14 || Scattered Glass

667 88 8
                                    

Untuk kesekian kalinya, kediaman Blackvelvet disergam suasana dingin

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

Untuk kesekian kalinya, kediaman Blackvelvet disergam suasana dingin. Lagi-lagi pecahan gelas kaca bercecer di lantai.

"Bagaimana kalian bisa biarkan anak itu menganggu jalan perusahaan?!"

Jennie menatap kakeknya dengan kilatan tajam. Dia sendiri juga merasa muak.

Bukan, bukan karena dia membela argumen Jisoo, Wendy, dan Yeri. Itu juga bukan karena dia ingin menghancurkan perusahaannya.

Hanya saja dia muak dengan segalanya.

"Aku gak bakalan biarin Jisoo berhasil, kek! Kita tau, dia gak sekuat itu buat ngelawan kita sendirian!" tegasnya.

Pria tua itu balas menatap Jennie, "apa jaminan-nya kalo kita gak bakal kalah dari anak itu? Kalian sendiri kenal dia anak yang sangat keras kepala!"

"Kita gak bakal nyerah lawan dia, satu-satunya jaminan terakhir yang bisa kita kasih cuma kematiannya. Dia bakal mati persis kayak bibi Kim."

Irene ikut mendongak, meyakinkan sang kakek.

"Terakhir?"

Gadis itu mengangguk, "Biar gimana pun Jisoo masih keluarga kita, Kek. Aku sama yang lain bakal cari jalan lain sebelum ngambil pilihan itu."

Pria tua itu kini kembali duduk, memijit pelipisnya mendengar penjelasan Irene. Dia benar-benar tak habis pikir dengan anak dari Kim Yoojin.

Tidak ibunya, tidak anaknya, mereka sama saja!

Semua ini karena Kim Junho. Pria yang membuat Yoojin kehilangan nyawa dengan sia-sia, pria yang bahkan tidak pernah tau kalo dia memiliki 2 anak berbakat dalam lindungan Lynxgroup.

Pria sialan yang membuatnya memiliki hubungan darah dengan anak-anak kurang ajar ini!

"Lakukan apa saja yang kalian bisa, dalam konferensi pers besok, jangan sampe ada hambatan! Erom Chip sudah menuju kejayaan-nya." tegas sang Kakek.

"Oh, dimana catatan hasil penelitian yang ada dibawah tanggung jawab Renjun?"

"Kita masih cari, kek. Jeno bilang dia selalu nyimpan berkas penting disatu tempat, dan itu gak bakal dibawa kemana-mana."

Jeno mengangguk, meng-iyakan jawaban dari Lisa.

"Dimana Haechan?! Dia juga berkomplot sama jisoo?!" kakeknya memicing, baru menyadari satu cucunya tidak ada dihadapannya.

Sontak ke-enam perempuan itu menoleh kearah Jeno, membuat lelaki itu hanya dapat menunduk.

"Dia gak punya niat jahat, kek. Haechan lagi di lab, ada hal penting yang harus dia selesaikan. Aku disini, karena kakek minta kita semua harus ada disini malam ini," jawab anak itu.

"Baiklah, kakek harus menemui para investor. Jam 12 malam ini kalian harus temuin catatan yang disembunyikan Renjun," titah sang kakek.

"Paling lambat jam 1 malam, catatan itu harus sudah ada ditangan kakek atau Hwang bisseo."

The Secret Of BLACKVELVETTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang