13. The Crystal

147 32 0
                                    

Happy reading...

🏨PHEROMONES🏨

Tirai cokat dan putih di ujung ruangan yang menutupi jendela, kemudian lukisan abstrak berwarna coklat di dinding sebelah kanan dan empat kursi kayu dan sebuah sofa panjang mengelilingi sebuah meja kayu dengan sebuah vas bunga. Nuansa yang menenangkan.

Aku sedang berada di The Crystal─salah satu ruang tunggunya, untuk seminar hari ini.

Masih memainkan ponsel saat seorang panitia dengan nametagAhn Dayeon Bagian Acara, tiba-tiba memasuki ruanganku dengan wajah gusar.

"Selamat malam dokter, saya ingin mengonfirmasi apakah dokter sudah mengirimkan materi seminar ke email kami?"

"Sudah kukirimkan ke email panitia tiga hari lalu"

"Baik, akan saya konfirmasi ke bagian Humas terlebih dahulu"

Aku hanya menganggukan kepalaku ringan. Dan ia menghilang di balik pintu.

Tidak selang lima menit orang itu kembali datang dengan satu orang lagi─nametag; Yeo Jiyoon Bagian Humas.

Ekspresi wajah mereka dengan jelas menunjukan sesuatu tidak beres di luar kendala terjadi, seperti; aku meninggalkan jemuran di luar saat tiba-tiba hujan terjadi di awal musim panas.

"Ada apa?" tanyaku langsung. Menangkap ekspresi ketidakberesan di wajah mereka.

Mereka terlihat ragu dengan bola mata tidak fokus ke kanan kiri, kemudian menjawab, "Maafkan saya dokter, tapi saya salah mengirimkan alamat email ke dokter, apakah dokter kira-kira membawa filenya dok?"

"Oh astaga" kataku malas.

Aku membuka emailku berusaha mengunduh file yang telah kukirimkan ke email yang salah itu. Tapi sialnya riwayat pengiriman email bersih, dan detik itu aku baru ingat kalau aku melakukan pembersihan email kemarin saat menemukan terlalu banyak spam menyebalkan.

Dan aku tidak membawa flashdisk.

Tsk!

Aku mendesah kesal.

"Apakah tidak ada dok?" tanyanya dengan wajah takut-takut.

"Bagaimana bisa kalian melakukan kesalahan seperti ini? Filenya tidak ada di ponselku" kataku marah.

"Sudahlah kalian keluar saja, aku akan mencari cara bagaimanapun"

"Maafkan kami dok" kata mereka berulang sambil membungkuk berkali-kali sebelum meninggalkan ruanganku yang tidak kutanggapi sama sekali.

"Terlalu banyak manusia bodoh di muka bumi ini. Oh sangat menyebalkan" dumelku sendiri.

Aku buru-buru menelepon Kim Young yang sedang berada di rumah sakit. Seingatku aku menaruh filenya di flashdiskku di rumah sakit. Semoga saja Young bisa membantu.

"Eo, Young-ah, bisakah kau ke ruang kerjaku dan mengirimkan flashdiskku yang ada di laci ke The Crystal?"

"Uhm... aku cukup sibuk sekarang"

"Tolonglah, sebentar saja, di laci pertama sebelah kanan. Aku sudah memesan taksi untuk menjemputnya kesana. Kau bisa memberikannya pada sopir taksi itu nanti langsung" kataku dengan nada putus asa di setiap kalimat.

"Baiklah"

Pip.

Satu harapanku, jalanan Seoul tidak macet seperti dua hari lalu yang membuatku harus duduk dua jam di mobil hanya untuk pulang ke rumah─waktu yang cukup untuk membuatku hampir mati kebosanan. Aku menghembuskan napas gusar.

PHEROMONESTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang