7. His Autumn 🍁

209 36 0
                                    

Happy reading...

🏨PHEROMONES🏨

"Jadi kau benar-benar dokter disini?"

Aku berbalik dan mendapati Kyuhyun disana, sedang berjalan mendekati sofa.

Sedikit tercengang dengan pertanyaannya, aku memutar bola mata malas. Orang ini masih belum percaya? Setelah aku menyelamatkan temannya. Yaampun!

"Ya" jawabku singkat, menunjuk papan nama diatas meja kerjaku. Oke, aku mulai malas menjawab pertanyaan yang sama berkali-kali.

"Bagaimana temanmu?"

"Sudah membaik"

"Bagaimana tahu ruanganku?"

"Bertanya pada suster di UGD"

Aku duduk di sampingnya dan menyerahkan jas biru miliknya untuk berkata, "Aku tidak suka berhutang jadi kuanggap ini sebagai rasa terimakasihmu karena aku telah menolong temanmu tadi"

Ia menatapku dengan alis tertekuk, menunjukan kebingungan. Tapi akhirnya ia mengambil jas itu.

Ia menggerakan tangannya, memintaku mendekat. Yang kubalas hanya dengan menaikan sebelah alisku.

Entah apa yang ingin dikatakan pria ini, tapi kemudian mendekat kearahku.

"Apakah ini tahi lalat?" tanyanya dengan tangan menyentuh ujung daguku, yang sungguh aku berani bersumpah itu pertanyaan paling tidak penting abad ini yang ditanyakan padaku.

Yah, walaupun aku belum hidup satu abad, tapi jika itu terjadi aku berani bertaruh, pertanyaan ini, pertanyaan yang diajukan Kyuhyun saat usiaku yang ke dua puluh enam tahun, saat aku berada di Central Care, tepatnya ruang kerjaku, pukul sembilan malam lewat lima menit setelah drama hujan di awal musim panas, ini akan menjadi pertanyaan yang paling tidak penting diantara riwayat hidupku dalam satu abad.

Tapi tidak, pertanyaan itu bukan fokusku. Melainkan aroma musim gugur favoritku yang kembali memasuki indra penciumanku. Lebih pekat daripada yang dikeluarkan jasnya saat aku pinjam tadi siang. Membuat percikan hangat di dalam yang mulai menjalar ke seluruh tubuh.

Apakah aku memang menyukai musim gugur sebanyak ini? Aku yakin masih lebih memilih aroma vanilla manis dibandingkan aroma musim gugur─yang memang favoritku diantara semua musim.

Tapi kenapa musim gugur pria ini sangat errr.. memabukan? Apakah parfumnya atau sabunnya atau deterjen bajunya atau apalah itu yang menjadi sumber aroma musim gugur darinya mengandung tingkat alkohol yang sangat tinggi hingga membuat orang mabuk dan tidak bisa berfikir jernih bahkan dalam jarak yang masih normal─maksudku ini masih dua puluh centi.

Membuatku ingin menghirup musim gugur ini lebih dalam, menghidunya tepat di pusat sumbernya, apakah dada bidang pria ini atau cerukan lehernya atau di bahunya? Dimana tepatnya ia menyemprotkan parfum itu? Entahlah, sepertinya otakku mulai membentuk bidang miring.

Aku mengerjapkan mataku beberapa kali. Menatap matanya yang gelap. Hanya ada deru tarikan nafas dalam beberapa detik kedepan.

Aku masih cukup waras saat hanya penasaran dengan aroma musim gugurnya, ya masih cukup waras saat itu,

Sampai entah kenapa dengan sangat sialannya otot mataku mengarahkan tatapanku turun. Tanpa sengaja melihat bibirnya yang cukup dekat. Bibir yang kata Kim Young proporsional sedikit tebal.

Kau bisa menjerit karenanya.

Dan sialnya tiba-tiba kalimat Kim Young kembali terngiang.

Cepat-cepat aku membuang wajah ke vas bunga tulip kuning di atas meja, membuat tangannya mau tidak mau melepaskan daguku. Berusaha membuat vas itu menjadi objek yang menarik walaupun aku sudah bosan memandangnya setiap hari karena tidak pernah diganti─itu bunga palsu. Ini tidak boleh berlangsung lebih lama lagi.

"Seperti yang kau lihat, kecuali kau memiliki masalah penglihatan" kataku asal, berusaha mengembalikan otakku yang membentuk bidang miring kembali lurus.

Ia menarik satu sudut bibirnya keatas. Entah apa yang dipikirkannya.

"Kukira ada sesuatu di wajahmu tadi" katanya enteng.

Ia beranjak "Aku juga tidak suka berhutang jadi kuanggap kita impas" katanya sambil mengangkat jas birunya. Dan berlalu begitu saja keluar ruanganku.

TBC

PHEROMONESTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang