"Ya, bagus."
Ketika lima pewawancara pergi, setiap pewawancara memeriksa kertas-kertas itu.
"Saya juga membuka lowongan pekerjaan ini."
"Mereka semua hanya penjahat."
"Aku tahu, benar. Semuanya beku."
"Porter akan baik-baik saja. Saya akan menjaga persediaan saya dengan baik seolah-olah saya akan selamat."
Salah satu pewawancara, Kang Min-hyuk, meletakkan dokumen pewawancara berikutnya di tablet dan memberikan tampilan yang menarik.
"Ini Jang Jae-sik... .... Aku akan membawanya."
"Kepala Kang, seluruh tim sudah penuh."
Kepala departemen SDM, yang telah bertaruh pada peluang, melihat aplikasi Jae-sik Jang.
"Apa, kamu sudah berguling selama 3 tahun dan kamu masih di E-class?"
"Tetap saja, keterampilan kebangkitannya adalah 'ilmu pedang'. Kita hanya perlu mengembangkannya sekali."
"Ya kamu tahu lah."
"Biarkan pewawancara berikutnya masuk."
Tapi pintu terbuka dan hanya empat orang yang masuk.
"Sehat?"
Melihat foto-foto lamaran kerja Jang Jae-sik dan melihat empat orang di depannya, tidak ada wajah yang cocok.
"Jang Jae-sik? tidak punya?"
“… … ….”
Salah satu pewawancara diam menjawab sebagai gantinya.
"Ke mana Anda pergi segera setelah menerima panggilan telepon?"
"Hah. Wawancara itu bukan lelucon."
Para pewawancara menghela nafas dan membersihkan profil Jang Jae-sik.
“… … ….”
Kang Min-hyuk melihat foto profil Jae-sik Jang untuk waktu yang lama dan memiringkan kepalanya.
'Di suatu tempat yang akrab.'
Saya tidak tahu di mana saya melihatnya.
"Ayo kita mulai wawancaranya."
Mendengar kata-kata manajer SDM, Kang Min-hyuk berhenti berpikir dan melihat profil pewawancara lainnya.
*Jun-ho pergi menjemput Myeong-jin dan membawa Lee Sook-ja dan putranya Geon-woo, yang masih berada di kantor.
"paman!"
"Eh, apakah kamu datang untuk menemui pamanmu?"
"Ya… … ."
Geon-woo, yang menjawab dengan malu-malu, melihat sekeliling.
"Bagaimana dengan Baekgu?"
Saya di sini untuk melihat anjing, bukan paman saya.
