18. Cemburu?

107 32 6
                                    

Hari ke tujuh belas

MOZA POV

Kiara sibuk dengan handphonenya. Sesekali ia tertawa dengan sendirinya. "Ra, ayo tidur." Ajakanku hanya direspon dengan deheman.

Aku menarik ujung bajunya. "Ihhh, Moza! Aku masih nonton." Rengeknya yang kini sudah terbaring di sebelahku.

"Nonton apa tuh? Aku ikut!" Kiara menyembunyikan ponselnya.

"Nggak usah, ganggu ihhh!" Ia berbalik memunggungi diriku.

Perlahan aku menggerakkan tangan melingkari pinggangnya. Sontak Kiara menegang. "Nonton apa sih? Penasaran ni." Dia tak menjawab.

Aku membalikkan badannya hingga kami berhadapan kini. "Kalo kita emang jodoh gimana?" Tanyaku.

"Hah? Maksudnya?"

"Gimana kalo kita itu sebenarnya berjodoh?"

"Entahlah, aku bukan tuhan." Ucapnya.

Aku menggenggam tangannya lalu mendekatkannya pada dadaku.

Srett...

Dengan cepat Kiara menarik tangannya. "Apaan sih, Za?"

AUTHOR POV

Grudug!!

Gemuruh guntur berbunyi memanggil hujan. Lampu di kamar Kiara berkedip-kedip. "Za, itu lampunya rusak." Lapor Kiara.

"Nggak kok, itu perasaan kmau aja." Balas Moza lalu kembali memainkan ponselnya.

Deg!

"Aaaaaa!!! Moza!!" Kiara langsung memeluk erat tubuh Moza dalam kegelapan.

Hujan yang turun semakin deras disertai suara gemuruh kilat menambah suasana seram. "Aku takut....hiks..." Kiara meringkuk sembari memeluk Moza.

"Ga usah takut, ada aku di sini." Moza menenangkan Kiara.

"Kamu diam dulu ya, aku mau cek listrik di luar." Ucap Moza yang dibantah keras oleh Kiara.

"Nggak boleh!! Isss...jahaat banget sih!" Kiara merengek seperti anak kecil.

"Lho kok jahat kenapa? Aku cuma keluar sebentar habis itu ke sini lagi." Jelas Moza.

Kiara menarik tangan Moza. "Nggak mau! Jangan tinggalin aku, Za..." Nada biacara yang serius membuat Moza mengurungkan niatnya.

"Ya udah, jangan nangis lagi. Aku suruh Pak Budi dulu ya." Moza mengambil ponselnya dan menelpon seseorang.

"Halo pak, coba tolong cek listriknya ya."

"Sudah tuan ternyata ada kerusakan. Saya jzga sudah hubungi tukang listrik."

"Bagus, terima kasih pak."

"Sama-sama tuan."

Tutt...

"Udah, kamu denger tadi? Pak Budi udah hubungi tukang. Bentar lagi lampunya nyala." Moza mengecup sekilas kening Kiara.

Tiba-tiba lampu menyala. "Ra, lampunya udah nyala." Kata Moza, namun tak ada balasan. Ternyata Kiara sudah tertidur lelap.

Wajah Kiara terlihat sangat teduh saat terlelap. "Aku gak bakal ninggalin kamu." Moza tersenyum.

*****

Kiara menggeliat dan melihat Moza terpejam dengan tenang. Senyum terukir di wajahnya.

Kringg!!!

PUKIS MOZARELLA [END]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang