19. Membujuk

87 28 5
                                    

Kiara merebahkan dirinya meregangkan otot-otot tubuhnya. Tatapannya terus tertuju pada pintu berharap Moza masuk ke kamarnya.

Jam menunjukkan pukul setengah sepuluh malam, namun Moza tak kunjung masuk ke dalam kamar. Hingga Kuara memutuskan untuk keluar mengecek Moza. Terlihat dari lantai atas Moza tak ada di lantai bawah.

Kretek...kretek....

Kiara menoleh ke arah suara itu. Ia melangkah mendekati kamar itu. "Zaa, kamu tidur di sini?"

Moza tak menggubrisnya. "Biasanya kamu kan tidur sama aku." Kiara terlihat gugup.

Brakk!

Moza langsung menutup pintu kamarnya tanpa memperdulikan Kiara. Wanita itu tampak terkejut. "Iiss...kalo ngambeknya cowok emang beda!" Kiara menggerutu seraya berjalan ke kamarnya.

*****

KIARA POV

Kringg!!!

Kringg!!!

Kringg!!!

Pak!

Suara jam weker benar-benar mengusik tidurku. Pukul tujuh pagi tapi cahaya matahari sangat terik.

Aku mengikat rambutku asal. Menuruni tangga menuju dapur. Kebiasaan pagi yang baik adalah minum air putih sebelum melakukan kegiatan.

Moza!

Lelaki itu tak terlihat sejak aku bangun tidur. Suaranya pun tak terdengar. Aku sudah mengeceknya di kamar namun wujudnya tak ada di sana.

"Pak!" Pak Budi, penjaga rumah kami menghampiriku.

"Pak Moza kemana?" Tanyaku.

"Tuan sudah berangkat ke kantor tadi pagi." Tak habis pikir bisa-bisanya pria itu meninggalkanku dan membawa mobilku.

Aku segera membereskan diri dan bergegas menyewa taxi.

AUTHOR POV

Dengan rasa kesal, Kiara memasuki area kantor. Kembali terjadi ke anehan. Suasana kantor sangat sepi. "Selamat pagi mbak Kiara!" Sapa sang satpam.

"Pagi pak, oh ya kok kantor masih sepi ya?" Tanya Kiara.

"Oh kalo soal itu saya nggak tau mbak, tapi tadi ramai kok." Kiara terlihat bingung.

"Kiaraa!!!" Salah seorang karyawan berlari tergesa-gesa.

"Eh kenapa?!"

"Pelan-pelan atur nafas." Ucap Kiara.

"Mbak kemana aja? Hari ini ada meeting." Ucap lelaki itu dengan ngos-ngosan.

"Hah? Meeting? Jangan ngada-ngada deh, mana ada meeting hari ini."

Karyawan itu menggeleng. "Pak Moza sama semua rekan bisnisnya udah kumpul di lantai 3."

"Isss!!! Mozaaaaa!" Kiara mengentak-entakkan kakinya.

*****

Tok...tok...tok...

"Permisi." Semua orang di dalam ruangn itu menatap ke arah Kiara.

"Selamat pagi semuanya, maaf saya terlambat." Ucap Kiara. Bisikan-bisikan orang mulai terdengar.

Kiara melirik Moza, namun pria itu mengcuhkannya. "Pak, saya harus bahas apa?" Tanya Kiara sedikit berbisik.

Moza dengan kasar menyodorkan sebuah berkas. Kesal. Namun Kiara menahannya.

Gadis itu mempresentasikan semua isi berkas di depan para klien. Penjelasannya yang mudah di mengerti membuat para klien terkesan.

PUKIS MOZARELLA [END]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang