12. (Pov Faris : Surat cerai)

24.3K 2.2K 333
                                    

Hy guys, kalian kangen gak sih sama cerita ini?
Masih pada nungguin gak?
Selamat membaca,
Lafyuu

~Gadis Lumpuh Perebut Suamiku~

Pov Faris

"Ris. Faris." Aku menutupi kedua telingaku dengan bantal. Mama berisik sekali.

"Fariiissssss."

"Ris bangun Faris." Aku merasakan tubuhku di guncang disertai suara teriakan dari Mama. Membuatku mau tak mau akhirnya membuka mata dan bangkit dari tidurku.

Selama liburan paksaan yang berkedok honey moon ini. Bukannya menghabiskan waktu bersama Nala. Aku malah memilih untuk main game hingga pagi dan tidur di sofa depan Tv. Dan hal ini sukses membuat tubuhku pegal di beberapa bagian.

Ah nanti saat pulang dari sini aku akan minta dipijit Maura. Dengan tambahan sedikit service tentu saja. Ah Maura tunggu Mas sayang. Sudah tidak sabar rasanya. Aku akan menjemput Maura setelah ini. Lihat saja.

Apalagi rasanya sudah lama aku sudah tidak merasakan surga dunia. Tekatku sudah bulat untuk bergelut di ranjang bersama Maura sampai pagi. Tak sabar rasanya bisa memeluk dan mencicipi tubuh indah Maura.

Plakkk

"Sakit Ma." Kataku sambil mengelus bagian lenganku yang di pukul oleh Mama.

"Dibangunin susah banget. Pas udah bangun bukannya cepet-cepet mandi ini malah ngelamun sambil senyum-senyum sendiri ngayal yang enggak-enggak ya kamu."

"Anu Ma." Aku menggaruk belakang telingaku yang tak gatal.

"Udah sana mandi. Buruan balik Mama sama Nala udah siap-siap."

"Ntar deh Ma. Masih pagi mau tidur dulu. Katanya chek outnya dari sini jam tiga sore." 

"Kita pulangnya sekarang. Kamu lupa kalau hari ini pencairan deposito. Abis ini langsung ke Bank dulu aja." Aku menepuk pelan keningku. Bisa-bisanya aku melupakan hal ini.

"Oh ya Ma. Nanti yang seratus juta mau aku kasih buat Maura." perkataanku sukses membuat mata Mama mendelik.

"Loh ya gak bisa gitu dong Ris."

"Ma Maura itu masih sah jadi istriku. Ada hak Maura disitu. Lagian deposito itu atas nama Maura. Tanpa Maura juga aku gak mungkin punya deposito." 

"Tapi kamu yang kerja. Dia cuma di rumah aja. Kurang puas apa nikmatin hasil kerja kerasmu selama ini. Jangan mau dibodoh-bodohin Ris."

"Dua ratus juta itu bukan cuma uangku Ma. Ada sebagian uang Maura juga disitu. Aku aja masih pusing mikirin gimana cara ngomong sama Maura soal ini." kataku sambil meninggalkan Mama lalu memasuki kamar.

Entahlah semakin kesini aku semakin merasa Mama berusaha untuk menyingkirkan Maura sedikit demi sedikit.

~Gadis Lumpuh Perebut Suamiku~

Mobil berwarna putih yang kukendarai mulai melaju. Melewati jalan yang disuguhi dengan pemandangan perkebunan teh yang begitu memanjakan mata. Aku melirik ke arah kursi penumpang disebelahku menatap Nala yang memakai terusan selutut berwarna putih dengan corak bunga-bunga kecil berwarna hijau. Mirip seperti milik Maura yang kubelikan dulu waktu aku perjalanan bisnis ke Bali. 

Bahkan bukan cuma sekali dua kali aku mendapati hal ini. Sudah sering sekali Nala memakai baju maupun aksesoris yang mirip atau bahkan sama persis dengan milik Maura. Mungkinkah mereka mengikuti tren fashion yang sama? Entahlah aku juga tidak begitu mengerti tentang fashion. Karena selama ini Maura yang selalu mengatur penampilanku.

Gadis Lumpuh Perebut SuamikuTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang