17 || Lies

641 80 13
                                    

Irene dan Joy kompak duduk dipinggiran taman, tak jauh dari tempat Jisoo dan Jennie berbicara.

Sesekali mereka mengintip dari balik koran, memperhatikan keduanya.

Jangan tanya itu ide siapa, karena Irene tidak mungkin memikirkan hal-hal tidak penting seperti itu.

"Lo yakin tentang itu?" tanyanya pada Joy.

"Iya, Kak. 100 persen! Kak Jennie bisa jawab setegas itu didepan Kakek pasti karena Kak Taehyung!"

"Lo tunggu disini." suruhnya.

Irene beranjak dari tempatnya segera setelah melihat Jennie berjalan menjauhi Jisoo.

Lalu mulai berlari kecil ketika gadis yang nampak penuh dengan emosi itu hampir lepas dari pandangannya.

"Jennie!" panggilnya, tepat ketika Jennie melangkah masuk kedalam rumah sakit.

"Ikut gue," titahnya, menarik lengan gadis itu menjauh dari pintu masuk. Kemudian, berhenti di tempat parkir yang kebetulan terlihat senyap.

"Jelasin ke gue kenapa lo setuju sama permintaan Kakek? Lo gak mungkinkan setuju cuma karena ditolak Taehyung?"

Jennie tersenyum sarkas mendengar penuturan Irene, "Ditolak? Gue belum mulai gimana bisa ditolak."

"Gue udah tau, Jen. Beberapa hari lalu lo sama Taehyung jalan bareng, Taehyung juga sempat cerita tentang ini ke gue. Dia temen gue juga."

"Taehyung selalu cerita tentang Jisoo ke gue, jadi tentang lo yang terlalu kentara juga pasti di ceritain ke gue. Taehyung itu tau lo suka sama dia, tapi lo mau gimana? Hatinya udah ke kunci sama Jisoo."

"Jisoo! Jisoo! Jisoo! Kenapa sih nama dia terus yang selalu dibanggakan?!" geram Jennie.

"Lagipula Jisoo udah keperangkap sama jebakannya sendiri! Dia suka sama Taeyong bukan Taehyung!" sambungnya.

Irene mengangkat satu alisnya, "lo tau darimana? Itu bukan asumsi doang kan?"

"Lo aja bisa tau gue suka sama Taehyung, kenapa gak bisa liat Jisoo tertarik sama Taeyong?"

Jennie mendengus, "Dia justru udah tertarik dari awal, gue sadar waktu Taehyung masih dirawat dirumah sakit dulu. Jadi gue selalu perhatiin gerakan Jisoo, dan ya, itu hener."

"Dia sukanya sama Taeyong, dia udah lupain Taehyung."

"Apapun itu, cuma Jisoo yang bisa jawab." Irene menghela pendek, sudah tidak peduli lagi. Tapi tentang niat yang direncanakan untuk gadis itu masih terus mengganjal dihatinya.

Padahal dia sendiri juga sudah menyetujui permintaan kakeknya.

Memang, dia ingin menuruti pria tua itu, tapi anehnya dia selalu ragu-ragu setiap kali memikirkannya.

Mungkin dengan mengetahui alasan Jennie dia bisa menjadi yakin. Dia memang harus melakukannya untuk kebaikan bersama. Bae Irene harus melakukannya.

"Jen, gue tau lo mungkin tertarik sama kepribadian Taehyung, gue akui gue juga sempat suka sama dia. Tapi, Jen, lo gak bisa terlalu obsesi begini. Demi dapetin hatinya sepenuhnya lo mau nurutin kakek gitu aja?"

Jennie merotasikan bola matanya sarkas, "Lo sendiri Kenapa? Lo gak mungkin ikut bantu gue cuma karena perusahaan kan?!"

Gadis itu menghela panjang, "Sebenernya sejak Jisoo ninggalin kita, gue juga gak percaya sama lo, rene. Why? karena Lo orang yang paling deket sama Jisoo!" tambahnya.

"Itu dulu, Jen. Sekarang Kak Myungsoo ada dipihak Jisoo, otomatis gue penerus tertua Lynxgroup. Gue harus bisa lindungi perusahaan."

Jennie berdecih, "gue gak bisa percaya, gue kenal lo gak satu atau dua tahun, tapi dari bayi! Gue tau karakter lo!"

The Secret Of BLACKVELVETTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang