7. Keputusan

154 69 5
                                    

AUTHOR POV

Alisha sudah sampai di bandara. Dia menunggu kedatangan orang tua Moza.

Di tempat yang sama Anna juga tengah menunggu Mama dari Kiara. Setelah Moza mengirimkan sebuah foto. Anna menyadari bahwa wanita yang ditemuinya di swalayan pagi tadi adalah ibu Kiara.

Dia segera mencari-cari keberadaan Alisha. "Pah, itu bu Alisha!" Anna menujuk seorang wanita dengan berbaju putih.

Keduanya mendekati wanita itu dan benar saja. "Ibu Alisha?"

"Eh, bu Anna, kita ketemu lagi di sini." Alisha tersenyum ramah.

"Saya orang tuanya Moza, atasan Kiara." Ucap Brata. Alisha terbelalak.

*****

MOZA POV

Pak kepala desa menyebalkan ini terus-menerus mencaci kami berdua hingga Kiara tak berhenti menangis. "Pak! Bisa bapak berhenti berbicara seperti itu? Kami sudah bersabar menghadapi bapak yang tidak punya perasaan ini. Sekretaris saya terus menangis karena bapak!" Aku menatapnya jengah.

Satu jam lebih kami menunggu akhirnya orang tua kami datang. Aku melihat Kiara langsung memeluk erat ibunya. Perasaanku terasa sedikit teriris melihatnya.

"Mama, Kiara gak mau." Ucap Kiara.

"Ssttt....udah sayang jangan nangis lagi ya." Bu Alisha berusaha menenangkan Kiara.

"Ini orang tuanya?" Tanya Kepala Desa itu dengan sinisnya. Jika ada jarum akan kutusuk orang ini hingga kempes.

"Iya saya Brata ayah Moza." Balas Papa.

"Jadi, anak bapak dan kekasihnya itu sudah meresahkan warga Desa di sini." Pak gembul itu menjelaskan semuanya pada ayah. Apa yang menurutnya benar.

"Saya sudah berkoordinasi dengan pihak kepolisian, dan keputusannya hanya 2 mau pilih menikah atau di penjarakan karena telah mengganggu kenyamanan masyarakat."

Papa melirikku sekilas. "Bisa berikan kami waktu?" Tanya Papa.

"Terakhir besok!" Balas si Kades ngeselin itu.

Kami kembali ke hotel dengan mobil yang terpisah. Sampai di sana kami membicarakan keputusan kami untuk besok di kamar Kiara.

"Jadi bagaimana?" Tanya Papa.

"Papa mau denger keputusan Kiara dulu, kamu mau bagaimana nak?" Tanya Papa.

Kiara menoleh dengan pelan, matanya sebam akibat menangis sepanjang perjalanan. "Kiara gak mau nikah sama Moza." Lirihnya.

"Moza? Kamu gimana?" Tanya Papa.

Aku menggeleng. "Moza gak tau harus pilih yang mana."

AUTHOR POV

"Kalau begitu kalian pilih di penjarakan saja." Ucap Brata yang membuat orang-orang di sana terkejut.

"Gak, Mama gak mau anak Mama di penjara. Gimana nanti perusahaan kita pa?" Tolak Anna.

"Entahlah, papa gak bisa menentukan." Balas Brata.

"Bu Alisha, bagaimana jika kita nikahkan saja kedua anak kita? Saya harap anda setuju." Kata Anna.

"Apapun saya akan setuju dengan keputusan yang sudah di sepakati bu." Balas Alisha.

"Kiara gak mau nikah sama Moza! Maaa..." Kiara merengek pada sang Mama.

"Moza masih punya Natasha Pa, gak mungkin Moza ninggalin dia. Tapi...Moza juga gak mau di penjara." Kata Moza.

"Lalu maunya bagaimana?" Tanya Brata.

PUKIS MOZARELLA [END]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang