Happy reading...
🏨PHEROMONES🏨
Aku segera mempersiapkan adrenalin ke dalam spuitku dan menggulung lengan baju pria itu dan baru akan menyuntikan cairan yang berfungsi menaikan tekanan darah sebelum tangan Kyuhyun menghentikan tanganku.
"Apa itu?" tanya Kyuhyun, menatap tanganku tajam.
Oke, aku tidak menyalahkannya karena meragukanku, karena yah penampilanku memang tidak mendukung untuk dikatakan sebagai dokter sekarang, tapi ayolah, jangan sekarang!
"Adrenalin, untuk syok. Aku dokter" kataku tegas, memberikan jawaban identitas padahal tidak ditanya.
Tangan Kyuhyun masih mencengkram tanganku.
"Bisa kau tunjukan buktinya? Aku tidak mau terjadi sesuatu pada temanku" selidiknya, ada gurat ragu jelas di wajahnya.
"Apakah aku harus kembali ke mobil untuk mengambil kartu namaku yang hanya akan membuang-buang waktu? Saat aku kembali temanmu mungkin benar-benar akan mengalami henti jantung dan ia akan mati dalam sepuluh menit. Jadi bagaimana?" tanyaku frustasi padanya.
Ia masih terlihat ragu. Tapi cengkraman tangannya mulai mengendur.
Aku menarik nafas dalam, "Percayalah padaku jika kau masih ingin ia selamat. Aku akan bertanggung jawab" kataku menatap manik gelapnya dalam. Membangun kepercayaan pria itu.
"Aku akan menyelamatkannya" kataku sekali lagi dengan putus asa.
Dan berhasil, ia melepaskan tanganku.
Aku langsung menyuntikan cairan itu ke otot lengan atas pria yang sudah tidak sadar diri ini.
Kemudian terus memantau detak jantungnya dan nafasnya, yang masih spontan tapi lemah─jadi tidak perlu CPR. Dan bertepan saat itu ambulance datang.
(📍 CPR hanya dilakukan jika pasien mengalami henti jantung dan henti napas)
Kami segera menaikannya ke tandu dan membawanya ke mobil ambulance.
Terdapat lima orang di kursi belakang ambulance. Aku, Kyuhyun, pria alergi, dan dua staff ambulance.
"Aku sudah memberikan adrenalin, kalian bisa melanjutkan prosedur oksigen dan cairan" kataku pada kedua petugas itu.
"Baik dokter" jawab mereka.
Aku menoleh ke samping kananku pada Kyuhyun. Dengan mata menyiratkan; see, mereka memanggilku dokter, kau percaya sekarang?
"Aku tidak tahu kau dokter, karena.." ia memutus kalimatnya dan menaik turunkan tangannya seperti menilaiku.
"Tukang stereotip" kataku malas, mengalihkan tatapan darinya.
~🏨🏨🏨~
Kami sampai di Central Care, langsung membawa pria itu ke bagian UGD untuk mendapatkan penanganan. Aku turut mengantarnya kesana dan menjelaskan beberapa hal pada dokter yang bertugas saat itu.
Tepat saat aku selesai menjelaskan, Young keluar dari salah satu bilik pasien, dengan pandangan aneh tertuju ke arahku. Dan begitu juga beberapa orang yang sempat kupergoki tadi─memandangku aneh sama seperti Young, sejak sampai di RS. Seolah aku masuk daftar pembunuh yang paling dicari dengab upah besar bagi yang menemukan.
"Kau tidak berniat mengganti baju Hyein-ah? Aku tahu kau memiliki bentuk yang bagus tapi ini di rumah sakit" kalimat pertama yang Young ucapkan saat sudah berjarak satu meter dariku.
KAMU SEDANG MEMBACA
PHEROMONES
RomanceSebaiknya enyahkan stereotip; dokter itu pecinta buku dan membosankan. Karena, Kim Hyein─gadis itu bukan pecinta roman picisan, lebih mengarah ke pencinta casino dan club terlebih dengan tato di belakang telinga, tindikan dan rambut diwarna. Hidup...