita perlu belajar dari matahari, dia mencintai bumi tapi tau itu membinasakan. Maka dia mencintai matahari dengan jaraknya,"ucap Sakura dengan lembut sambil mengelus kepala Violet

" Terdengar dewasa,tapi tetap saja menyedihkan,"ucap Violet menatap sendu jendela kamarnya.

"Tau dari mana matahari cinta sama bumi? mungkin aja dia benci, makanya dia menjauh, " ucap Adeeva.

Mata Violet berair lagi dan tangan Adeeva langsung dicubit oleh Sakura. Shana menghembuskan nafasnya kasar.

"Kenapa lo selalu buat orang lain ketawa, tapi lo selalu buat diri lo nangis? " ucap Shana dengan datar.

"Udah Na, " ucap Sakura.

"Lihat betapa bodohnya lo, lo memperlakukan dia kayak raja, dia memperlakukan lo kayak sampah, " ucap Shana.

"Ia, aku tau aku bodoh, " ucap Violet.

"Na, kata-kata kamu itu kejam banget, " ucap Sakura.

"Tapi kenyataannya emang gitu kan? terkadang lebih baik menampar dengan realita daripada harus terus dipeluk ekspetasi yang membutakan, " ucap Adeeva.

"Lo selalu anggap dia rumah, sedangkan dia gak pernah bukain pintu buat lo, " ucap Shana.

Violet lagi-lagi ditampar oleh kenyataan menyakitkan. Walaupun itu semua terdengar sangat menyakiti hatinya, tapi dia tau jika sahabat-sahabatnya itu bermaksud baik.

"Aku sayang sama dia, " ucap Violet dengan lirih.

"Dia sadar, dia gak peduli, dia gak ada rasa, " ucap Shana.

"Tapi, entah kenapa aku ngerasa dia ada rasa sama aku, walaupun itu sedikit. Dia cemburu kalau aku sama cowok lain, buktinya di-"

"Dia hanya ingin ditemani bukan dimiliki, " potong Adeeva yang membuat Violet diam.

"Terus aku kurangnya apa? aku udah tulus, aku juga nggak jelek, aku udah berjuang sekuat tenaga aku, terus kenapa dia tetap benci sama aku? " ucap Violet dengan lirih.

"Aku beban banget yah? aku cuma buat dia risih yah? aku aneh banget pasti dimata dia. Seharusnya aku sadar diri sih, gimana cowok sesempurna dia mau sama aku, banyak cewek yang lebih sempurna dari pada aku yang suka sama dia. Seharusnya aku sadar saingan aku tuh cantik-cantik, pinter, asik ,nggak ceroboh dan nggak nyusahin, "ucap Violet dengan nafas yang mulai terasa berat.

" Menyalahkan diri sendiri hanya mendatangkan mimpi buruk, "ucap Shana. Tangan gadis itu mengelus rambut panjang Violet.

" Aku mau move on, aku juga capek sama perasaan aku sendiri. Aku juga mau lupain dia, aku juga mau nggak ada perasaan kayak dia, aku udah capek banget terluka terus, aku capek nangis terus, aku mau nyerah sama dia, "ucap Violet dengan pelan.

" Tapi aku nggak tau caranya gimana, "lirihnya.

" Kamu terlalu mencintainya sampai kamu membuat pencipta cemburu, dan memberi luka,"ucap Sakura.

"Jangan jadi senja buat orang yang menyukai malam, " ucap Adeeva.

"Memang sulit, tapi lo harus bisa bangkit. Walaupun ngelupain orang yang lo suka itu adalah suatu ketidakiklasan, tapi lo bisa sembuh jika lo mau, " ucap Sakura.

"Gimana kalau nggak bisa? " tanya Violet sudah menyerah duluan.

"Coba aja, walaupun terlihat sulit tapi bukan berarti tidak mungkin kan? " lanjut Sakura sambil tersenyum meneduhkan.

Menembus BatasTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang