Satu bogem mentah mendarat tepat di wajah Ervan saat Arman tahu keputusan Ervan yang dirasa sangat merugikannya itu."Bangsat kamu, Ervan!"
Ervan masih bergeming, merasakan nyeri di sudut bibirnya yang bercampur rasa besi dari darah segar mengalir.
"Nggak tahu diri!" makinya tepat di depan wajah Ervan. "Kamu tahu? Kamu udah khianati Kinan, kamu udah mengkhianati kakakmu sendiri!"
Di dalam markas yang temaram itu, Ervan sudah pasrah jika harus jadi bulan-bulanan Arman dan anak buahnya, ia tak gentar.
"Cinta benar-benar udah membutakan mata kamu, Van! Kamu lupa penderitan yang Kinan tanggung? Bahkan sampai sekarang, keberadaan Kinan masih jadi misteri. Sementara, adik laki-laki satu-satunya ini justru menikmati permainan hingga lupa diri. Kamu tahu harusnya ada di pihak mana! Dari awal aku sudah peringatkan, jangan pakai perasaan. Cukup pakai otakmu saja," ucap Arman panjang lebar dengan menunjuk sudut keningnya sendiri di ujung kalimat. "Susah payah menyusun rencana balas dendam ini. Hanya tinggal selangkah lagi, dan kamu dengan tidak tahu diri mengacaukannya. Sialan!"
"Nggak seharusnya Trisha yang menuai perbuatan kakaknya. Ini nggak adil buat dia," lirih Ervan yang disambut tawa geli oleh Arman.
"Ervan ... Ervan ..., " sahut Arman sambil menepuk-nepuk bahu Ervan.
Ervan menatap dingin tangan Arman yang berada di bahunya, bergantian ke arah wajah Arman dengan tatapan menusuk. "Harusnya kamu katakan itu dari awal. Bukan sekarang ini, Bodoh!" makinya lagi. Ervan masih diam. "Tapi tak apa, aku bisa atasi kekacauan ini." Arman mundur selangkah. "Kenapa nggak aku sendiri saja yang melakukanya, sepertinya menyenangkan." Arman menyeringai."Apa?"
Arman tergelak mendapati ekspresi tertohok Ervan.
Ervan melangkah mendekat, meraih kasar kerah jaket kulit Arman dan mencengkeramnya kuat. Rahangnya mengeras menahan amarah. Situasi ini membuat anak buah Arman pasang badan. Arman memberi kode dengan tangannya agar anak buahnya tetap tenang.
"Jangan berani menyentuh Trisha atau aku akan menghabisimu!"
"Oke ... kalau gitu jauhi dia mulai dari sekarang!"
Ervan masih menatap maut ke arah Arman dengan salah satu tangan mencengkeram kuat kerah jaket kulit pria tambun itu.
"Menjauhi gadis yang kamu cintai demi keselamatannya. Ini penawaran menarik, bukan?"
Ervan melepas kasar cengkeramannya, membuat Arman hampir terhuyung.
"Kamu belum tahu sedang berhadapan dengan siapa, Ervan, " ucap Arman sambil merapikan kerah jaketnya. "Beraninya kamu mempermainkan aku. Kamu lancang sekali mengacaukan rencanaku!"
"Kenapa aku harus memenuhi perintahmu? Mulai sekarang, aku sendiri yang akan mencari kak Kinan.
Kesepakatan kita selesai!" Ervan balik badan. Pria itu mengayun langkah.Tentu Arman tidak membiarkannya begitu saja. Dengan hanya mengarahkan tatapan pada pasukannya yang berbadan kekar itu, langkah Ervan berhasil dihadang. Sepertinya akan ada pertarungan yang tidak seimbang di sini. Ervan pasang kuda-kuda. Komplotan anak buah Arman maju satu per satu menyerang Ervan. Setelahnya, baku hantam tidak dapat terhindarkan.
Ketika Ervan masih berusaha menjaga pertahanan diri, satu dari komplotan itu mengayun balok kayu tepat di punggung Ervan. Ervan meringis kesakitan oleh hantaman keras dari benda tumpul itu hingga pukulan yang kedua membuatnya rubuh. Melihat Ervan jatuh tersungkur, salah satu dari mereka menginjak tengkuk Ervan tanpa iba.
"Cukup!" Arman menginterupsi. Pria tambun itu melangkah mendekat dan berjongkok di sisi Ervan. "Ini pelajaran buat kamu, Ervan. Kamu akan menyesal sudah berani menentangku!" Arman tersenyum iblis sebelum akhirnya bangkit meninggalkan Ervan diikuti komplotannya.
KAMU SEDANG MEMBACA
Jagat Raya Trisha (Completed)
RomanceAwalnya Ervan berniat untuk mempermainkan gadis bernama Trisha Putri Admaja, menghancurkan masa depannya, lalu ia tinggalkan begitu saja. Persis seperti perlakuan yang didapat kakak perempuannya dulu. Dendam serta kebencian mengalir deras di dalam d...