13. Kembalilah

117 51 2
                                    

HAPPY READING 🧡















AUTHOR POV

"Makasih ya mbah, mari!" Alisha berjalan menuju rumah. Jarak antara rumahnya dengan rumah Mbah Zuniar lumayan dekat tinggal melewati 5 rumah dari utara ke selatan.

Di sisi lain Kiara menatap tajam pada pria di hadapannya ini. "Pergi!" Ia menutup pintunya namun, segera di cegah.

"Ra, tunggu dulu. Aku minta maaf, Ra," ucap Moza seraya menyerahkan boneka dan buket besar di tangannya. Kiara tersenyum dan mengambilnya.

Brug!

"Aku gak perlu barang-barang ini!" Dia melempar kedua benda itu.

Kembali ia menutup pintu rumahnya namun, lagi-lagi Moza menahannya. "Biarin aku ngomong dulu, Ra."

"Pergi gak?! Atau aku teriak biar semua warga dateng."

Moza tak menggubrisnya. "Dengerin aku dulu makanya."

"Malingggg!!!! Tolong!!! Tolong ada maling!!!" Kiara berteriak sekeras mungkin. Moza langsung membekap mulutnya.

"Ssttt...."

Alisha yang mendengar keributan itu segera mempercepat langkahnya. Betapa terkejutnya dia saat melihat rumahnya sudah ramai karena warga berkumpul di sana. "Mana malingnya??" Tanya salah seorang warga.

"Ini!! Gebug aja pak!" Ucap Kiara.

"Kiara!" Kiara yang mendengar suara Mamanya sontak terkejut.

"Apa-apaan ini? Moza? Kamu ada di sini?"

"Anak ibu teriak maling tadi, kita udah dpt malingnya." Kata seorang bapak-bapak berkepala plontos.

"Eh! Nggak, dia itu menantu saya, kalian jangan mau di bohongin sama Kiara."

"Lebih baik kalian kembali ke rumah masing-masing, maaf anak saya sudah membuat gaduh." Ucap Alisha.

Para warga itu pergi seraya mengumpat dan menggerutu. "Kiara ikut mama!"

KIARA POV

Mama menarik tanganku dan memaksa diriku untuk duduk di sofa. "Kamu kenapa sih?"

"Ngapain teriak-teriak gtu?" Tanya Mama.

"Aku gak mau dia dateng kesini!" Aku menujuk ke arah Moza.

"Kamu itu keterlaluan, Moza kesini dengan niat baik malah kamu gituin. Pipinya jadi lebam gara-gara kamu." Mama malah membela si laki-laki nyebelin itu

"Kok mama jadi belain dia sih? Biarin aja lebam biar bonyok aja sekalian."

Mama tak menghiraukan ku. "Apa lihat-lihat?!" Moza hanya tersenyum yang membuatku semakin kesal.

"Pegang dulu." Mama menyerahkan sebuah baskom kecil berisi handuk.

"Kompres dulu lebamnya, habis itu obatin pake salep yang ada si kotak pk3 itu ya." Ucap Mama.

"Ihh gak mau! Mama aja yang obatin." Aku menyerahkan kembali baskom berisi air dingin itu.

"Nggak, Mama lagi sibuk. Mau buat laporan dulu untuk besok." Mama meninggalkan ku begitu saja.

Dari kejauhan Moza sudah menyengir seakan mendapatkan kemenangan.

MOZA POV

Aku merasa senang saat Kiara mendekatiku meski dengan wajah yang sangat kesal. "Apa senyum-senyum? Kesurupan?" Tanyanya.

Perlahan dia duduk di hadapaku. Tak ikhlas. Satu kata yang tergambar dari tatapannya. Wajar, mungkin ia masih marah padaku.

"Mana yang lebam?!" Tanyanya.

PUKIS MOZARELLA [END]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang