26. Hilang

693 57 6
                                    


Trisha tertegun menatap banner yang terbentang di pagar Yours Cafe dengan bunyi 'Dikontrakan Hubungi 08193456xxx'.

"Dikontrakan?" Trisha mengerjap, mencoba mencerna apa yang sebenarnya terjadi. Sejak pulang dari berlibur, Ervan tidak bisa dihubungi dan sekarang saat ia ingin menemuinya di kafe yang didapat justru kafenya telah tutup.

Trisha mencoba menelepon Ervan sekali lagi. Namun, nomernya tetap tidak aktif.

Kamu ke mana sih, Van? Apa yang sebenarnya terjadi? Kenapa kamu tiba-tiba menghilang gini? Trisha tampak frustrasi.

Tidak mungkin Ervan tiba-tiba menghilang begitu saja kalau tidak ada sebab. Apakah kekasihnya itu sedang dalam masalah? Trisha menoleh sekali lagi ke arah kafe yang kini berstatus dikontrakan itu, kemudian ia memutuskan menemui Ervan di rumahnya, di mana lagi? Gadis itu bergegas menuju mobilnya yang terparkir di bahu jalan. Tanpa membuang-buang waktu, Trisha sudah melesat menapakai jalanan aspal menuju kediaman Ervan.

Setelah berjalan kaki sesaat menyisir gang sempit, langkah Trisha terhenti tepat di depan rumah Ervan. Dari gerbang besi yang tidak terlalu tinggi itu, Trisha bisa melihat keadaan rumah Ervan dari tempatnya berdiri, tampak sepi. Motor retronya juga tidak kelihatan.

"Permisi ... Ervan ...." Trisha mulai memanggil sekali-dua kali hingga panggilan yang ketiga membuat seseorang keluar dari rumah sebelah.

"Cari Ervan, Mbak?" Seorang ibu-ibu mengenakan daster motif bunga lengkap dengan rol di rambutnya, muncul.

"Iya, Bu," sahut Trisha singkat dengan senyum tipis.

"Tadi saya lihat dia pergi, belum lama. "
"Oh  .... " Gurat kecewa terpeta di wajah Trisha.

"Kenapa nggak ditelepon aja?"

"Sudah, Bu. Tapi nomer teleponnya enggak aktif."

"Mbak pacarnya Ervan, ya?" selidiknya.

Hanya senyum canggung yang Trisha beri sebagai jawaban. Trisha beringsut ketika sesi tanya-jawab dengan ibu-ibu kepo tetangga sebelah Ervan itu usai. Kedua tumitnya kembali terayun lesu menyusuri gang sempit, hingga satu kubangan kecil membuatnya mengingat kembali betapa Ervan sangat menjaganya.

Ervan, kamu di mana? Apa kamu baik-baik aja? Aku khawatir.

Trisha memejam sambil memijat pelipisnya ketika sudah menghuni jok kemudi. Gadis itu menyesal tidak sempat menyimpan nomer telepon rekan kerja Ervan di Yours Cafe. Seandainya saja ia punya nomer telepon Adam atau Zaky, mereka pasti tahu sebab Yours Cafe tutup. Padahal kemarin-kemarin kafe Ervan tampak baik-baik saja.

"Dira? Ya! Siapa tahu aja Dira punya nomer telepon Adam?" Trisha  bermonolog, kemudian tangannya sibuk mengacak isi tote bag--mencari benda pipih pintar miliknya.

Tidak mau berlama-lama, Trisha melalukan panggilan. "Halo, Ra, elo punya nomer telepon Adam?" ucapnya langsung tanpa basa-basi.

"Adam? Adam temennya Ervan?"

"Iya."

"Ada, nih."

"Bagi kontaknya ke gue, ya."

"Oke." Sambungan telepon lengang sesaat. "Eem  ... Tris, Jesslyn bilang elo abis staycation sama Ervan?"

Trisha terdiam sejenak. "Gue ... gue nggak bisa bahas itu sekarang. Gue lagi ada perlu sama Adam, Ra. Tolong bagi nomernya, ya. Gue mau hubungin Adam."

"Emang ada apa, sih?"

"Yours Cafe tutup dan ... Ervan enggak bisa dihubungi."

"Tutup? Maksdunya?"

Jagat Raya Trisha (Completed) Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang