18. The Mission

181 28 0
                                    

Happy reading...

🏨PHEROMONES🏨

“Turunkan tanganmu, Lyn” perintah Mom dengan suara tertahan rendah berusaha menutupi pergerakan bibirnya saat aku sampai di depannya.

Aku mengalihkan mata pada Mom─setelah beberapa detik beradu tatap dengan Kyuhyun yang berdiri cukup berjarak di belakang orang tuaku, bersama seorang wanita ramping tinggi. Pria itu mengenakan setelan semi formal─kemeja putih, jas abu tidak dikancing dengan lengan mengumpul di sikunya dan  celana kain sewarna.

Aku sudah menduga akan melihatnya disini karena waktu itu ia mengatakan The Crystal adalah milik keluarganya. Otomatis aku mengetahui ia keturunan C Group.

Tapi tetap saja.

Aku cukup tercekat saat beradu mata dengan iris gelapnya barusan.

“Aku sulit berjalan, lagipula bukankah fungsi potongan ini memang untuk dibuka agar mudah berjalan?”

“Astaga, tentu saja tidak. Kita di Korea ingat? Tidak sedang di Amerika sayang”

“Kau yang memilihkan gaun ini Mom, ingat?”

Mom mendengus.

Aku dapat menangkap sedikit raut menyesal di wajahnya saat tangannya yang semula berkacak pinggang beralih memijat pelipisnya pelan. Oh mom yang malang.

Kan?

Sudah kukatakan, aku membenci gaun.

Aku sudah mengajukan ide fashion atasan dan bawahan bisa terlihat sangat elegan juga─tanpa mengurangi hak asasiku untuk berjalan. 

Ck, seharusnya Mom mendengarkanku kemarin.

Jadi salahkan Mom atas hasil ini.

“Kau sudah selesai berjalan jadi bisa kau lepaskan sekarang?” pintanya akhirnya.

Oops, aku lupa.

Aku segera menurunkan pegangan pada gaun.

“Jadi bisa aku pulang sekarang Mom? Aku sudah hadir kan?”

Mom tersenyum, menipiskan bibirnya selanjutnya berkata, “Tidak sebelum kau menyapa pemilik acara dan menghabiskan lima potong kue kering rasa lemon disana” katanya, menunjuk meja dengan berbagai jenis makanan. Sialnya menyuruhku memakan lima potong kue yang paling aku benci.

Lemon cookies.

Mom!

Aku mendengus tidak suka, “Apa ini semacam misi?”

“Tentu saja tidak tapi kewajiban”

“Tapi ini bukan hari kewajiban memakan kue kering rasa lemon sedunia” kataku memberenggut.

“Kau menyayangi kami kan?”

“Tidak perlu ditanya” jawabku mantap.

“Maka jangan mempermalukan kami oke? Kami sudah berteman dekat dengan keluarga Cho. Dan juga ini pertama kalinya kau bertepatan bisa hadir setelah selama ini selalu menghindar setiap kami ajak, bukan begitu? Jadi diamlah beberapa saat disini” cercanya yang tidak bisa kubantah sedikitpun.

Okey mom, jadi dimana tepatnya aku dapat menemukan pemilik acara agar dapat mulai melakukan misiku?”

Ia tersenyum dan menyenggol Dad yang cukup sibuk berbincang dengan pria paruh baya berkacamata.

PHEROMONESTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang