Assalamualaikum wr.wb
"Kak?" Perempuan itu membuyarkan lamunan darma. Ya, darma membayangkan bagaimana jika salma tahu kalau mereka berdua berbeda.
"Kenapa sal?"
"Udah mau ashar ayo pulang." Salma turun dari tangga dan berjalan mendahului darma. Darma mengembuskan nafasnya kasar, mau tidak mau dia harus mengakui jika keduanya berbeda.
"Sal tadi pagi kamu mau ngomong apa sama aku?" Tanya darma. Salma mengingatnya dan berhenti di depan lobi kampus.
"Sebenernya ini sih udah lama Salma mau bilang tapi nanti aja deh habis sholat aku bilang." Jawabnya dan dibalas anggukan oleh darma.
Kini keduanya telah sampai dimasjid, darma mengambil helm yang dipakai salma. Darma masih melihat orang yang lalu lalang masuk kedalam masjid.
"Ayo kenapa nglamun?" Tanya salma.
"Kak?"
Darma masih mematung disana, tidak ada respon apapun.
"Kak, kenapa sih lo?" Salma mulai kesal karena darma sedari tadi hanya diam. Darma turun dari motornya dan mengikuti salma yang berjalan menuju teras masjid.
"Udah sana wudhu! Ngapain ngikutin gue?"
"Kak kok diem Mulu sih? Ada apa?" Salma berdiri lagi dan menyentuh lengan darma. Ia mulai berkaca-kaca membuat salma kaget.
"Kak, kenapa? Ada yang sakit?"
"Maaf sal." Ucapnya, salma terkejut kenapa darma mengucap maaf padanya.
"Soal apa?"
"Aku bohong."
Salma masih tidak mengerti yang dikatakan darma. Tak terasa sudah waktunya sholat dan salma pun memimta izin untuk sholat terlebih dulu dan membahas masalah ini nanti. Darma pun setuju dan ia masuk kedalam tempat wudhu membasuh wajahnya. Selepas sholat salma buru-buru menemui darma yang sudah menaiki motornya.
"Kak."
"Udah selesai?" Salma menganggukkan kepalanya. Darma mengajak salma untuk pergi ke cafe dekat sana. Setelah mereka masuk dan memesan minuman, Salma pun segera bertanya apa yang terjadi pada darma.
"Kak, tadi kenapa kok tiba-tiba minta maaf sama gue."
"Kamu dulu aja, kan tadi mau ngomong." Darma tersenyum hangat pada Salma, ia pun mengangguk sambil terus tersenyum.
"Jadi kemarin, ayah sama bunda bilang ke Salma. Kalau kak darma serius sama salma, segera temuin mereka kak. Sebentar lagi kan kak darma lulus, Salma ga memaksa kalau pun bukan salma yang kakak pilih nantinya. Tapi, orangtua Salma udah kasih restu."
Darma terdiam, senang kah? Atau ia harus sedih? Semua seakan jadi satu dalam hatinya. Pikirannya mendadak kosong, ia bingung apakah harus mengatakan hal ini juga pada salma, melihat salma yang sangat bahagia dengan ucapannya barusan.
"Aku seneng kalau orangtua kamu akhirnya restuin kita, tapi.." darma menggantungkan kalimatnya dan meremas jari jemarinya.
"Tapi apa kak? Kamu ga suka?" Salma bertanya dengan serius. Keadaan mulai canggung.
"Maaf sal aku harus bilang hal ini sekarang, aku takut kalau aku bilang nanti kamu akan kecewa."
Salma mengerinyitkan dahinya, bingung ada apa sebenarnya dengan darma. "Maksutnya apa sih?"
Ia menghembuskan nafasnya pelan sebelum mengatakan hal ini. "Kamu islam.. aku hindu."
Perlahan tapi pasti wajah Salma berubah, ia terkejut. "Kak, jangan bercanda dong ga lucu tau." Ia tertawa pelan.
KAMU SEDANG MEMBACA
BERBEDA
ActionSaat sholatku tak serupa dengan sembahyang mu. Kita sejalan namun tak searah. -Salma- Saat aku melangkahkan kaki ke pura dan kamu berbeda menuju masjid. Kita seamin namun tak seiman, kita hanya dipertemukan bukan untuk disatukan. -Darma-