Minuman sudah dihidangkan sejak siang.
Ayam dingin ditempatkan, dan nasi disendok di atas rebusan kimchi rebus.
Wajah Junho masih bingung.
"Aku masih tidak percaya."
saudaraku kembali dari 10 tahun hilang.
Saya pikir dia sudah mati, tetapi dia hidup kembali.
Dengan wajah yang sama seperti ketika saya masih muda.
Begitu penuh pertanyaan dikepalanya.
"Bagaimana kamu tidak menjadi tua sama sekali?"
"Aku tidak tahu."
"Apa yang kamu lakukan? Kemana saja kamu?"
"Kenapa kamu terburu-buru? Minum dulu."
Mata Suho melebar saat gelas soju bertabrakan dan tertelan.
Hei, ini soju.
Jika ada alkohol, milenium terakhir akan sedikit lebih menarik.
Suho, gemetar, mengulurkan gelasnya.
"Beri aku lebih banyak."
"uh, ya."
Suho meminum tiga cangkir berturut-turut dan tersenyum puas.
"Sekarang katakan padaku. Apa yang kamu lakukan selama ini?"
"Saya ingin bertanya. Apa yang saya lakukan sebelum saya hilang?"
"Saat itu aku baru saja pergi kuliah."
"Bukankah sesuatu pasti telah terjadi sebelum menghilang?"
"Apakah ada satu atau dua orang yang hilang selama Bencana Alam? Kupikir kau dimakan monster."
Jika itu bencana, bahkan Suho tahu itu.
Pada hari kami terhubung ke berbagai dunia setelah tabrakan dimensi pertama dan menerima invasi luar bumi.
Hari dimana 10% manusia mati.
"Orang tua kita juga meninggal saat itu."
Masih sedih memikirkan keberadaannya, tapi mata Junho buram sesaat karena tahun-tahun yang dia jalani.
"Benarkah?"
Suho menuangkan kepahitannya ke dalam segelas soju.
Nah, ini di suatu tempat.
Saya tidak mengharapkan reuni dengan keluarga saya sejak awal, karena saya bertemu dengan adik laki-laki saya.
"Beri aku minuman lagi."
"Ngomong-ngomong, bagaimana hasilnya?"
tanya Junho sambil menuangkan soju.
Dari mana asal hyung dan apa yang dia lakukan setelah 10 tahun?
"Ketika saya membuka mata, itu adalah planet yang aneh. Bagaimana kamu kembali dari hidup seperti ini."
Mata saudaranya berkibar mendengar kata-kata tenang itu.
Anda berada di dimensi lain.
Orang yang kembali yang hanya muncul di TV adalah hyung.
Adikku pasti menderita sama seperti dirinya.
"Apakah kamu terluka di mana saja? Oke?"
"Bro, imutnya. Aku baik-baik saja."
Suho, yang mengosongkan soju sekaligus, mengulurkan gelas.
