25. Way To Spend Your Break Days

182 32 1
                                    

🏨PHEROMONES🏨

Bukan vanilla late, melainkan kopi pekat hitam yang kini menemaniku. Setelah kembali tidur larut pukul satu pagi tadi, aku benar-benar harus memaksa mataku terbuka karena pemindahan shift oleh dokter Baek─yang mengenaskan, memaksaku mendapat shift pagi, lagi.

Sial.

Aku bahkan kesulitan untuk fokus di operasi pertamaku tadi.

Pegal-pegal pada sendi dan ototku tidak bisa diabaikan, belum lagi mataku yang sudah berkantung hitam menyerupai mata panda betina habis melahirkan.

Mau tidak mau aku meminta Kyuhyun untuk mengantarku tadi pagi, bahkan saat ia tidak memiliki jadwal mengajar pagi, melainkan ia memiliki jadwal mengajar malam, dan secara otomatis untuk pulang nanti aku harus menggunakan jasa taksi.

Oh, taksi.

Mungkin seharusnya aku bisa menumpang di mobil Young, jika saja gadis itu tidak mengambil cuti dan langsung meluncur ke Pohang pulang kerja kemarin─ini hari peringatan kematian ayah Young.

Aku meringis menatap jadwal hari ini yang mengerikan. Dua operasi lagi yang cukup panjang─operasi bypass artery dan glioblastoma.

Baiklah, sebenarnya aku sudah mengambil ancang-ancang untuk protes pada dokter Baek, menyiapkan seribu kata untuk mematahkan keputusan pemindahan shiftku yang sangat merugikan untukku, hampir saja.

Jadwal ini sialan hancur.

Tapi setelah aku mengamati jadwal hari selanjutnya, dimana ia memberiku kompensasi bonus libur tiga hari, kata-kata umpatan untuk memrotesnya harus kutelan mentah-mentah, keinginan protes padam seketika.

Kenapa?

Karena aku perlu liburan yang benar-benar libur, aku bahkan sudah membayangkan menghabiskan waktu di Up$ideDown dan L7 yang sudah cukup lama tidak kukunjungi.

Ah, aku tidak sabar.

~🏨🏨🏨~

Aku memasuki rumah kami, yang entah bagaimana tapi malam ini menyerupai kuburan─sangat gelap. Satupun lampu tidak ada yang menyala, sedangkan rumah sebelah terang sekali, jadi tentu saja ini bukan pemadaman.

Sebenarnya tidak aneh juga, karena kadang rumah memang akan terlihat seperti kuburan begini saat aku, Jay dan Young bersamaan belum pulang kerja. Jadi tidak perlu parno dan berlebihan mengira sesuatu yang buruk sedang terjadi di dalam.

“Jay-ya?”

“Cho Kyuhyun?”

Dan tidak ada balasan dari salah satu mereka. Mungkin karena Kyuhyun belum pulang, lalu kemana Jay? Pria itu sepertinya tidak memiliki jadwal lembur hari ini.

Akh.

Dan denyutan di kepalaku mulai semakin meronta. Sebenarnya sudah mulai terasa sejak akhir operasi keduaku tadi. Tapi kali ini semakin berdenyut tajam.

Bagus, efek samping overwork, bahkan kopi tidak mempan.

Aku bergegas menghidupkan  lampu teras dan ruang tamu, kemudian bergegas menuju kamar dengan sisa kesadaran yang kumiliki sebelum aku limbung di pintu masuk.

Sialan. Mataku sudah benar-benar berat.

Sampai di kamar, aku langsung mengambil pengukur suhu tubuh. Setelah mengambil termometer di kabinet kamarku dan menempelkannya pada tubuh, penunjuk suhu menunjukkan angka 38,5 derajat celcius.

PHEROMONESTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang