Happy reading...
🏨PHEROMONES🏨
"Benarkah? Kau tidak akan berkata begitu saat pernah merasakannya" jawabnya membuatku bergidik.
Masih menatapku intens dan aku tidak tahu apa yang akan dilakukannya setelah ini terutama dengan mata menggelap akan kabut gairah.
"Jangan terlalu percaya diri, Cho Kyuhyun"
"Uhmm, mengenai flashdisk itu kenapa kau tidak menggunakannya? Maksudku kau bahkan meminta seseorang untuk membawanya, lalu kenapa setelah kuberikan tidak kau gunakan?" tanyaku, berusaha mengalihkan topik dari pembicaraan berbau seksual."Awalnya aku berniat memberikannya pada hyungku hari ini juga, tapi dia sudah pergi sebelum kau datang"
"Begitukah?"
"Bukankah ini saatnya meminta maaf?"
"Tidak ada permintaan maaf jika tidak salah. Dan ini bukan salahku"
"Sudah kuduga" jawabnya ambigu.
"Apanya?"
"Jawabanmu tentu saja─"
"─Dengar, ini terjadi karena kau, kau yang mengambil flashdisk yang salah duluan, seharusnya kau menanyakan supir taksinya dulu, bagaimana bisa kau langsung menyambar flashdisk ─"Blablabla─bla.
Entah apa yang Kyuhyun katakan selanjutnya, tapi seingatku masih tersisa dua paragraf lagi, yang sangat tidak penting dan tidak ingin kudengarkan.
~🏨🏨🏨~
Aku menukar uang di loket. Merasa perlu melepas penat sejak kejadian seminar kemarin.
Pria itu, Han Jungsuk terlihat sedang bermain di salah satu meja. Aku melangkahkan kaki kesana.
Gelagatnya yang selalu berusaha mengajakku makan ataupun bertemu di luar kasino menunjukkan dengan jelas kalau ia menaruh hati padaku. Sangat kentara. Tapi yah, hanya kusetujui beberapa kali.
Pernah sekali, saat aku tiba-tiba membatalkan jadwal dengannya lima menit sebelum waktunya, tapi pria ini tidak marah. Maksudku aku yakin ia bahkan sudah di restoran menungguku tapi menyangkal kalau itu salahnya yang datang lebih awal. Tsk.
Dan seperti biasa, selesai berjudi aku berakhir di meja bar dengan Jungsuk.
~🏨🏨🏨~
Sepertinya aku mulai kekurangan akal karena aku mulai menggunakan penggaris besi untuk membuka kaleng bir yang tidak kunjung terbuka setelah melalui tahap konvensional─yang menyebabkan pengungkitnya patah.
Menimbulkan suara gaduh di tengah malam sunyi.
Sampai pria penghuni kamar di ujung lorong berlawanan datang tanpa mengetuk pintu dan sekarang melayangkan tatapan menilai padaku.
"Kau punya misi menghancurkan rumah?"
"Jika aku punya misi menghancurkan rumah, maka aku akan memegang peledak sekarang, bukannya penggaris besi" kataku, mengangkat penggaris besi di tangan.
Ia berjalan mendekat dengan angkuh, kemudian merebut kaleng bir di tanganku.
"Begini cara membukanya" kata Kyuhyun, bertepatan dengan itu tangannya terluka karena permukaan tidak rata kaleng yang terbuka─ulahku dan penggaris.
KAMU SEDANG MEMBACA
PHEROMONES
RomanceSebaiknya enyahkan stereotip; dokter itu pecinta buku dan membosankan. Karena, Kim Hyein─gadis itu bukan pecinta roman picisan, lebih mengarah ke pencinta casino dan club terlebih dengan tato di belakang telinga, tindikan dan rambut diwarna. Hidup...