Assalamualaikum wr.wb
Hujan mengguyur Jogja pagi ini, dengan keadaan yang dingin salma turun untuk menemui darma dibawah. Ia sengaja datang pagi pagi begini karena sang ketua BEM datang untuk menjemputnya ke kampus dengan alasan ia tidak mau salma naik angkutan sendiri, takut ada yang ganggu. Padahal sin modusnya si darma.
"Kak habis ini gausah sering jemput gue ya?" Ucap salma tiba tiba saat ia menaiki motor darma. Darma menoleh ke belakang dan menepuk helm salma pelan membuat salma melotot.
"Kenapa ga boleh? Toh juga ayah sama bunda kamu ngebolehin."
"Salma gak enak sama farel, dulu sebelum kita kenal farel selalu antar jemput salma terus sekarang farel jadi sedikit menjauh dari gue." Salma terus memperhatikan gerak gerik darma yang terlihat santai.
"Kamu suka sama farel?"
Salma mengerinyitkan dahinya, ia tidak tahu perasaannya kini. Namun bisa dibilang ia juga mulai menaruh hati pada seniornya ini.
"Udah lah kita berangkat aja ayo."
"Siap!" Darma lekas mengedarai motornya sedang, ia sengaja tidak terburu buru karena ia ingin berlama lama dengan gadis ini. Jalanan yang basah dan suara petir yang bersautan membuat salma sedikit memajukan posisi duduknya dan memeluk ransel darma erat, darma yang mengetahui ini lantas mengendarai motornya dengan lebih cepat agar ia sampai di kampus.
"Kak makasih ya, oh iya nanti ada sesuatu yang mau gue omongin. Lo jangan pulang dulu ya." Salma menyerahkan helm nya dan lalu berpamitan pada darma tanpa menunggu jawaban darma.
Darma hanya tersenyum lalu turun dari motornya dan berjalan santai ke kelasnya, ia tidak sengaja bertemu farel dan clara yang tengah berjalan juga kearahnya. "Farel." Darma mencegah tangan farel agar tidak pergi.
"Ada apa kak?" Tanya clara.
"Gue mau ngomong sebentar sama farel, bisa?"
Farel dan clara mengangguk pelan lalu clara berjalan ke depan sedikit menjauh dari keduanya. "Ada perlu apa kak?"
Darma mengembuskan nafasnya pelan lalu mengambil sesuatu dari sakunya. "Gue mau nitip ini buat salma tolong lo beri ke dia ya, tapi jangan sekarang. Nanti kalo misalnya gue pergi."
Farel mengangkat alisnya sebelah. "Maksutnya gimana?"
"Kalo gue udah lulus dan ga bisa ketemu sama salma lagi." Darma lalu menepuk pundak farel dan berpamitan kepadanya. Farel menatap punggung darma yang mulai menjauh lalu ia menyimpan pemberian darma di tas nya.
"Rel tadi kak darma ngapain?" Tanya clara saat farel sudah menghampirinya.
"Bukan apa apa cuma tentang BEM doang kok." Jawabnya lalu dibalas anggukan oleh clara. Keduanya lalu berjalan ke kantin, farel sebenarnya hendak menemui salma namun herannya gadis itu sangat sulit ditemui. Ia juga sengaja tidak mengirim pesan apapun karena ia tahu darma sedang mode pendekatan pada salma yang membuat farel harus mundur pelan.
"Kamu gamau makan dulu sal?" Tanya Nissa saat salma berpamitan untuk keluar setelah kelas menemui farel, ia sangat penasaran mengapa farel akhir akhir ini menjauhinya.
"Engga nis kamu sama ando aja." Nissa dan ando saling tatap namun dengan raut wajah yang sulit diartikan.
"Kenapa lu berdua? Oh gue tau jangan jangan Kalian saling suka ya?" Goda salma membuat keduanya salah tingkah. Ando pun memutuskan untuk pergi dari tempatnya dan meninggalkan nissa serta salma.
"Aku ikut kamu aja deh sal." Nisaa menggandeng tangan salma dan salma pun mengangguk. Keduanya berjalan kearah lobi kampus yang lumayan ramai karena jam istirahat, salma mencari cari keberadaan farel dan iya farel tengah duduk sendiri ditaman sambil membawa sesuatu.
"Farel.." salma memanggil nya dan ikut bergabung di samping farel dengan jarak yang tidak terlalu dekat. Farel segera memasukan benda itu ke saku celananya.
"Kenapa sal?" Tanya farel.
"Lo kenapa akhir akhir ini kaya ngejauh dari gue." Salma menarik lengan farel yang sedikit menjauh dari salma. Nissa pun yang merasa canggung akhirnya memutuskan menunggu mereka di kursi taman yang tak jauh dari keduanya.
"Lo marah sama gue?"lagi, farel tidak menjawab pertanyaan salma. Membuat salma sedikit kesal dan akhirnya menendang kaki farel dengan keras.
"Akh.." farel memegangi kakinya yang terasa sakit.
"Iya iya anak taekwondo, dikit dikit nendang mulu lo."
Salma menahan tawanya, sedikit merasa senang karena farel sudah mau berbicara dengannya. "Lagian sih Lo aneh banget lo ga pernah kerumah gue, ga pernah jemput gue, ga pernah chat gue kalo ada tugas. Lo udah pinter ya sekarang?"
Farel menatap salma lalu menghembuskan nafasnya pelan. "Gue gamau ganggu lo sama kak darma."
"Maksutnya?"
"Ya elo kan deket banget sama kak darma siapa tahu udah jadian gitu." Salma mampu menangkap aura cemburu dari farel, ia sedikit menyunggingkan senyumnya kala merasakan cemburunya farel yang terang terangan.
"Gue gak mau pacaran, kalo pun kak darma serius sama gue dia bakal ketemu sama orangtua gue buat ngelamar gue." Ucap salma santai.
"Jadi lo udah kasih lampu hijau buat dia?" Farel menatap tajam salma dan hanya dibalas anggukan oleh salma.
"Gak gak gue gamau keduluan sama darma, sal lo tau kan gue suka sama lo?" Farel mendekatkan duduknya agar lebih dekat dengan salma.
"Rel, gue ga pernah larang Lo buat suka sama gue kok. Selagi perasaan gue tumbuh buat Lo, lo bisa perjuangin gue biar kita akhirnya bisa sama sama." Jeda berapa detik. "Tapi elo juga harus bisa lihat dibelakang Lo ada clara yang tulus sayang sama lo."
Farel menunduk, ia merutuki sendiri nasibnya. "gini ya ditolak sebelum waktunya."
Salma hanya tertawa lalu mengajak farel untuk pergi ke kantin agar ia tak memikirkan hal ini. "Udah ah kita ke kantin aja yuk makan. Nisaa ayo ke kantin." Ajak salma.
"Oke sal " nisaa pun berdiri dan mengikuti salma.
"Darma ada ibadah ga Minggu ini?" Tanya bu vita selaku guru agama Hindu yang sekarang tengah berkuliah juga meneruskan S2nya. Darma menganggukkan kepalanya.
"Iya bu ada apa?"
"Gapapa kok soalnya kemarin saya ketemu sama perempuan katanya sering nunggu kamu di pura tapi kamu ga dateng." Bu vita meletakkan berkas berkas di meja BEM darma.
"Saya lagi ada urusan jadinya ibadah di rumah." Jawabnya. Bu vita hanya menganggukkan kepalanya lalu keluar dari ruang BEM.
Darma mengambil ponselnya dan mengubungi Tiwi, ia penasaran apakah yang dimaksud bu vita tadi adalah Tiwi atau tidak. Namun nihil nomornya tidak dapat dihubungi, akhirnya darma memutuskan untuk pergi ke pura kecil yang ada di kampus. Ia sudah jarang sekali pergi ke pura kampus, karena suatu hal. Ia rasa salma juga tidak tahu kalau dibelakang kampus ada pura.
"Beri aku petunjuk mu, aku telah menaruh hati pada seseorang yang bukan umatmu, aku telah mencintainya." Darma menangkupkan tangannya ke kepalanya dan menutup matanya sembari bersimpuh.
"Kita beda?" Darma menoleh kebelakang ada sosok yang dicintainya tengah berdiri mematung dengan raut wajah yang terkejut.
"Tunggu aku bisa jelaskan." Darma mengejar salma yang sudah berlari dulu dengan Air mata yang seketika luruh.
Pernah ga sih kalian udah naruh hati tapi dia ga seiman sama kita? Rasanya nano nano yee😭
Wassalamu'alaikum wr.wb
KAMU SEDANG MEMBACA
BERBEDA
ActionSaat sholatku tak serupa dengan sembahyang mu. Kita sejalan namun tak searah. -Salma- Saat aku melangkahkan kaki ke pura dan kamu berbeda menuju masjid. Kita seamin namun tak seiman, kita hanya dipertemukan bukan untuk disatukan. -Darma-