17. Sisa Gaji

17.5K 2K 221
                                    

Pov Author

Flashback on

Maura tersenyum cerah kearah hasil kerjanya. Dua buah kursi dan satu buah meja berisi beraneka hidangan lezat penggugah selera terletak di dekat kolam renang. Lilin-lilin dan taburan bunga mawar tersusun rapi dari tempatnya berdiri sampai pintu utama.

Sang suami mengabarkan kalau hari ini dia akan pulang cepat. Maura tentu tak menyia-nyiakan hal itu. Dia akan memberikan sedikit kejutan untuk pemilik hatinya. Sebuah makan romantis untuk mengurangi kejenuhan suaminya yang beberapa hari ini terlalu larut dalam pekerjaannya dan juga adik angkatnya.

Maura menatap ke arah cermin. Dres selutut berwarna putih tanpa lengan, dengan tantanan rambut kuncir satu. Tak lupa di semprotkannya parfum dengan aroma citrus yang begitu semerbak. Tak masalah melakukan ini jika hanya didepan suaminya. Menyenangkan suami adalah sebuah pahala bukan?

Maura sadar hubungannya dengan Faris akhir-akhir ini merenggang. Mulai terjadi perdebatan-perdebatan kecil diantara mereka, kebohongan-kebohongan yang dilakukan Faris sampai terpangkasnya uang bulanan untuknya. Tapi Maura tak pernah mau berpikiran negatif. Dia akan merebut kembali hati suaminya. Mengembalikan rumah tangganya yang utuh seperti dulu. Kecuali jika Faris memang menginginkannya mundur.

Suara mobil berhenti dipekarangan. Sebelum membuka pintu Maura mengintip setelah memastikan Faris hanya sendiri dia baru membuka pintu.

"Masuk Mas." sambutnya begitu ramah.

Faris terperangah menatap kearaha deretan lilin-lilin dan taburan bunga warna merah yang begitu memanjakan mata.

"Sayang kamu yang nyiapin?" 

"Iya, aku merasa hubungan kita akhir-akhir ini agak renggang makanya aku buatin kejutan buat Mas biar kita bisa makin erat lagi." aku Maura malu-malu.

"Makasih sayang. Ngomong-ngomong kamu cantik banget hari ini." bisik Faris di telinga Maura. Membuat semburat merah muda menghiasi kedua pipi perempuan cantik itu.

"Mas ih gombal trus. Eh Ini belum yang utama tau. Yuk kebelakang." ajak Maura sambil menggandeng tangan Faris. Mambawanya ke tepi kolam renang dan menyuruh Faris duduk di kursi berhadapan dengannya.

"Wow mas bener-bener gak nyangka kamu nyiapain ini sayang. Makasih." kata Faris sambil mencubit hidung mancung pemilik hatinya.

"Iya Mas. Oh ya buat pembuka kita makan salad buah dulu."

"Wah cantik banget bentuknya manis lagi sama kayak yang bikin." puji Faris setelah menyuapkan satu sendok salad ke arah mulutnya.

Hingga beberapa saat kemudian gawai Faris berdering. Maura sudah curiga saat mengetahui kalau yang menelfon adalah Ibu mertuanya. Ditambah dengan Faris yang harus menjauh saat mengangkat penggilan itu bertambahlah besar kecurigaan yang di rasakan oleh Maura. Bolehkah dia egois sehari saja? Tidak puaskan dua bulan ini sang Mama dan adik iparnya memonopoli suaminya itu?

"Sayang maaf. Mas mesti pergi ke rumah Mama. Nala lagi pengen makan sate ayam."

"Udah Mas disini aja. Maskan buakan penjual sate ayam. Biar pesen pakai ojol atau deliv langsung dari kedaikan bisa." sanggah Maura.

"Gak bisa, Ra. Nala maunya Mas yang beliin."

"Trus makan malam kita gimana Mas?" lirih Maura dengan mata berkaca-kaca.

"Makan sendiri aja. Mungkin Mas nanti nginep disana. Capek kalau harus bolak-balik."

"Udah tau capek. Tapi Mas masih aja bolak-balik kesana. Nala ini Nala itu. Sampai Mas gak pernah ada waktu buat aku. Sebenernya istrinya Mas siapa? Aku atau perempuan itu?"

Gadis Lumpuh Perebut SuamikuTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang